Skip to main content

Mengarang Lagu

Satu hal sederhana yang selalu menjadi penyejuk mata seorang ibu adalah saat melihat anaknya tersenyum penuh bahagia. Ya, hal sederhana yang bisa menjadi penyemangat dan obat dikala lelah dengan segala aktivitas yang ada. Lihat anak tertawa riang gembira dengan mata berbinar selalu membuat hati ini "nyessss", merasa tenang seolah melupakan semua masalah yang ada. Kenapa mungkin seorang anak bisa menjadi penyejuk mata bagi para orangtua.

Bagi saya pribadi, energi positif atau negatif dari lingkungan sekitar sangat mempengaruhi "mood" keseharian. Misalnya saja kalau anak rewel, pasti ibunya juga jadi ikutan "rewel" gak karuan. Begitupun sebaliknya, kalau lihat anak anteng bermain, kooperatif, riang gembira tanpa tangisan penuh drama, emaknya juga ikutan senang. Padahal kerjaan rumah juga numpuk. Tapi rasanya lebih punya energi dan semangat jika "mood" sedang baik.

Hari ini saya mendapat "mood booster" saat membersamai Sabrina bermain. Bukan karena Sabrina tiba-tiba bisa membaca dan sejenisnya, tapi saya melihat Sabrina begitu riang gembira, bahkan bisa memberi energi positif bagi orang sekitarnya, yaitu neneknya yang sedang sakit. Hari ini Sabrina tak henti bernyayi ketika beraktivitas. Entah saat bermain, saat makan, mandi, dsb. Berulang kali lirik lagu berbagai judul dinyanyikan.

Hal yang membuat saya terharu adalah saat Sabrina terlihat sedang menemani neneknya berjemur sambil berusaha menghibur dengan nyanyiannya. Empati Sabrina yang tinggi, membuat Sabrina begitu peka terhadap kondisi neneknya yang sedang sakit stroke. Seringkali dengan kreativitas dan imajinasinya, Sabrina menghibur neneknya hingga tertawa terbahak-bahak.

Pagi ini, setelah "berduet" menyanyikan beberapa lagu anak bersama nenek, terdengar Sabrina mengarang sebuah lagu, hahaa...Ya, mulutnya tak berhentu berceloteh. Kali ini Sabrina berusaha melantunkan sebuah nada lagu anak kemudian mengganti liriknya sesuai imajinasinya. Spontan ibu saya tertawa terbahak-bahak melihat tingkah polah Sabrina. Kalau kami sudah tertawa, biasanya Sabrina akan lebih bersemangat untuk melakukan hal yang sama. Ya, melantunkan berbagai lagu dengan lirik imajinasinya. Semakin kami tertawa, maka semakin membuat Sabrina senang. Itu artinya, gadis kecil ini sudah memahami sebuah emosi. Salah satunya tentang bahagia.

Dari seorang anak kecil saya kembali memetik hikmah, bahwa berkreasi itu bukan berarti harus melakukan hal yang "besar". Dari seorang Sabrina bunda belajar, bahwa membahagiaan orang tidak harus dengan barang mewah dan sejenisnya. Kebersamaan, kepedulian, dan energi positif yang kita berikan kepada orang tercinta, hakikatnya itu adalah yang bisa membuat mereka tertawa bahagia.

#day12
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany