Skip to main content

Kata-kataku Mencerminkan Buku Bacaanku

Sebagai seorang ibu, fase yang penuh dengan tantangan yaitu saat anak mulai menjadi peniru ulung dari lingkungan sekitarnya. Entah itu dari kita sendiri sebagai orangtua, teman bermain, tontonan, bahkan buku bacaan. Ketika di fase ini, setiap hal yang negatif maupun positif mudah terserap oleh anak-anak, apalagi jika itu dilihat, didengar, dan diucapkan berkali-kali. Nah, Sabrina pun demikian. Sempat suatu waktu saya dan suami berdiskusi tentang Sabrina, khususnya tentang diksi-diksi baru yang didapatkan, yang tanpa sadar sebenarnya kami tidak pernah mengajarkan secara khusus kata-kata itu, tapi ternyata dari keseharian kami berbicara, diam-diam Sabrina menyerap dan memperhatikan. Hingga suatu waktu beberapa kata bahasa sunda keluar dari mulut mungilnya. "Duduk didieu!","Sabrina kenyang, teurab!", dll 😆

Ternyata di lain kesempatan diksi Sabrina muncul dari buku yang sering dibacakan kepadanya, pun tentunya memang sering dalam beberapa momen kami mengulang terus kata-kata tersebut. Misal, sebelum makan minum Sabrina harus bilang apa ya? "Bismillah", ya buku seri anak hebat membantu menguatkan Sabrina untuk mengucap kata-kata ini. "Kalau pipis bilang ya!", begitulah kata-kata afirmasi yang diucapkan pada dirinya sendiri, teringat dengan buku "Aku tak ngompol lagi!". Buku emosi pun sangat membantu Sabrina menamai ekspresi yang dirasakannya kini. "Aku senang", ujarnya sambil tersenyum menatap cermin. "Bunda sedih ya, nangis!", maka gadis kecil ini datang menghampiri saya sambil membawa tisu dan mengelap air mata saya. Duuuh, bikin melting banget kan😭.

Memang buku tidak bisa menjadi "guru" bagi anak-anak kita, karena sejatinya  orangtua nya lah guru pertama dan utama bagi anak-anak. Buku sekali lagi hanyalah media yang bisa membantu proses pengasuhan, memvisualisasikan berbagai value kehidupan, dan membahasakan berbagai adab yang ingin kita ajarkan kepada anak.

Hari ini, Sabrina kembali memilih buku "Aku Bilang Bismillah", "Aku Senang Berteman", "Khadijah Muslimah Pertama", dan tiga buah buku Pocoyo. Bunda hari ini membaca buku "Cara Nabi Mendidik Anak Perempuan". Buku yang menurut saya spesial karena spesifik membahas pengasuhan anak perempuan. Saya akhirnya banyak berkaca dan flashback ke beberapa tahun yang lalu, tentang bagaimana mamah dan bapak mampu membesarkan semua anak perempuannya. Dan betapa prinsip-prinsip pengasuhan cara Nabi ternyata menjadi panduannya.





"Kualitas diri kita salah satunya dilihat dari ucapan kita. Dan apa yang kita ucapkan tentulah terpengaruh dari apa yang kita baca. Maka, bacalah buku yang bergizi agar kelak apa yang keluar dari mulut kita adalah sesuatu yang bermakna"

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst
#Day13

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Yuk Menuang Lagi!

Setelah kemarin Sabrina bereksplorasi dengan air, hari ini Sabrina bereksplorasi menggunakan kacang ijo. Biasanya saya pribadi menggunakan media yang ada di rumah untuk bermain Sabrina. Termasuk kacang ijo ini. Jadi, sebelum dimasak, seringkali saya "membolehkan" Sabrina untuk bereksplorasi dengan bahan-bahan ini. Entah menuang, menyendok, mencuci, dll. Hari ini bunda masih mengenalkan tentang konsep besar dan kecil, serta konsep "kosong" dan "penuh". Seperti biasa, saya menyediakan nampan dan botol-botol kaca berbeda ukuran, sendok dan centong. Tanpa diberi intruksi Sabrina langsung menuang kacang ijo dengan alat tersebut. Pertama Sabrina memindahkan kacang ijo dengan sendok kecil, lalu dengan centong, dan terakhir menuang langsung antar botol. Sepertinya urutannya selalu demikian 😂. Berkali-kali botol kaca diisi penuh kacang ijo lalu dikosongkan kembali. Hal tersebut menjadi momen yang pas bagi saya untuk mengenalkan konsep matematika sederhana....

Aku Anak Petualang

Alhamdulillah ini Sabrina bisa berpetualang di Kota Bandung. Ya, meskipun destinasi kami sekedar bermain di taman kota. Namun, dari perjalanan kami hari ini saya mencatat beberapa aha momen selama kami beraktivitas bersama. Pertama adalah tentang pentingnya family time bagi sebuah keluarga. Selain untuk menguatkan bonding di antara kami bertiga, ternyata family time bisa membuat kami saling memahami satu sama lain, termasuk tentang apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kami masing-masing. Dari interaksi bersama, saya dan suami bisa belajar memahami tentang apa yang membuat Sabrina berbinar termasuk apa yang membuatnya takut. Kedua, perjalanan hari ini membuat kami belajar bersabar untuk mendampingi tumbuh kembang Sabrina. Karena saat ini Sabrina berada di fase egosentris, maka perhatian haruslah seringkali terpusat padanya. Tentang kepemilikan dll nya menjadi pembelajaran khusus yang membutuhkan kesabaran. Misalnya saja ketika di taman bermain anak yang sifatnya selalu ingin m...