Skip to main content

Ketika Aku Menjadi "Sutradara"

Siang ini di kala cuaca panas dan mata emaknya udah kreyep-kreyep. Ternyata tidur siang yang lelap kini hanya jadi angan-angan saja, hehee..Ya, seperti biasa, di usia tiga tahunan ternyata anak balita kita sudah semakin aktif. Kalau biasanya emaknya mengeluarkan jurus "memaksa" tidur dengan bercerita, dsb. Namun, kini resep itu sudah kurang manjur, wkwkwk..Alasannya karena anak balita ini lagi seneng sekali main bersama saudaranya.

Setelah rumah neneknya tampak seperti kapal pecah, dengan posisi kursi yang tidak pada tempatnya, boneka yang berserakan, serta biskuit yang berceceran. Kini saat sepupunya sudah pulang, Sabrina pindah "lapak" untuk bereksplorasi, yaitu kamar tidur. Awalnya anaknya bilang mau tidur siang, tapi kenyataannya tidaklah demikian. Setelah meminta dibacakan satu buku cerita, nampaknya belum ada tanda-tanda ngantuk. Yang ada adalah emaknya udah lima watt. Apa yang dibaca juga udah gak sesuai dengan teks.

Kreativitas anaklah yang membuat emaknya menahan kantuk. Kini, saat membaca buku dirasa bosan, dan cerita bundanya sudah tak seru lagi. Maka, Sabrina menawarkan untuk bermain boneka tangan. Dua buah boneka tangan berbentuk seekor kuda dan panda diberikan Sabrina. "Bunda jadi kuda ya, Brina jadi panda!". Nampaknya sang "sutradara" sudah siap mengarahkan alur cerita.

"Assalamu'alaikum. Boleh gak kita kenalan, nama kamu siapa?" saya mengawali pembicaraan. "Wa'alaikumsalam. Nama aku panda, hallo!" Sabrina merespon sambil menggerakkan tangan boneka panda. "Yuk kita nyanyi!" saya lanjutkan pembicaraan. "Enggak mau, aku mau main!" sahut Sabrina dengan nada penegasan. Cuplikan drama sederhana ini berlanjut antara panda dan kuda. Beberapa kali, sang "sutradara" cilik mengoreksi alur cerita. Memberikan arahan supaya bundanya mengikuti cerita yang dibuat oleh Sabrina. Berbagai penolakan terjadi. Misal, saat menawarkan permainan, Sabrina bersikeras ingin bermain lego. Saat bundanya "sok tau" nebak lego bentuk apa, maka Sabrina bersikeras juga kalau yang dibuat panda adalah bentuk kereta. Tentu sesuai imajinasinya.

Drama di siang hari ini berakhir dengan teralihkannya fokus sang "sutradara" dengan suara riang gembira dari anak-anak di halaman. Maka, naluri dan semangatnya membuat Sabrina bergegas berlari penuh energi. Ingin kembali bereskplorasi, berlarian bersama teman-temannya. Ya begitulah anak balita, dengan energi yang seolah tidak ada habisnya.

Ketika orang dewasa bisa fokus dengan satu kegiatan berjam-jam, tapi nyatanya seringkali tidaklah demikian. Fikirannya berada di depan laptop mengerjakan presentasi, namun jiwanya terkadang sudah membayangkan waktu liburan bersama keluarga. Namun, dari seorang anak balita saya kembali belajar, bahwa fokus itu justru akan hadir ketika pikiran dan perasaan kita menyatu dalam satu waktu dan tempat. Begitupun bagaimana pentingnya menikmati proses dibandingkan dengan membayangkan hasil yang belum terjadi.

Kreativitas adalah tentang proses mencari solusi untuk memecahkan berbagai masalah. Maka, saat kita belajar kreatif, mau menggeser sudut pandang, dan berpikir "out of the box". Justru disitulah kita akan menemukan apa arti kreatif sesungguhnya

#day14
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany