Skip to main content

Tantangan Level 12 Kelas Bunda Sayang

Alhamdulillah setelah liburan panjang lebaran akhirnya kelas bunda sayang sudah aktif lagi. Nah, tak terasa ternyata bulan ini adalah tantangan terakhir di kelas bunsay, yaitu tantangan level 12. Setelah level sebelumnya diberi "surprise" dengan sistem pembelajaran baru, yaitu presentasi kelompok. Ternyata di level ini juga diawali dengan kejutan lagi, yaitu belajar langsung dari founder Institut Ibu Profesional, yaitu Ibu Septi, meskipun lewat dunia maya.

Bagi saya pribadi, yang mengklaim sebagai emak "gaptek", maka berkesempatan mencoba sesuatu hal baru menjadi sangat spesial. Kuliah online melalui virtual class atau webinar perdana saya ikuti. Hari pertama dimulai dengan kuliah percobaan, dilanjutkan hari berikutnya dengan materi "Keluarga Multimedia".

Saya berusaha menyimak dengan seksama sambil berusaha mencatat poin penting yang disampaikan Ibu Septi. Dan seperti biasa, saya selalu mendapat insight baru hingga akhirnya membuat mata saya berbinar, seolah menemukan sebuah aha momen dan energi baru untuk berproses menjadi ibu profesional. Alhamdulillah sinyal dan kuota tidak begitu terkendala, Sabrina pun bisa bermain bersama ayahnya. Jadi, saya bisa fokus "belajar" satu jam di kelas webinar. Ah, sungguh momen yang berharga untuk menyimak setiap kata dari seorang ibu yang banyak ilmu dan pengalaman seperti Ibu Septi.

Tepat hari ini, tantangan level 12 pun sudah dimulai. Lalu apa yang harus dilakukan? Ternyata yang harus dilakukan adalah mengeksplorasi, "ngulik", belajar, update mencari informasi tentang website/teknologi/aplikasi. Sekali lagi, ini menjadi hal yang akan menantang bagi saya pribadi. Nah, akhirnya sebelum saya menuliskan tantangan hari pertama ini, saya coba kembali me-review tentang apa yang disampaikan Ibu Septi pada kelas webinar, yaitu prinsip keluarga multimedia.

Hakikatnya kesungguhan kita untuk belajar teknologi dan multimedia bukanlah agar kita "diperbudak" olehnya, tapi justru bagaimana supaya kita dan keluarga mampu memanfaatkan teknologi untuk mempermudah kehidupan kita. Prinsip lain yang patut dicontoh yaitu tentang konsistensi, bagaimana tujuan belajar ini cukup dilakukan secara rutin 15 menit perhari. Tentunya tanpa stalking IG, baca timeline fb, dan intip-intip online shop😂.

Hari ini, saya akan mencoba mereview aplikasi yang paling sering saya gunakan khususnya untuk mengerjakan tugas bunsay. Semenjak mengenal aplikasi ini, berbagai kendala mampu teratasi. Aplikasi tersebut adalah aplikasi "snapseed". Fungsi utama yang paling terasa manfaatnya bagi saya yaitu aplikasi ini memiliki paket lengkap untuk mengedit foto dengan tools yang mudah dipahami bagi emak-emak gaptek seperti saya. Aplikasi ini juga bisa dengan mudah di-download di playstore

Biasanya foto hasil jepretan tablet saya kurang fokus, kurang pencahayaan, dll. Dengan aplikasi ini, hanya dalam hitungan menit, alhamdulillah saya bisa mengedit menjadi foto dengan kualitas yang lebih baik. Berbagai efek pun bisa ditambahkan termasuk berbagai format tulisan bisa disisipkan pada foto yang kita edit. Berikut ini beberapa contoh tools yang bisa digunakan saat mengedit foto dengan snapseed.

Berikut ini adalah contoh foto yang saya edit dengan menggunakan aplikasi snapseed. Bagi saya sebagai pemula dan awam dalam bidang multimedia, tentu menemukan aplikasi yang lengkap dan mudah digunakan menjadi kebahagiaan tersendiri. Karena manfaatnya sangat terasa, khususnya kembali kepada tujuan awal yaitu untuk membuat kehidupan kita lebih mudah.


#Day 1
#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Yuk Menuang Lagi!

Setelah kemarin Sabrina bereksplorasi dengan air, hari ini Sabrina bereksplorasi menggunakan kacang ijo. Biasanya saya pribadi menggunakan media yang ada di rumah untuk bermain Sabrina. Termasuk kacang ijo ini. Jadi, sebelum dimasak, seringkali saya "membolehkan" Sabrina untuk bereksplorasi dengan bahan-bahan ini. Entah menuang, menyendok, mencuci, dll. Hari ini bunda masih mengenalkan tentang konsep besar dan kecil, serta konsep "kosong" dan "penuh". Seperti biasa, saya menyediakan nampan dan botol-botol kaca berbeda ukuran, sendok dan centong. Tanpa diberi intruksi Sabrina langsung menuang kacang ijo dengan alat tersebut. Pertama Sabrina memindahkan kacang ijo dengan sendok kecil, lalu dengan centong, dan terakhir menuang langsung antar botol. Sepertinya urutannya selalu demikian 😂. Berkali-kali botol kaca diisi penuh kacang ijo lalu dikosongkan kembali. Hal tersebut menjadi momen yang pas bagi saya untuk mengenalkan konsep matematika sederhana....

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...