Skip to main content

Buku: Antara Imajinasi dan Realita

Mendampingi tumbuh kembang Sabrina membuat saya semakin bersyukur. Tanpa sadar proses pembelajaran sebagai orangtua itu terjadi ketika kita memang "turun langsung" dan mengobservasi tentang hal-hal yang seringkali kita anggap "sepele" dari keseharian anak kita. Misalnya saja dalam hal membaca buku, ternyata Sabrina sendiri punya pola tertentu yang dilewati mulai dari pertama kali dikenalkan buku hingga kini di usianya yang baru masuk tiga tahun. Ya, tentang respon anak yang saat bayi masih belum paham apa itu buku, yang masih terlihat pasif karena belum bisa membuka lembaran buku apalagi membaca dan menceritakannya. Tapi, ketika kita mampu menjalani setiap proses itu, maka tak hentinya kita akan bersyukur bahwa kaki-kaki kita telah melangkah, menuju tujuan yang kita cita-citakan.

Masih tentang buku, di fase ini Sabrina sudah paham tentang bentuk buku, sudah paham kalau buku itu untuk dibaca atau minta diceritakan. Sabrina saat ini sedang di fase belajar merangkai alur cerita, mendeskripsikan setiap gambar pada halaman buku dengan kalimat yang dipahaminya. Ya, tentunya masih jauh dari fase bisa membaca sendiri. Yang paling unik di fase ini, yaitu saat Sabrina ternyata berusaha untuk memproyeksikan apa yang ada dalam imajinasinya atau visualisasi di buku dengan realita di dunia nyata, yaitu lingkungan sekitarnya.

Seperti hari ini, Sabrina memilih buku "Kalimah Thayyibah", "Merpati Romatis & Nabi Ibrahim A.S", serta "Unta Tabah & Nabi Shaleh A.S". Misalnya saja ketika di buku ada gambar seorang anak perempuan memakai tas, maka Sabrina bergegas mengambil tas miliknya lalu dipakainya "Yeay, pakai tas seperti kaka!". Di halaman lain, saat ada gambar mobil, maka Sabrina bergegas mengambil mobil mainan miliknya, sambil tersenyum dan berujar "Ini mobil Brina, ini mobil Aa!". Ketika ada gambar orang shalat, maka bergegas pula dirinya mempraktekan setiap gerakan shalat serta bacaan Al Fatihah. Bahkan saat saya bacakan ada suara burung yang bernyanyi, dengan spontan Sabrina berdiri mencoba berjoget sambil bernyanyi lagu "baby shark" 😍😂. Sungguh imajinasi dan improvisasi yang kadang tak terpikir untuk dilakukan secara spontan tanpa intruksi. Dari situ akhirnya saya paham kalau di fase ini Sabrina sedang berusaha mengidentifikasi dan memvisualisasikan apa yang ada di buku dengan barang dan  tindakan yang ada di dunia nyata, bukan sekedar imajinasi belaka. Namun, apa yang bisa dia indra.

Bunda sendiri hari ini membaca buku "Positive Parenting". Dan buku ini kembali membuat saya mengevaluasi banyak hal, tentang banyaknya kealpaan saya sebagai orangtua. Namun di sisi lain, hal efek positif membaca buku itu selalu dirasakan, setidaknya untuk sekedar memberi motivasi dan energi positif agar saya mau terus belajar memperbaiki diri.



"Terkadang kita menganggap buku hanyalah lembaran kertas yang bertuliskan kalimat dan gambar saja. Namun, ternyata bagi anak buku sangat membantu mereka untuk mengingerpretasikan imajinasi sebuah gambar dengan realitas di sekitar mereka"

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst
#Day6

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Belajarnya Seorang Ibu

Alhamdulillah setelah sekian lama tidak "upgrading" diri sebagai seorang ibu, akhirnya bisa kembali mengikuti seminar tentang anak. Ya, setelah menikah dan punya anak, entah kenapa sepertinya untuk mengedukasi diri itu terasa banyak tantangan. Padahal sih sebenarnya banyak "alasan" saja 😂. Di era berkembangnya multimedia yang begitu pesat, sebenarnya para ibu bisa mengambil banyak manfaat untuk mengedukasi dirinya. Kemudahan akses informasi melalui teknologi multimedia membuat sesuatu yang awalnya sulit dijangkau kini dengan mudah berada di depan mata. Bisa diibaratkan hanya dengan tombol "klik" di papan keyboard laptop atau hp nya, kini para ibu bisa mendapat beragam informasi dalam waktu sekajap. Kita bisa memulai dengan pertanyaan sederhana di pagi hari. "Apa yang ingin saya ketahui hari ini?". Nah, dari pertanyaan itu mungkin akan muncul rentetan pertanyaan lain setiap harinya. Beberapa mungkin ada yang relevan dengan kejadian yang kita...

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...