Skip to main content

Ketika Aku Penasaran dengan Alat Elektronik

Keseharian Sabrina tidak terlepas dari eksplorasi perabotan di rumah, entah perabotan dapur, alat tulis, dll. Semua itu wajar dilakukan karena memang sejak masih satu tahunan Sabrina sudah terlibat dengan aktivitas harian saya saat di rumah. Entah saat saya menyapu, memasak, membaca, dll. Jadi sampai dengan hari ini, dari pengamatan yang saya lakukan, Sabrina lebih sering dan senang bermain role play, entah itu main masak-masakan, main dokter-dokteran, serta imajinasi lainnya.

Setelah menjalani tantangan sampai level 6 ini, saya akhirnya bisa lebih memahami bahwa Sabrina mudah menyerap sesuatu pembelajaran jika objek yang kita jelaskan adalah dekat dengan kesehariannya. Jadi, value kehidupan banyak saya sisipkan secara natural dari keseharian kami. Jadi tidak kaku untuk dibuat jadwal belajar khusus. Bahkan bisa dibilang lebih banyak yang sifatnya spontanitas. "Follow your child", mungkin itu yang membuat Sabrina bersemangat. Ya, ketika saya mampu memberi suatu pemahaman di saat Sabrina minat dengan hal tersebut.

Nah, apa yang akhir-akhir ini saya amati yaitu Sabrina sedang tertarik untuk memperhatikan alat elektronik pun alat lain yang berhubungan dengan teknik. Entahlah apa karena ketularan ayahnya yang suka "ngoprek" berbagai peralatan di rumah. Momen seperti ini akhirnya saya jadikan sebagai sarana untuk mengenalkan Sabrina lebih dekat dengan konsep matematika, khususnya bagaimana melatih berfikir logis dan mencari solusi.

Beberapa hari ini, Sabrina sering sekali memainkan kipas angin. Berkali-kali tombolnya dimainkan, mulai dari dimatikan sampai ditekan ke kecepatan paling tinggi. Dari kejauhan saya amati Sabrina begitu menikmati itu berulang kali. Akhirnya saya coba dekati "Nak, lagi apa? Ko kipasnya dimainin?", "Ini ada anginnya, Sabrina gerah". "Tapi, dinyalainnya jangan kenceng-kenceng ya!". Lalu saya contohkan untuk mengatur kecepatannya. Pagi ini Sabrina kembali bermain kipas, ternyata saat saya menghampiri kembali tiba-tiba Sabrina berujar "Bunda, ini anginnya kegedean ya?", dengan senyum-senyum Sabrina mencoba mengalihkan tombol kipas ke kecepatan yang lebih rendah.

Di lain waktu, tiba-tiba Sabrina bertanya "Bunda, hp nya mau di cas?". Saya tersenyum mendengar pertanyaan anak tiga tahun ini. Ketika dia tau bahwa saat saya memasukkan charger ke stop kontak, artinya hp nya mati dan untuk nyala lagi butuh di charge.

Ketika book rhyme miliknya dan juga boneka yang berbunyi miliknya tidak mengeluarkan bunyi. Tiba-tiba Sabrina berceloteh "Bunda, batrenya habis, bonekanya mati". "Oke, nanti kita ganti batrenya ya!". Dengan inisiatifnya seringkali Sabrina berusaha ingin menggantinya sendiri, mencoba membuka batre dan memasangkan kembali.



Dari aha momen seperti ini saya akhirnya dapat mengenalkan lebih dekat kepada Sabrina tentang konsep matematika. Rasa ingin tahunya tentang alat elektronik, tentang kipas dan roda yang berputar, tentang lampu yang nyala dan mati, tentang kompor yang mengeluarkan api, dll. Apa yang menjadi minat Sabrina ternyata membuat saya lebih mudah menjelaskan konsep yang lebih mendalam tentang banyak hal. Dari keseharian kami akhirnya Sabrina sudah mulai memahami tentang cepat dan lambat, mati dan nyala, dll.

"Ketika anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan suatu hal, maka itulah momentum yang tepat bagi orangtua untuk mengajarkan lebih dalam tentang apa yang membuatnya penasaran. Maka, berbahagialah jika anak kita sudah sering bertanya, karena itu pertanda bahwa dia sedang belajar!"

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs
#Day8

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany