Skip to main content

Apa Itu Berpikir Kreatif?

Menjalani tantangan level 9 kelas bunsay tentang #thinkcreative telah memberikan sebuah pembelajaran penting bagi saya pribadi. Hal yang paling utama dirasakan adalah kini saya sudah tidak memberikan stigma negatif terhadap diri saya pribadi dengan kata "orang yang gak kreatif". Perlahan perubahan sudut pandang itu telah membukakan pintu gerbang bagi saya pribadi untuk menelusuri makna kreatif itu sendiri.

Tujuh belas hari menuliskan pengalaman memaknai tentang #thinkcreative secara tidak langsung telah menstimulasi saya pribadi untuk belajar menjadi orang yang kreatif, yaitu mau berusaha untuk menemukan solusi dari setiap permasalahan yang saya temukan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan justru merasa menyerah dan buntu jika dirasa berbagai cara yang dilakukan tidak berhasil memberikan sebuah perubahan. Sudut pandang tentang berpikir kreatif setidaknya membuat saya lebih bahagia. Ya, bahagia untuk lebih percaya diri dan mau mengapresiasi sekecil apapun ide yang muncul dalam benak kina, tanpa harus membandingkan dengan yang lainnya.

Seorang anak balita tanpa sadar telah menjadi "role model" bagaimana rasa ingin tahunya, fitrah untuk belajar, mengeksplorasi, mencoba hal baru, dan tak kenal lelah untuk mencoba adalah sebuah kunci bagaimana seorang anak itu bisa berpikir kreatif. Padahal secara teori mungkin kita pernah berpikir bahwa orang dewasa lebih banyak tahu. Maka, mereka seharusnya lebih memiliki banyak ide dan dengan cepat bisa menemukan solusi. Namun, faktanya tidaklah demikian. Anak-anak balita ternyata memiliki daya kreasi yang tinggi. Bahkan bisa dibilang "out of the box" atau "anti mainstream".

Saya seringkali tergelitik menyaksikan kepolosan Sabrina saat bermain dan berimajinasi. Ide kreatif telah lahir dalam kesehariannya. Bukan dengan menghafal banyak teori, tetapi dengan mau mencoba banyak hal baru yang mungkin pada awalnya dinilai aneh dan tak biasa. Namun, dengan mengapresiasi setiap hasil karya anak tanpa sadar telah membimbing saya untuk memahami benang merah tentang "apa itu berpikir kreatif?". Setiap orang sebenarnya mampu untuk berpikir kreatif. Namun, semua itu kembali kepada diri kita sendiri. Apakah kita mau keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru dalam hidup kita?

#aliranrasa
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany