Skip to main content

Pohon Literasi Kami

Alhamdulillah hari ini adalah hari terakhir kami menjalani tantangan game level 5. Rasanya baru kemarin kami menggunting kertas warna, kemudian menempel bersama di ruang tamu. Ya, kami membuat "pohon literasi" yang kala itu masih tak berdaun, artinya belum ada buku yang kami tulis. Sebelumnya habit literasi dalam keluarga kami hanya mengalir begitu saja tanpa motivasi yang jelas apalagi ada inovasi, bahkan sekedar untuk membuat pohon literasi agar kami semua lebih semangat membaca lagi. Tapi kini, tujuh belas hari yang sudah dilewati memberikan banyak hikmah dan pembelajaran kepads keluarga kecil kami.

Teruntuk Sabrina, putri kecil kami, membaca dan bercerita telah menjadi aktivitas harian yang dia suka. Aktivitas ini mampu membuatnya tertawa dan berbicara, mengeluarkan imajinasinya di masa balita. Semoga kelak Sabrina bisa mencintai ilmu dan mengetahui banyak hal lewat membaca. Semoga Sabrina tetap bahagia jikalau bunda sekedar memberi kado buku cerita 😬

Teruntuk suami tercinta, proses yang dilewati selama tujuh belas hari membuat beliau mau "berkenalan" dengan buku, walaupun terkadang hanya beberapa lembar buku yang dibacanya atau bahkan minta dibacakan😂. Namun, pengorbanan untuk sekedar meluangkan membaca di tengah kesibukannya, mau mendengarkan cerita di tengah rasa kantuknya, serta mau membacakan cerita untuk Sabrina adalah suatu proses dan upaya yang luar biasa. Aah..ternyata kalau kita ada niat dan mau berikhtiar memang akan selalu ada jalan, walaupun mungkin masih jauh dari kata sempurna apalagi untuk sampai pada target yang kita inginkan.

Teruntuk diri saya pribadi, tantangan level 5 ini telah membuat saya kembali produktif, membuat saya kembali berbinar untuk berupaya menjemput ilmu melalui media buku. Aah rasanya saya masih malu karena di fase ini masih belum memiliki terget membaca. Entah tentang buku apa yang harus dibaca, kapan waktu membaca, berapa jumlah minimal yang harus dibaca, dll. Mungkin ini menjadi tantangan bagi kami bersama untuk menjaga konsistensi kedepannya. Melakukan berbagai inovasi lainnya dalam membaca.  Yang jelas agar kami tetap konsisten dan bahagia menjalani prosesnya.

Kini, pohon literasi di ruang tamu kami sudah dipenuhi oleh daun-daun berwarna. Daun berwarna hijau muda adalah buku yang dibaca Sabrina. Dan ternyata luar biasa, daunnya begitu rimbun😍. Daun berwarna kuning adalah buku yang dibaca ayah sabrina. Walaupun masih beberapa helai, tapi daun-daun itu tetap istimewa, karena dilalui dengan pengorbanan yang luar biasa. Nah, daun bunda warna apa? Daun bunda warna hijau tua. Alhamdulillah "lumayan" bisa minimal satu daun setiap harinya. Ya, walaupun bukan satu buku setiap hari, tapi selama tujuh belas hari ini ada beberapa buku yang selesai dibaca. Coba bayangkan sebelumnya? Bisa-bisa berbulan-bulan baru tamat baca satu buku😂. Insyaallah semoga kami bisa konsisten "merimbunkan" pohon literasi kami.




"Pohon bertumbuh bukan sekedar untuk merimbunkan dirinya, tapi dia membawa kesejukan untuk manusia di sekitarnya. Begitupun pohon literasi, bukan sekedar tempelan kertas sebagai motivasi, tapi untuk membawa ilmu bagi manusia yang menikmati proses membacanya"

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst
#Day17

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Yuk Menuang Lagi!

Setelah kemarin Sabrina bereksplorasi dengan air, hari ini Sabrina bereksplorasi menggunakan kacang ijo. Biasanya saya pribadi menggunakan media yang ada di rumah untuk bermain Sabrina. Termasuk kacang ijo ini. Jadi, sebelum dimasak, seringkali saya "membolehkan" Sabrina untuk bereksplorasi dengan bahan-bahan ini. Entah menuang, menyendok, mencuci, dll. Hari ini bunda masih mengenalkan tentang konsep besar dan kecil, serta konsep "kosong" dan "penuh". Seperti biasa, saya menyediakan nampan dan botol-botol kaca berbeda ukuran, sendok dan centong. Tanpa diberi intruksi Sabrina langsung menuang kacang ijo dengan alat tersebut. Pertama Sabrina memindahkan kacang ijo dengan sendok kecil, lalu dengan centong, dan terakhir menuang langsung antar botol. Sepertinya urutannya selalu demikian 😂. Berkali-kali botol kaca diisi penuh kacang ijo lalu dikosongkan kembali. Hal tersebut menjadi momen yang pas bagi saya untuk mengenalkan konsep matematika sederhana....

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...