Skip to main content

Yuk Jalan-Jalan ke Perpustakaan

Hari ini tanpa direncanakan akhirnya kami mengajak Sabrina ke perpustakaan lagi. Setelah sebelumnya kami pernah sengaja "jauh-jauh" ke Jakarta untuk mengajak Sabrina ke perpustakaan di Jakarta, niatnya waktu itu karena ada playground nya yang konon katanya luas juga. Eh nyampe sana malah lagi gak buka😅😂. Flashback satu tahun yang lalu, ternyata Sabrina memang sudah senang dengan buku sejak dulu. Masih ingat saat pertama sampai sana, gadis kecil ini kegirangan naik-naik rak buku ngambil buku sendiri. Sambil jinjit diambilnya satu demi satu buku, lalu duduk di meja kecil sambil minta dibacakan. Untung saat itu pengunjung perpusnya baru kita aja, wkwkwk...karena emang kepagian😂.

Nah, hari ini kita gak jauh-jauh ke Jakarta, karena kita main ke perpustakaan masjid UI. Karena masih pagi suasananya juga masih sepi, karena mahasiswa masih pada di kelas😬. Walhasil, Sabrina juga dibolehin masuk, meskipun cuman sebentar juga. Alasannya karena kami sadar diri, ketika Sabrina mulai asyik lari sana sini bawa buku, duduk manis, lalu "membaca" dengan gayanya yang khas dan suaranya yang nyaring😂. Sebelum "dimarahin", kami bujuk Sabrina untuk pulang, dan ternyata anaknya menolak bilang "mau baca buku", wkwkwk...antara seneng anak doyan buku dan panik takut diusir penjaga perpus.

Selama di perpus, ada satu buku yang diambil Sabrina. Setiap buku baru rasanya selalu bikin Sabrina penasaran. Tapi sayangnya isinya penuh dengan tulisan, jadi kurang cocok untuk anak balita, mungkin kalau sudah usia TK atau SD bisa lebih menikmati ceritanya.


Overall, perjalanan yang gak disengaja ini membawa pembelajaran bagi kami. Pertama, tentang pentingnya kami sebagai orangtua untuk mengenalkan kepada Sabrina tempat-tempat yang baik. Masjid dan perpustakaan adalah dua tempat yang seharusnya menjadi daya tarik bagi para pencari ilmu. Dulu sih bunda kesini buat ngadem doang😂.

Kedua, untuk meningkatkan daya tarik literasi pada masyarakat, khususnya anak, memang penting banget bikin fasilitas perpustakaan yang ramah anak, bikin anak betah serasa di rumah. Kalau kepo lihat perpustakaan di luar negri (dari sosial media)😂, kayaknya banyak banget yang cocok buat balita. Baik fasilitas dan bukunya bikin orang nyaman dan mau balik lagi kesana.

Ketiga, kayaknya inovasi perpustakaan masjid perlu dikembangkan juga di masjid-masjid lain. Ya, supaya masjid tidak hanya sebagai pusat ibadah saja, tapi pusat untuk menuntut ilmu. Kebayang kan, kalau anak-anak muda jadi pada betah di masjid? Sambil diskusi, baca, ngaji, sholat, dll? Bukan kayak sekarang yang rame kalau gak kantin ya kafe tempat ngopi.

Perpustakaan bukan sekedar tempat menyimpan ribuan buku. Coba bayangkan jika buku itu hanya dipajang di rak-rak penyimpanan. Bukankah yang menempel hanyalah debu? Alangkah sedihnya melihat masjid dan perpustakaan begitu sepi jika dibandingkan mall dan kafe-kafe kekinian.

Satu lembar buku yang kita baca boleh jadi akan membawa perubahan besar dalam hidup kita. Jadi, jangan pernah jadikan alasan "gak punya buku" membuat kita enggan membaca.


"Cobalah sesekali jalan-jalan ke perpustakaan. Boleh jadi di sana ada sumber ilmu yang membuatmu ketagihan"

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst
#Day15

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany