Skip to main content

Menjadi Seorang Muslimah yang Produktif (Part 1)

Setelah tiga hari saya mereview beberapa aplikasi seputar pengeditan foto, kini rasa keingintahuan saya berlanjut untuk mengeksplorasi aplikasi ataupun website yang berhubungan dengan pengembangan diri, baik sebagai seorang muslimah maupun sebagai seorang ibu. Kini dengan berkembangannya teknologi, saya pribadi menjadi termotivasi untuk mengambil sisi positif dari berkembangnya teknologi ini. Ya, meskipun dalam hal lain pembahasan tentang dampak negatif dari perkembangan teknologi menjadi tantangan tersendiri. Namun, sekali lagi semua itu kembali kepada kita pribadi untuk memfilter semua konten tersebut.

Pilihan untuk menjadi ibu rumah tangga membuat saya harus memiliki strategi untuk tetap bisa produktif dengan rutinitas harian yang dianggap "itu-itu" saja. Urusan seputar beres-beres rumah, memasak, dan merawat anak tak jarang membuat para ibu rumah tangga "mati gaya" atau berada di zona nyamannya sebagai IRT. Ya, sekedar menjalani rutinitas harian saja.

Tantangan itu pun sangat saya rasakan, terutama di awal menjalani rumah tangga dan berperan sebagai ibu baru. Rasanya semuanya menjadi "jetlag". Pola harian yang sudah terprogram secara terstruktur, tertulis bahkan lengkap dengan evaluasinya kini tinggal kenangan saja. Jangankan membuat rencana terstruktur, untuk meluangkan waktu membaca dan menulis saja rasanya sulit.

Sejak mengikuti matrikulasi IIP, akhirnya jalan perubahan itu dimulai. Saya kembali termotivasi untuk secara profesional meng-upgrade diri sebagai seorang ibu, termasuk dalam hal menuntut ilmu dan mengembangkan diri sebagai seorang wanita. Akhirnya sejak saat itu mulailah saya kembali "rajin" membaca dan menulis, meskipun masih ala kadarnya.

Perkembangan teknologi membantu saya pribadi untuk menyiasati kendala dalam menjaga produktivitas sebagai seorang ibu. Misalnya saja sejak saya memiliki anak entah sudah berapa buku catatan harian, alat tulis, dsb menjadi bahan eksplorasi anak. Alhasil rencana, eksekusi dan evaluasi aktivitas harian tidak bisa tercatat rapi. Termasuk aktivitas ibadah harian.

Salah satu aplikasi hasil produk anak bangsa, yaitu dari Badr Interactive mengeluarkan aplikasi bernama "Yawme". Aplikasi ini adalah aplikasi untuk mengevaluasi ibadah harian, azan dan inspirasi harian. Nah, aplikasi seperti ini tentu sangat membantu saya pribadi untuk menyelesaikan kendala yang dihadapi, karena tentunya evaluasi harian saya dapat terekam dengan baik tanpa harus tercecer lagi di lembaran kertas yang entah ada di mana.

Melalui konten yang ada dalam aplikasi ini sangat membantu bagi seorang muslim/muslimah untuk meningkatkan produktivitas serta kapasitas diri, mendapatkan konten harian islami, menemukan teman dalam melakukan kebaikan, dan juga dalam memenuhi target-target hidup sebagai seorang muslim. Berikut ini beberapa contoh konten islami yang ada di aplikasi Yawme

Kita bisa membuat target aktivitas harian sesuai kemampuan kita masing-masing. Kemudian kita dapat melakukan evaluasi dengan mengisi capaian ibadah berkala. Selain itu aplikasi ini juga memungkinkan kita untuk terhubung dengan teman atau keluarga lainnya, yaitu dengan adanya grup untuk saling mengingatkan dan berbagi pengalaman.
Adanya evaluasi bahkan grafik ibadah harian membuat kita mau melatih diri untuk konsisten dan komitmen dengan apa yang kita rencanakan. Selain itu kita juga termotivasi untuk senantiasa berlomba dalam kebaikan dan meng-upgrade diri menjadi muslim yang lebih baik setiap harinya. Sebuah aplikasi kembali lagi hanyalah sebuah alat untuk memudahkan kita melalukan sesuatu. Namun, komitmen dan konsistensi itu yang harus diuji dengan kesungguhan untuk berproses menaiki tangga-tangga perbaikan diri.
#Day 4
#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany