Skip to main content

Rencana Persiapan Program Ramadhan

Proyek self healing yang sedang saya jalankan di #tantangan30hari kelas kepompong, insyaAllah bisa menjadi start awal proses tazkiyatun nafs menuju persiapan ramadhan. Ramadhan tahun ini tentu akan menjadi sangat berbeda, di tengah kondisi pandemi yang masih terjadi. Begitupun beberapa kondisi yang tidak memungkinkan kita melakukan ibadah di bulan ramadhan seperti biasanya. 

Dalam aspek keimanan, semua ini adalah qadha Allah yang harus kita terima dengan penuh keridhaan dan kesabaran. Dan di aspek lainnya, hal ini adalah sebuah tantangan yang harus kita pecahkan agar kita bisa tetap mengoptimalkan amalan terbaik di bulan ramadhan.

Kemarin, saya baru saja memulai corat-coret sekaligus membuka kembali target- target ramadhan beberapa tahun lalu.  Tak lupa saya membaca evaluasi ramadhan setiap tahun. Nah, ada beberapa poin penting yang bisa saya ambil hikmahnya, yaitu tentang fokus dan konsisten, seperti yang saya pelajari juga di kelas ulat-ulat.

Tahun ini saya harus bisa menyiapkan strategi sekaligus support system yang bisa mengingatkan saya agar bisa "on track". InsyaAllah saya akan menggunakan grup WA khusus perjalanan saya dan suami saat bulan ramadhan yang sudah saya buat sejak tahun 2017. Alhamdulillah, proses yang kami lewati bisa terdokumentasi termasuk bisa menjadi bahan refleksi dan evaluasi untuk perbaikan ramadhan kami ke depannya.

Dari evaluasi ramadhan sebelumnya, biasanya yang menjadi distraksi adalah seminggu menjelang lebaran dan sesudahnya, di mana posisi kami sekeluarga sudah mudik ke kampung halaman. Jika di akhir ramadhan harusnya kualitas dan kuantitas ibadah dikencangkan, seringkali saya malah menurun dan keteteran, kehilangan fokus dan prioritas ibadah, di tengah kumpul-kumpul keluarga besar. Kadang saya lupa untuk sekedar menepi sebentar untuk me recharge energi dengan ibadah-ibadah nafilah yang seharusnya lebih ditingkatkan. 

Tahun ini, dengan situasi seperti ini, sepertinya tidak memungkinkan untuk mudik. Mungkin Allah memiliki rencana terbaik, supaya saya pribadi dan keluarga bisa lebih mengoptimalkan ibadah di bulan ramadhan tahun ini. Bismillah, hari ini saya kembali menyusun target ramadhan dengan lebih spesifik. Mulai dari berapa halaman Al Qur'an yang harus dibaca perhari, buku, dll. Intinya, saya mencoba menuliskannya dengan lebih detail dan spesifik.

Apa yang saya pelajari di tahap ulat-ulat, dan apa yang saya praktekkan di tahap kepompong sejatinya akan benar-benar "diuji" konsistensinya di bulan ramadhan. Bagaimana hati dan pikiran saya bisa tetap positif, tidak terpengaruh oleh "toxic" dari lingkungan sekitar pun harus memiliki self control yang baik. Ya, semoga ikhtiar melaksanaan #tantangan30hari ini bisa membantu saya mempersiapkan ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.


#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#day21

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...

Liburan ke Kampung Halaman

Alhamdulillah tak terasa sudah lebih dari dua minggu saya menuliskan tentang aha momen bersama Sabrina, khususnya tentang apa yang senantiasa membuatnya berbinar. Saya pribadi mencatat bahwa sesuatu yang membuat Sabrina berbinar adalah sesuatu yang sering sekali dilakukannya atas inisiatifnya sendiri. Hal tersebut dilakukannya berulang kali hingga membuatnya begitu "anteng" bereksplorasi, bahkan tanpa sadar beberapa kerjaan rumah saya bisa selesai ketika Sabrina bermain sendiri. Indikator lainnya yaitu bagaimana ekspresi Sabrina yang ketika melakukan suatu hal begitu bersemangat, berteriak kegirangan dengan wajah penuh senyuman. Ya, bernyanyi misalnya. Hal itu yang selalu membuatnya begerak dan tertawa penuh kebahagiaan.  Aktivitas lain yang selalu membuat Sabrina berbinar adalah berjalan-jalan. Melihat sekelilingnya entah itu pasar, perpustakaan, maupun alam terbuka. Ya, walaupun mungkin Sabrina juga bukan tipe yang mudah berbaur, tapi setidaknya dia begitu menikmati sebua...