Skip to main content

Bunda, Biarkan Aku Memilih Buku Kesukaannku

Mendampingi tumbuh kembang anak di usia batita memang penuh tantangan. Jika saat bayi rutinitas harian anak lebih mudah diatur dan diprediksi, namun kini tidak lagi. Jika sebelumnya soal pilihan orang tua banyak memegang "kendali", namun kini sudah tidak lagi. Apalagi anak mulai memasuki usia egosentris di mana semua terpusat pada dirinya. Dan begitulah Sabrina kini. "Ini buku aku!", "Ini baju aku!", "Gak mau baju ini, mau yang ini aja!". Begitulah beberapa cuplikan percakapan yang terdengar tiap hari. Bahkan, ketika saya sedang membaca buku, menulis, mengaji, tak jarang Sabrina ingin melakukan hal yang sama. Maka solusinya, harus selalu diikutsertakan dalam kegiatan kita. Jika saya sedang membaca buku, maka saya tawarkan buku miliknya, jika gak mau juga, saya ajak Sabrina duduk dipangkuan untuk ikut membaca buku yang saya baca. Biasanya gak bertahan lama, tapi sekedar memberikan kesempatan untuk mencoba hal-hal yang ingin dilakukannya.

Hari ini, hampir seharian kami beraktivitas di luar rumah. Dalam keadaan lelah, kapan kami meluangkan waktu membaca buku? Alhamdulillah momen sebelum tidur menjadi momen rutin, bahkan seolah seperti "ritual" kami sebelum tidur. Kalau bunda sudah mengajak ke kamar, Sabrina membawa buku yang ingin dibacanya, maka tandanya setelah baca buku adalah tidur. Meskipun terkadang setelah lampu dimatikan, Sabrina masih ingin dibacakan buku cerita 😂.

Nah, weekend menjadi spesial karena menjadi momen dibacakan buku oleh ayah dengan boneka tangan juga. Kali ini, Sabrina kembali memilih sendiri buku yang ingin dibacanya. Buku "Hmmm" menjadi pilihannya  serta buku "Mengapa Rambutku Kusam?" dan "Duh, Perutku Sakit!". Beberapa kali saya tertawa tergelitik, melihat ekspresi Sabrina berusaha menceritakan isi buku dengan bahasanya sendiri.  Nah, momentum ini selalu saya jadikan fase untuk mengeksplorasi daya tangkapnya, melatih kemampuan bicara dan kosakatanya. 




"Jika orang dewasa selalu ingin diberi kebebasan untuk memilih buku yang dibacanya, maka apa yang salah jika anak juga ingin melakukan hal yang sama?"

"Karena belajar memilih itu menjadi salah satu pondasi bagaimana agar kelak anak kita mampu memutuskan keputusan hidupnya. Ya, memilih bukan sekedar tentang apa yang dipilih, tapi tentang sebuah konsekuensi"


#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst
#Day11

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Yuk Menuang Lagi!

Setelah kemarin Sabrina bereksplorasi dengan air, hari ini Sabrina bereksplorasi menggunakan kacang ijo. Biasanya saya pribadi menggunakan media yang ada di rumah untuk bermain Sabrina. Termasuk kacang ijo ini. Jadi, sebelum dimasak, seringkali saya "membolehkan" Sabrina untuk bereksplorasi dengan bahan-bahan ini. Entah menuang, menyendok, mencuci, dll. Hari ini bunda masih mengenalkan tentang konsep besar dan kecil, serta konsep "kosong" dan "penuh". Seperti biasa, saya menyediakan nampan dan botol-botol kaca berbeda ukuran, sendok dan centong. Tanpa diberi intruksi Sabrina langsung menuang kacang ijo dengan alat tersebut. Pertama Sabrina memindahkan kacang ijo dengan sendok kecil, lalu dengan centong, dan terakhir menuang langsung antar botol. Sepertinya urutannya selalu demikian 😂. Berkali-kali botol kaca diisi penuh kacang ijo lalu dikosongkan kembali. Hal tersebut menjadi momen yang pas bagi saya untuk mengenalkan konsep matematika sederhana....

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...