Skip to main content

Mengenal Website Milis Sehat

Sebelum lahir anak pertama, saya sebenarnya sudah berusaha untuk "sedikit" mengedukasi diri tentang dunia parenting, termasuk di dalamnya mulai memunculkan ketertarikan untuk berdiskusi, menonton video, dan membaca buku seputar dunia anak. Baik dari aspek tumbuh kembangnya, kesehatan, sosial emosional, dsb. Namun, ada hal lain yang justru saya lupa, yaitu mempertajam fitrah keibuan saya. Akhirnya yang ada dalam benak saya saat itu adalah kondisi menjadi ibu yang "ideal" tapi lupa dengan realitas keseharian yang harus dihadapi.

Menjadi seorang ibu memang memerlukan ilmu, namun realitasnya dalam menjalani peran tersebut tidak cukup hanya bermodalkan teori parenting saja. Justru kesiapan mental, kepecayaan diri, pengorbanan dan keikhlasan menjadi sesuatu yang sulit "dikalkulasi" dengan teori. Ya, semua itu bisa dimaknai ketika para ibu berhadapan langsung dengan tantangan dalam pengasuhan termasuk saat merawat anak.

Saat itu mungkin saya menjadi salah satu "korban" tsunami informasi dalam hal pengasuhan anak. Akhirnya justru kepekaan saya dalam mengidentifikasi kebutuhan anak dan potensi anak tidak tergali. Alasannya karena terlalu banyak informasi yang tidak mampu saya filter dengan baik. Mitos vs fakta seputar pengasuhan dan kesehatan anak datang silih berganti.

Saya yakin, beberapa ibu pasti pernah masuk ke dalam ruang diskusi entah dalam level santai hingga serius tentang masalah MPASI, GTM (Gerakan Tutup Mulut) alias anak susah makan, sufor vs asi, antibiotik, RUM, dsb. Nah, di saat idealisme dalam hal merawat anak begitu tinggi, justru tantangan datang silih berganti, salah satunya ketika anak diuji dalam hal kesehatan, alias sering sakit-sakitan. Hati ibu mana yang tak sedih, bingung, panik dan penuh ketakutan menghadapi tantangan tersebut?

Alhamdulillah di saat fase "galau" anak sering sakit-sakitan, justru Allah memberikan petunjuk berupa perkenalan tak sengaja dengan website "Milis Sehat". Karena rasa penasaran untuk menemukan jawaban tentang kondisi kesehatan anak, akhirnya membuat saya bisa membaca banyak informasi kesehatan di website .http://milissehat.web.id.
Melalui website ini, kita juga bisa mendapat informasi seputar info obat, artikel kesehatan, tanya jawab seputar kesehatan, menjadi pasien yang cerdas, serta info kegiatan atau seminar seputar kesehatan. Melalui website ini saya merasa terbantu untuk mau mengedukasi diri sebagai ibu yang peduli terhadap kesehatan anak. Salah satunya yaitu berusaha untuk mau memvalidasi berbagai informasi, mau bertanya dan mengklarifikasi ketika kunjungan ke dokter, dsb.
Saya mendapatkan banyak informasi tentang dunia ibu dan anak, apalagi saat itu masih menjadi ibu baru. Terkadang saya masih "meraba-raba" apakah tumbuh kembang anak saya dalam batas yang normal, apakah ketika anak sulit makan masih dianggap wajar, dsb. Saya juga akhirnya mencoba untuk selalu berdiskusi saat kunjungan ke dokter, sehingga akhirnya saya selalu memastikan apa diagnosis penyakit anak saya, apa terapi atau pengobatan yang diberikan, dsb.

Ketika saat ini istilah "RUM" (Rational Use of Medicine) sangat populer di kalangan para ibu, hakikatnya sebenarnya bukan menjadikan kita anti terhadap antibiotik. Namun, akhirnya kita bijak dalam memahami setiap tindakan medis yang diberikan kepada anak kita saat sakit. Karena memang hal demikian sudah menjadi hak kita sebagai pasien. Mungkin sebagian besar dari kita memang bukanlah dokter yang mampu mendiagnosis penyakit dan memberikan resep obat. Namun, setidaknya kita mampu menjadi ibu yang cerdas untuk mengetahui setiap tindakan medis yang dilakukan kepada anak kita.

#Day 15
#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany