Skip to main content

Liburan ke Kampung Halaman

Alhamdulillah tak terasa sudah lebih dari dua minggu saya menuliskan tentang aha momen bersama Sabrina, khususnya tentang apa yang senantiasa membuatnya berbinar. Saya pribadi mencatat bahwa sesuatu yang membuat Sabrina berbinar adalah sesuatu yang sering sekali dilakukannya atas inisiatifnya sendiri. Hal tersebut dilakukannya berulang kali hingga membuatnya begitu "anteng" bereksplorasi, bahkan tanpa sadar beberapa kerjaan rumah saya bisa selesai ketika Sabrina bermain sendiri. Indikator lainnya yaitu bagaimana ekspresi Sabrina yang ketika melakukan suatu hal begitu bersemangat, berteriak kegirangan dengan wajah penuh senyuman. Ya, bernyanyi misalnya. Hal itu yang selalu membuatnya begerak dan tertawa penuh kebahagiaan. 

Aktivitas lain yang selalu membuat Sabrina berbinar adalah berjalan-jalan. Melihat sekelilingnya entah itu pasar, perpustakaan, maupun alam terbuka. Ya, walaupun mungkin Sabrina juga bukan tipe yang mudah berbaur, tapi setidaknya dia begitu menikmati sebuah perjalanan. Mengamati dan bertanya segala hal yang dia lihat.

Setelah dua hari yang lalu kami berjalan-jalan dengan naik angkot. Hari ini lebih spesial karena pagi-pagi sekali kami sudah naik bis pergi ke kampung halaman. Bertemu dengan kakek dan nenek yang biasa Sabrina panggil dengan sebutan "Mama" dan "Mamah". Sepanjang perjalanan seperti biasa Sabrina tak mau duduk rapi, tapi ingin berdiri melihat ke balik jendela.


"Bunda, lihat ada lampu merah nyala!", "Bunda, itu ada angkot, bis, truk" celotehnya. Saya coba bertanya" Kalau pesawat terbang ada gak?", "gak ada" sahutnya. "Kalau mobil polisi ada gak?", "Ada mobil polisi" sahutnya lagi saat melihat mobil polisi yang melintas. "Gimana coba suaranya?", "wiw..wiw..wiw.." sahutnya menirukan. Ya, begitulah sekelumit dialog kami selama dalam perjalanan.

Alhamdulilah selalu ada banyak pembelajaran ketika kami bepergian. Saya semakin menyadari bahwa dengan melihat manusia, alam semesta, dan aktivitas yang ada dalam kehidupan ini, itulah jalan untuk menghantarkan anak pada keimanan. Ya, bagaimana seorang anak mampu mengenal penciptanya dengan melihat keindahan ciptaanNya. Karena kecerdasan seorang anak tidaklah cukup dengan bagaimana ia mampu dengan cepat membaca namun bagaimana ia mampu menumbuhkan nilai spiritual dalam hidupnya. Misalnya saja secara sederhana bagi anak balita adalah bagaimana dia mengetahui bahwa ada Allah SWT yang menciptakan alam semesta.

"Hal yang membuat anak berbinar adalah ketika hati dan pikiran anak hadir secara utuh dalam aktivitas yang dilakukannya"

#Day15
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...