Salah satu tantangan ketika harus #StayatHome selama sebulan lebih adalah bagaimana mengelola emosi agar tetap stabil. Ya, mood swing lebih bisa terpicu saat semua anggota keluarga mulai bosan dengan aktivitas di dalam rumah. Anak-anak pun mulai mengeksplorasi semua sudut rumah dengan mainan yang berceceran. Lengkap dengan pemandangan cucian piring yang tak henti, seolah sedang di restoran 🤣. Namun, insyaAllah tetap banyak hal positif yang membahagiakan.
Nah, tentang pemandangan rumah yang berantakan, perabot yang tak tersusun rapi di tempatnya, bagi sebagian orang tak jadi masalah. Namun, bagi sebagian yang lainnya bisa menjadi pemicu stress yang luar biasa. Termasuk membuat mudah terpacu emosi dan mood tak karuan.
Saya pribadi saat ini berada di fase yang bisa "mentoleransi" keadaan rumah yang kurang ideal dengan alasan menjaga "kewarasan". Tentu bukan berarti membiarkan rumah berantakan dan tak dibersihkan. Namun, lebih kepada menurunkan standar, tak lagi idealis berharap rumah bersih rapi bak postingan di instagram ðŸ¤
Dalam kondisi yang lain, saya punya "alarm" kalau kondisi rumah sudah tak karuan. Ya, saya sering curhat dengan suami tentang kondisi ini. Benar-benar meminta waktu khusus supaya saya bisa beres-beres lebih santai, tenang, fokus tanpa "gangguan" anak-anak. Rasanya memang plong sekali. Terkadang badan yang lelah setelah beres-beres seharian terbayar dengan kepuasan hati. Ya, meskipun biasanya suasana itu bertahan beberapa jam saja.
Kemarin seharusnya saya mengeksekusi untuk "decluttering", namun tidak bisa dieksekusi karena saya kurang enak badan. Beberapa pekan terakhir saya melakukan detoks pikiran dan detoks media sosial. Kini saatnya saya mendetoks hal lain yang sering menjadi distraksi, yaitu kondisi barang di rumah yang kurang tertata rapi dan barang yang sudah menumpuk di berbagai sudut rumah.
Karena rencana decluttering urung dilakukan kemarin, maka hari ini dengan penuh semangat saya memulai hari dengan beres-beres berbagai sudut rumah yang saya sadari "mengganggu" pikiran saya beberapa hari belakangan. Sambil mengobrol ringan dengan suami, saya mulai mengeluarkan satu persatu barang, menyortir, menyusun kembali dan tentunya membuang barang-barang yang tak diperlukan lagi.
Saya pribadi sejauh ini tidak melakukan beres-beres rumah dengan metode tertentu. Saya lebih menyesuaikan saja dengan kemampuan diri. Dulu saya sempat melakukan "konmari", tetapi suami nampaknya belum sepakat sepenuhnya, alhasil belum berhasil diterapkan secara konsisten.
Nah, meskipun hari ini decluttering belum tuntas dikerjakan, namun rasanya saya merasa puas, semangat dan senang melihat beberapa sudut rumah sudah rapi kembali. Jujur, memang hal "sepele" begini bisa membuat emosi saya gak karuan. Karena sesuatu yang tidak teratur terkadang membuat pikiran saya tidak fokus.
Decluttering sejatinya bukan sekedar tentang beres-beres, rumah rapi atau membuang barang-barang. Namun, bagaimana semua itu bisa membantu proses self healing supaya pikiran kita lebih fokus dan aktivitas kita lebih efisien karena tak perlu mencari waktu yang lama untuk mencari barang. Saya semangat sekali melakukan decluttering hari ini, karena memang diniatkan dalam rangka mempersiapkan ramadhan yang akan datang beberapa hari lagi. Rumah rapi, hati bersih, dan tubuh sehat. Bismillah ☺️
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#day28
Comments
Post a Comment