Skip to main content

Membaca, Mengenalkan Anak pada Pencipta

Masa kanak-kanak merupakan masa di mana kita membentuk sebuah fondasi. Mungkin itu diksi yang saya ambil. Ya, tentang fondasi yang kelak akan membentuk kokohnya kepribadian seorang anak kelak, bahkan saat dia bertumbuh menjadi dewasa. Salah satu hal yang paling penting untuk dikenalkan dan dikuatkan fondasinya saat anak-anak adalah tentang konsep tauhid, mengenalkannya pada Sang Pencipta dan Pengatur, Allah SWT. Hal ini mungkin menjadi fase yang "sulit" namun sangat menentukan tentang bagaimana sosok anak kita beberapa tahun ke depan. Hal yang mungkin seringkali membuat orangtua kebingungan adalah di saat anak mulai kritis bertanya, tentang apa? siapa? bagaimana? kapan? dimana?. 

Saat ini, saya berada di fase "mengenalkan" kepada Sabrina tentang konsep ini. Bagaimana berusaha menumbuhkan kepekaan seluruh indranya untuk sampai kepada keimanan. Hal sedehana dalam percakapan harian kami. "Nak, siapa yang menciptakan awan?", "Allah" dengan spontan Sabrina menjawab. Begitupun saya mencoba bertanya pada objek yang berbeda dengan pertanyaan yang sama. Alhamdulillah Sabrina menjawab dengan jelas bahwa Allah yang menciptakan semuanya. Terkadang kami menanamkan hal ini lewat nyanyian dan juga lewat buku.

Seperti hari ini Sabrina membaca buku "Alhamdulillah Allah menciptakan Gunung". Buku ini menarik sekali, dengan bahasa yang sederhana mencoba menjelaskan kepada anak tentang pencipta, yaitu Allah SWT. Mulai dari gunung, hujan, matahari, laut, dll. Di buku yang lain yaitu "Kalimat Thayyibah" Sabrina dikenalkan agar senantiasa mengucapkan kalimat thayyibahbdalam kesehariannya. Ilustrasi yang menarik membuat Sabrina berulang kali ingin membaca. Aktivitas malam ini ditutup dengan seri buku "Pocoyo". Dari jenis buku apapun kita tetap dapat mengeksplorasi bagaimana untuk menumbuhkan sisi keimanan anak. 

Hari ini ayah Sabrina ikut "tertarik" untuk membaca buku "Enlightening Parenting" buku yang sebelumnya saya baca juga. Akhirnya dari bacaan itu memudahkan saya berdiskusi seputar parenting tanpa harus "menggurui". Buku menjadi media untuk saya bermuhasabah, merenung tentang ayat-ayatNya. Jika kita merasa futur, kurang berenergi dan merasa kelelahan, buku-buku nafsiyah menjadi salah satu referensi saya sebagai energizer, selain tentunya membaca Al-Qur'an.



"Membaca buku seharusnya bukan hanya mendekatkan kita dengan ilmu pengetahuan namun bisa mendekatkan kita dengan Sang Pencipta, Allah SWT, serta menguatkan keimanan. Maka, dari situlah membaca akan memiliki makna yang sesungguhnya dalam kehidupan".

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst
#Day10

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...

Liburan ke Kampung Halaman

Alhamdulillah tak terasa sudah lebih dari dua minggu saya menuliskan tentang aha momen bersama Sabrina, khususnya tentang apa yang senantiasa membuatnya berbinar. Saya pribadi mencatat bahwa sesuatu yang membuat Sabrina berbinar adalah sesuatu yang sering sekali dilakukannya atas inisiatifnya sendiri. Hal tersebut dilakukannya berulang kali hingga membuatnya begitu "anteng" bereksplorasi, bahkan tanpa sadar beberapa kerjaan rumah saya bisa selesai ketika Sabrina bermain sendiri. Indikator lainnya yaitu bagaimana ekspresi Sabrina yang ketika melakukan suatu hal begitu bersemangat, berteriak kegirangan dengan wajah penuh senyuman. Ya, bernyanyi misalnya. Hal itu yang selalu membuatnya begerak dan tertawa penuh kebahagiaan.  Aktivitas lain yang selalu membuat Sabrina berbinar adalah berjalan-jalan. Melihat sekelilingnya entah itu pasar, perpustakaan, maupun alam terbuka. Ya, walaupun mungkin Sabrina juga bukan tipe yang mudah berbaur, tapi setidaknya dia begitu menikmati sebua...