Skip to main content

Membaca Buku Itu Menyenangkan

Tentang proses mengenalkan literasi pada anak balita tentu bukan hal yang mudah, apalagi instan. Terkadang sebagai orangtua seringkali berhenti di tengah jalan ketika proses yang dilalui tak sesuai dengan target dan harapan.  Belum lagi, melirik anak tetangga sebelah koq kayaknya segala bisa. Biasanya berujung pada baper tiada henti dan memberi berbagai stimulasi berlebihan pada anak. Harapannya supaya anak mengejar "ketertinggalannya". Termasuk yang paling umum dihadapi para orangtua adalah realita calistung pada anak. Mungkin, saya pribadi belum ada di fase itu. Ya, belum ada di fase dagdigdug ketika menjelang usia sekolah anak belum lancar membaca, tulisan masih berantakan dan berhitung masih ogah-ogahan.

Nah, sebelum ada di fase itu, saya pribadi saat ini lebih menikmati fase observasi dan eksplorasi tentang apa yang menjadi minat Sabrina dan bagaimana cara belajarnya. Termasuk dalam hal ini yaitu tentang literasi. Sejak awal saya mengenalkan buku pada Sabrina tidak ada target kuantitatif berapa buku yang dibaca, jenis buku apa, dll. Saya hanya berusaha memfasilitasi sekaligus mendampingi tentang apa yang dia minati untuk dieksplorasi. 

Seperti hari ini, hampir seharian Sabrina lebih senang "ngoprek" mainan masak-masakan, boneka, dan bermain di luar. Jika kondisi demikian, biasanya inisiatif untuk berinteraksi dengan buku datang dari saya "Nak, yuk kita baca buku! Sabrina mau cerita apa?". Biasanya pertanyaan itu langsung direspon Sabrina dengan berusaha mencari buku yang diinginkannya. Seperti hari ini buku "Waah Gigi Cican Sakit", "Aku Bilang Tolong" dan buku "Aisyah yang Cerdas" menjadi pilihan bacaan Sabrina.

Namanya anak kecil, terkadang fokus perhatiannya bukanlah pada alur cerita di buku, tapi kepada imajinasi dan gambar yang menarik perhatiannya. Seperti ketika saya membacakan cerita Aisyah, Sabrina justru tertarik dengan gambarnya. Secara spontan saat melihat gambar wanita berkerudung maka dengan sigap dicarinya kerudung untuk dipakai, pun ketika ada gambar kucing, maka dicarinya boneka kucing miliknya. "Bunda, ini pakai kerudungnya!".

Hal yang membuat saya terharu adalah saat saya melihat suami, tiba-tiba lagi anteng baca buku "Islamic parenting", setelah hari sebelumnya saya yang membacakan 😂. Saya pribadi hari ini mencoba melanjutkan bacaan "Muslim productive", buku yang luar biasa bergizi juga.



"Jika kita terlihat begitu asyik dengan mata berbinar saat membaca buku. Bukankah tanpa sadar kita telah memberi contoh pada orang sekitar kita bahwa membaca bukanlah beban tetapi justru hal yang menyenangkan?"

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst
#Day5

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Yuk Menuang Lagi!

Setelah kemarin Sabrina bereksplorasi dengan air, hari ini Sabrina bereksplorasi menggunakan kacang ijo. Biasanya saya pribadi menggunakan media yang ada di rumah untuk bermain Sabrina. Termasuk kacang ijo ini. Jadi, sebelum dimasak, seringkali saya "membolehkan" Sabrina untuk bereksplorasi dengan bahan-bahan ini. Entah menuang, menyendok, mencuci, dll. Hari ini bunda masih mengenalkan tentang konsep besar dan kecil, serta konsep "kosong" dan "penuh". Seperti biasa, saya menyediakan nampan dan botol-botol kaca berbeda ukuran, sendok dan centong. Tanpa diberi intruksi Sabrina langsung menuang kacang ijo dengan alat tersebut. Pertama Sabrina memindahkan kacang ijo dengan sendok kecil, lalu dengan centong, dan terakhir menuang langsung antar botol. Sepertinya urutannya selalu demikian 😂. Berkali-kali botol kaca diisi penuh kacang ijo lalu dikosongkan kembali. Hal tersebut menjadi momen yang pas bagi saya untuk mengenalkan konsep matematika sederhana....

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...