Tak terasa kurang dari sebulan lagi umat muslim akan menyambut bulan suci ramadan. Seminggu yang lalu tanpa sengaja justru di supermarket tiba-tiba saya seolah "diingatkan" oleh deretan kue kaleng, kurma, dan sirup botolan berbagai merek yang berjejer rapi. Ya, suasana ramadan sudah mulai terasa di supermarket. Mungkin sedikit menggelikan betapa pemandangan di supermarket justru menjadi pengingat akan hadirnya ramadan bagi seorang ibu seperti saya.
Alhamdulillah Allah selalu memberi hikmah dari kejadian sekecil apapun yang kita alami dalam keseharian. Di tengah hiruk pikuk kesibukan di supermarket dan deretan makanan di etalase. Justu saya merasa "ditampar" dengan satu pertanyaan retoris. "Apa yang kau persiapkan untuk menyambut ramadan tahun ini? Apakah kesibukan mempersiapkan makan sahur, takjil, parcel dan kue kering yang hanya ada di benakmu kini?" Seketika itu, saya terdiam agak lama, memutar memori ramadan tahun kemarin. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk membuat tulisan ini.
Bagi saya pribadi, bulan ramadan tahun ini tentu akan terasa istimewa. Karena tahun ini alhamdulillah Allah berikan amanah bagi saya untuk mengandung anak kedua. Tentu dengan kondisi hamil, ada sedikit kekhawatiran apakah saya bisa menjalankan ramadan tahun ini dengan optimal? Namun, kekhawatiran itu berubah menjadi sebuah energi postif ketika saya kembali membuka catatan perjalan ramadan saya tahun lalu.
Alhamdulillah dengan menulis selalu menjadi media bagi saya pribadi untuk mengalirkan rasa. Salah satunya yaitu untuk me-
refresh dan me-
recharge semangat lagi. Nah, dari jurnal ramadan saya tahun lalu, ada beberapa evaluasi yang bisa saya tuliskan di postingan kali ini. Tentu harapannya supaya ramadan tahun ini bisa lebih baik dari tahun kemarin.
- Jangan sepelekan persiapan ramadan
Nah, ini catatan penting bagi saya pribadi yang merasa kurang mempersiapan ramadan di tahun sebelumnya. Alhasil semangat di awal yang menggebu, semakin akhir malah semakin melempem. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurang persiapan. Belajar dari pengalaman itu, akhirnya saya bertekad untuk lebih serius dan konsisten untuk mempersiapkan bulan ramadan tahun ini.
- Persiapkan ilmu seputar ramadan
Bisa dibilang penting sekali bagi para ibu untuk memahami ilmu seputar ramadan. Jadi, tidak ada salahnya mulai saat ini untuk rajin mencari referensi seputar ramadan. Mulai dari tatacara seputar ibadah selama ramadan, keutamaan, hal-hal yang dilarang, dsb. Memang rasanya kita sudah puluhan tahun melewati ramadan. Namun, tanpa sadar banyak hal pula yang belum kita tahu. Kalau bisa coba luangkan waktu khusus untuk membaca buku, menonton video, ataupun berdiskusi langsung dengan orang yang menguasai ilmu seputar ramadan.
- Melatih diri untuk konsisten dalam beramal
Untuk jadi konsisten tentu bukan hal yang mudah kan? Sebenarnya tidak ada tips dan trik atau jalan pintas untuk hal ini. Bagi saya pribadi untuk menjadi konsisten itu ya pilihannya hanya berproses dan bersungguh-sungguh untuk menjalani. Dengan repetisi berulang kali, tentu kita akan sampai di fase menikmati akan aktivitas yang kita lakukan, termasuk di dalamnya yaitu aktivitas ibadah. Kalau kita memiliki target khatam Alquran selama ramadan, setidaknya mulai dari sekarang kita harus mulai membiasakan diri membaca Alquran minimal satu juz perhari. Latihan bangun lebih pagi untuk shalat malam juga penting untuk dibiasakan kembali. Jangan sampai saat memasuki ramadan kita masih merasa
jetlag dengan ritme harian yang berubah.
- Menuliskan target ramadan
Berbicara tentang target ramadan, bagi saya ini sangat penting. Setidaknya untuk membantu memvisualisasikan harapan yang ingin dicapai selama ramadan. Tak lupa tentunya bisa jadi penyemangat dan pengingat di kala lupa. Nah, bagi para ibu penting sekali untuk menuliskan target ramadan ini bersama suami dan anak. Harapannya agar target ramadan kita bisa lebih sinergis dijalankan bersama keluarga.
Family forum bisa menjadi momen di mana kita bisa mendiskusikan ini bersama anak dan suami tercinta.
- Persiapkan manajemen rumah tangga di bulan ramadan
Seringkali para ibu menganggap sepele aspek teknis dalam mengatur rumah tangga selama bulan ramdan. Alhasil, bagi para ibu, ramadan berakhir begitu saja tanpa ada yang istimewa. Mungkin yang diingat hanyalah bertambahnya rutinitas dalam menyiapkan makan sahur, takjil, buka bersama dan sejenisnya. Sebagian ibu juga mulai was-was berpikir tentang anggaran untuk mudik dan membeli baju lebaran. Ada baiknya mulai tahun ini kita benahi lagi aspek teknis persiapan ramadan, mulai dari
financial planning dan urusan perdapuran. Harapannya supaya para ibu lebih tenang dan bisa lebih produktif selama ramadan tanpa berkutat dengan aspek teknis ini.
Saat ini ilmu seputar
food preparation dan sejenisnya sudah bertebaran di dunia maya. Kita bisa saja mengambil beberapa referensi yang dirasa cocok untuk diterapkan di rumah. Tentu harapannya supaya kita bisa lebih produktif dan fokus dalam menjalankan ibadah, serta lebih efektif dalam memanfaatkan waktu selama ramadan. Akhirnya waktu belanja, memasak, bisnis online, dll bisa lebih efisien. Waktu untuk beribadah pun bisa lebih optimal.
Berbicara ramadan pasti identik juga dengan pengeluaran yang lebih besar dari pengeluaran harian biasanya. Mulai dari tambahan menu takjil, uang untuk mudik, zakat, infak dan shodaqoh, oleh-oleh untuk keluarga, dll. Tentu hal ini harus dibicarakan secara transparan dengan suami. Harapannya agar selama ramadan kita bisa bijak mengelola keuangan tanpa berlebih-lebihan, pun dapat memaksimalkan untuk berbagi menebar kebaikan.
Alhamdulillah coretan hari ini menjadi penyemangat bagi saya pribadi untuk mempersiapkan ramadan. Insyaallah postingan selanjutnya bisa membahas lebih detail tentang persiapan teknis menjelang ramadan termasuk target-target ramadan. Semoga kerinduan kita dalam menyambut bulan suci ramadan bisa diimbangi dengan kesungguhan kita dalam mempersiapkannya.
Comments
Post a Comment