Skip to main content

Aplikasi "Rainbow-Journal & Activities"

Sejak menjadi seorang ibu baru rasanya banyak hal positif yang ingin saya lakukan, khususnya untuk fokus mendampingi tumbuh kembang anak. Saya jadi teringat ketika kehamilan anak pertama, saya sudah "rajin" membaca buku parenting, begitupun mencari informasi dari internet. Saya pikir dengan persiapan demikian, tidak akan ditemui banyak tantangan dalam hal pengasuhan. Namun, realitanya tidaklah demikian. Apa yang ada dalam keseharian tidak semudah yang tertuang dalam teori.

Salah satu tantangan yang saya hadapi adalah bagaimana menjaga konsistensi untuk fokus dalam mendampingi tumbuh kembang anak dengan "telaten". Artinya secara optimal dan totalitas memberikan perhatian penuh dalam tumbuh kembang anak. Namun, seringkali yang terjadi adalah semangat menggebu di awal, kemudian semakin kesini semakin melemah. Misalnya saja saya mengalami fase naik turun bagaimana supaya konsisten mencatat milestone anak, baik aspek kognitif, motorik, sosial, emosional, dsb.

Saat anak pertama masih berusia di bawah satu tahun saya lumayan rutin untuk menuliskan milestone perkembangannya, berbagi informasi dengan suami bahkan mengevaluasinya bersama. Saat itu kadang saya menulis di whatssapp ataupun di lembaran buku catatan. Setelah berjalan beberapa waktu, ternyata saya menemui kendala, entah sering lupa dalam mencatat, mendokumentasikan kegiatan ataupun catatan yang berserakan di buku catatan yang berbeda.

Dengan kendala-kendala di atas akhirnya memotivasi saya untuk memanfaatkan beberapa aplikasi seputar tumbuh kembang anak yang bisa diunduh secara gratis di playstore. Aplikasi-aplikasi tersebut membantu saya untuk secara sistematis memantau tumbuh kembang anak, termasuk menghindari hilangnya catatan.

Salah satu aplikasi yang saya pikir cocok untuk diunduh para ibu, khususnya yang masih memiliki anak balita, yaitu aplikasi "rainbow-journal & activities". Aplikasi ini memiliki berbagai opsi menu yang memungkinkan kita menuliskan dan mendokumentasikan tumbuh kembang anak secara sistematis.
Aktivitas dan milestone anak dapat dipantau dari data kelahiran anak, sehingga bisa diketahui pertambahan usia anak setiap harinya. Nah, tugas orangtua adalah untuk meng-update jurnal harian tumbuh kembang anak ke dalam aplikasi ini. Banyak hal yang bisa ditulis dan didokumentasikan, misalnya saja menuliskan aktivitas stimulasi yang diberikan kepada anak, menuliskan respon anak, termasuk foto saat beraktivitas dan hasil karya anak.
Aplikasi ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu jurnal tumbuh kembang bayi dan informasi atau artikel seputar bayi. Jurnal tumbuh kembang bayi memungkinkan orangtua untuk memantau kurva pertumbuhan bayi baik berat badan maupun tinggi badan anak. Begitupun milestone perkembangan anak. Tak lupa orangtua dapat memantau pula aspek kesehatan anak, mulai dari catatan vaksinasi, kunjungan dokter, riwayat penyakit dan pengobatan yang diberikan. Semua hal itu saya pikir adalah hal yang penting untuk dicatat dan didokumentasikan oleh para ibu.
Informasi seputar bayi pun disediakan oleh aplikasi ini melalui artikel seputar ide permainan anak, perawatan bayi, perkembangan anak, serta info seputar nutrisi anak. Tentu berbagai informasi tersebut adalah hal fundamental yang harus diketahui oleh para ibu. Nah, semua itu bisa didapat dalam satu aplikasi. Tentu menjadi sebuah kemudahan bagi para ibu untuk mengoptimalkan perannya dalam menemani tumbuh kembang anak.
Selengkap apapun sebuah aplikasi yang kita pakai, namun sekali lagi tetap saja tantangan itu selalu ada. Karena, konsistensi dan komitmen kita tetap "diuji". Apakah kita mau secara konsisten dan berkala memasukan data-data tersebut ke dalam aplikasi? Apakah kita mau benar-benar secara totalitas menemani anak-anak bermain dan memberikan stimulasi dengan bahagia? Heheee...sebenarnya semua itu menjadi pertanyaan retoris sekaligus penyemangat bagi saya sendiri, terutama di fase yang sedang memupuk semangat kembali untuk lebih "telaten" dalam mendidik anak, apalagi akan segera menyambut lahirnya anak kedua.

#Day 12
#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany