Skip to main content

Aplikasi "Cookpad"

Memasak mungkin bisa dibilang menjadi keterampilan dasar yang rata-rata harus dikuasai oleh seorang perempuan. Namun, bukan berarti semua wanita harus "jago" masak atau harus punya hobby masak. Ya, intinya kalau ngobrol dengan orang zaman dulu, mendengarkan wejangan dari nenek atau ibu, pasti ketika berbicara tentang tugas seorang wanita, salah satunya adalah memasak.

Saya jadi teringat perjalanan saya mengenal dapur, alat dan bahan masakan serta mulai memberanikan diri memasak tidaklah terlepas dari peran "Mamah". Ya, ibu saya adalah sosok yang pertama kali mengajarkan saya memasak, meskipun tentu tidak secara khusus mengajarkan. Namun, keseharian mamah memasak untuk keluarga menjadi inspirasi dan motivasi tersendiri kenapa akhirnya saya mau belajar memasak.

Saya teringat saat SMP mulai sering membantu mamah untuk sekedar mengupas bawang, mencuci sayuran atau menggoreng tahu. Namun, akhirnya obrolan di dapur saat membantu mamah memasak membuat saya akhirnya tahu beberapa resep masakan, tips memasak, dsb. Pengalaman belajar memasak bersama mamah menjadi momen yang sangat berkesan hingga kini.

Masakan mamah tentu menjadi masakan paling enak dan favorit bagi keluarga kami. Rasanya setiap yang dimasak mamah selalu menjadi masakan spesial. Hingga suatu saat saya dan teteh pernah menuliskan kumpulan resep masakan mamah di komputer. Sayang komputernya kini sudah rusak, dan file nya tidak sempat "diselamatkan". Sudah hampir delapan tahun mamah terkena stroke. Akhirnya "koki" kami di rumah kini sudah tidak bisa memasak lagi. Bahkan beberapa resep masakan pun beliau lupa. Namun, kecintaan mamah pada dapur, membuat beliau selalu turun langsung melihat anak-anak perempuannya yang sedang menyiapkan menu lebaran.

Dengan berkembangnya teknologi, kini para ibu khususnya tidak perlu lagi repot untuk mencatat berbagai resep. Dengan mengunduh aplikasi seperti "Cookpad" para ibu bisa bereksperimen dengan berbagai resep masakan dari seluruh penjuru nusantara. Mulai dari gulai, sate, soto, rendang, kue kering dan camilan pun ada di aplikasi ini. Tinggal para ibu memilih saja kira-kira resep mana yang mau dieksekusi.

Aplikasi cookpad sangat membantu bagi para ibu, khususnya ibu-ibu yang baru pertama kali "terjun" ke dapur untuk bereksperimen. Banyak resep masakan yang bisa di recook. Kemudian kita bisa mengirim fotonya kepada penulis resep. Fitur Cookmark membantu pengguna untuk menyimpan resep dan foto masakannya, sehingga jika suatu saat membutuhkannya bisa dengan mudah dicari.
Umumnya permasalahan para ibu dalam urusan memasak adalah menentukan menu masakan. "Mau masak apa ya hari ini?" mungkin itu menjadi pertanyaan yang muncul di benak para ibu. Dengan aplikasi ini setidaknya para ibu bisa mencari inspirasi resep masakan. Tentunya disesuaikan juga dengan budget dan stok bahan masakan di rumah.
Pengguna aplikasi ini juga bisa bergabung dengan komunitas Cookpad dengan berbagi pengalaman melalui memasak. Misalnya saja kita bisa menulis resep makanan favorit keluarga di cookpad.

Aplikasi memasak memang bisa membantu kita untuk mendapatkan ide. Namun, soal citarasa jangan percayakan 100% kepada aplikasi ataupun resep yang bertebaran di dunia maya. Karena realitanya, memasak itu adalah tentang kebiasaan, pengalaman, selera dan cita rasa. Saya seringkali berbinar saat me-recook suatu resep kemudian hasilnya sesuai harapan. Tapi tak jarang hasilnya kurang memuaskan. Nah, mungkin itu menjadi bagian dari proses belajar memasak sesungguhnya. Hal terpenting adalah kita menyajikan setiap masakan dengan penuh cinta dan suka cita.

Selamat memasak untuk keluarga tercinta😉

#Day 16
#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Belajarnya Seorang Ibu

Alhamdulillah setelah sekian lama tidak "upgrading" diri sebagai seorang ibu, akhirnya bisa kembali mengikuti seminar tentang anak. Ya, setelah menikah dan punya anak, entah kenapa sepertinya untuk mengedukasi diri itu terasa banyak tantangan. Padahal sih sebenarnya banyak "alasan" saja 😂. Di era berkembangnya multimedia yang begitu pesat, sebenarnya para ibu bisa mengambil banyak manfaat untuk mengedukasi dirinya. Kemudahan akses informasi melalui teknologi multimedia membuat sesuatu yang awalnya sulit dijangkau kini dengan mudah berada di depan mata. Bisa diibaratkan hanya dengan tombol "klik" di papan keyboard laptop atau hp nya, kini para ibu bisa mendapat beragam informasi dalam waktu sekajap. Kita bisa memulai dengan pertanyaan sederhana di pagi hari. "Apa yang ingin saya ketahui hari ini?". Nah, dari pertanyaan itu mungkin akan muncul rentetan pertanyaan lain setiap harinya. Beberapa mungkin ada yang relevan dengan kejadian yang kita...

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...