Skip to main content

Self care: Kapan Terakhir Kali Aku Merawat Diri?

Beberapa hari yang lalu saya menuliskan jurnal berlajar tentang self love yang akan membuat kita untuk lebih peduli dengan diri kita sendiri (self care). Bagi saya pribadi, self care itu cakupannya sangat luas. Tidak hanya sekedar peduli untuk merawat fisik namun juga hati dan pikiran kita. Seperti dua hari yang lalu proses detoks gadget dan media sosial bagi saya pribadi merupakan bentuk self care yang harus saya latih. 

Hari ini saya bangun lebih pagi. Alhamdulillah semalam bisa tidur lebih awal. Sebelum subuh saya sempatkan membaca buku yang baru saja  sampai semalam. Buku yang saya baca berjudul "Happiness Everyday" karya Safiya Hussain. Buku ini kemudian mengingatkan saya bahwa sejak memiliki anak kedua tak jarang saya lupa untuk bercermin dan menyisir rambut dengan tenang, kecuali saat akan berangkat ke suatu kegiatan.  Oh tidak!! Saya baru tersadar, sesibuk apakah pekerjaan saya sebagai ibu rumah tangga?

Rasanya sudah lama saya tergesa-gesa, tidak fokus, dan merasa "dikejar-kejar" waktu. Hal yang tidak tepat adalah saat saya seolah menyalahkan faktor eksternal sebagai penyebabnya. Misalnya saja "Gimana bisa relaksasi, abisnya mau mandi aja pintu udah digedor anak-anak!", "Kerjaan ibu rumah tangga kan gak ada habisnya, boro-boro mau maskeran dan luluran, masih bisa mandi aja alhamdulillah!" . Ya, begitulah keluh kesah yang terkadang menjadi pembenaran untuk dijadikan alasan bagi saya cuek dengan diri sendiri, seolah mementingkan kebutuhan yang lain dibandingkan diri sendiri.

Hari ini saya kembali tersadar, bahwa tubuh kita adalah amanah, tubuh kita perlu dirawat dan dicintai. Semata karena kita mencintai dan ingin menjaga amanah dari yang menciptakannya, yaitu Allah SWT.

Hari ini saya mencoba bercermin lebih lama, menatap bayangan saya di cermin, menyentuh wajah saya sambil tersenyum. Oh ternyata kantung mata saya sudah melebar, oh ternyata pipi saya semakin chubby 🤣🤭

Saya bercermin bukan semata karena akan berangkat ke luar. namun saya menyengaja untuk bercermin sambil melakukan self talk, bersyukur atas karunia yang telah Allah berikan. 

Catatan pembelajaran hari ini mengingatkan saya tentang sebuah niat, bahwasanya kita ingin berubah lebih baik bukan karena orang lain namun karena Allah semata. Maka, tak perlu pujian untuk akhirnya kita dibilang lebih rapi, bersih dan wangi, menjadi istri yang pandai merawat diri. Cukuplah kita melayakkan diri saat berhadapan dengan Sang Ilahi. Jadikan semua semata ibadah, saat suami pun merasa senang dengan perubahan kita.

Hari ini saya mendapat badge satisfactory karena memang saya masih melaksanakan self care ini minimalis ala kadarnya, belum serius dan konsisten. Banyak aspek yang harus saya tingkatkan ke depannya dan terus berlatih agar menjadi habits baru yang positif.
Hal baik yang ingin saya perbaiki khususnya bukan semata memakai baju rapi dan berdandan saat di rumah. Namun, saya ingin lebih mempersiapkan diri dengan berpakaian rapi, bersih, wangi saat menghadap Allah dalam ibadah shalat yang saya laksanakan, bismillah.

#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#day17

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany