Skip to main content

Kapan Sabrina mulai Mengenal Buku?

Pada postingan kali ini, saya ingin sedikit flashback tentang proses Sabrina mengenal buku. Dan ini tentunya menjadi tahapan awal bagaimana mengenalkan anak pada literasi. Saya pertama kali mengenalkan Sabrina buku saat bayi. Buku pertamanya adalah sejenis buku kain dan "teether book". Buku pertama Sabrina begitu berkesan karena ayahnya Sabrina sampai harus keliling kemana-mana untuk nyari "teether book" yang bahkan beberapa orang masih belum familiar. Sejak saat itu, buku menjadi "mainan" yang sering Sabrina eksplorasi. Akhirnya berlanjutlah Sabrina dikenalkan dengan boardbook berukuran kecil, sedang, dan kini buku-buku soft cover juga sudah diberikan. Karena alhamdulillah di fase ini Sabrina sudah gak nyobek buku, meskipun ya masih sering menaruh buku "sembarangan", hingga akhirnya kena air, minyak atau bahkan makanan😂.

Saya dan suami juga mencoba mengajak Sabrina ke toko buku, ke pameran buku, hingga ke perpustakaan. Kami membiarkan Sabrina bereksplorasi. Berkenalan lebih dekat dengan buku. Dan akhirnya terbiasa untuk berinteraksi dengan buku dalam kegiatan harian kami. Tiga tahun sudah dilewati, tak terasa kini Sabrina sudah mau memilih buku yang ingin dibacakan ayah bunda nya, sudah mampu sedikit demi sedikit menginterpretasi alur cerita meskipun belum bisa membaca.

Hari ini Sabrina dibacakan dua buku cerita. Nah, kalau bunda masih membaca buku "Ibunda Tokoh Teladan". Buku inspiratif yang membuat saya termotivasi untuk mendidik diri menjadi seorang ibu yang lebih baik. Ayahnya Sabrina alhamdulillah mau membaca artikel pendek, meskipun belum sempat berbagi secara detail hasil bacaannya. Nah, sejak hari pertama, saya pribadi dengan semangat 45 mereview buku yang saya baca dengan berbinar-binar, saking merasa termotivasi banget dengan sosok ibunda hebat yang melahirkan generasi sholih sholihah.



"Buku hanyalah sebuah media untuk membaca. Maka, buku akan menjadi bermakna jika ada yang membacanya. Begitupun bisa menjadi pajangan saja jika kita tak pernah menyentuhnya"

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst
#Day2

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany