Skip to main content

Mempelajari Al-Qur'an melalui Kisah

Aktivitas kami dalam mendongeng kepada Sabrina tidak dibatasi hanya dengan mendongeng sesuatu yang bersifat fiktif, semisal fabel dan sejenisnya. Sejauh ini kami menyediakan berbagai jenis genre buku anak untuk Sabrina, tentu dengan proses seleksi, yaitu apakah bacaan dalam buku tersebut sesuai dengan "value" keluarga kami.

Semakin hari setelah Sabrina mengenal berbagai jenis buku, kini Sabrina sudah memiliki pilihan sendiri akan bahan bacaannya. Alhamdulillah sejauh ini Sabrina selalu berbinar untuk bercerita banyak hal melalui buku. Mulai dari kisah dalam Al-Qur'an, cerita shahabat, fabel, buku ensiklopedia anak, buku tentang adab, dsb. Beberapa buku sengaja saya beli sebagai "investasi" untuk Sabrina kelak, setidaknya bisa dibaca di usia yang Sabrina mampu memahaminya, khususnya dari segi konten dan tata bahasanya.

Buku semisal ensiklopedia selain karena bahasanya "berat" juga dari segi pilihan kata yang mungkin tidak familiar untuk anak balita. Ada juga beberapa buku yang memiliki tulisan yang panjang. Tentu belum cocok untuk Sabrina yang belum bisa membaca. Namun, ketika Sabrina sudah mulai tertarik apalagi meminta, apakah akhirnya saya melarang? Tentu tidak, saya mencoba memfasilitasi keingintahuan Sabrina dengan mencoba menyampaikan konten sesuai dengan daya tangkapnya.

Siang ini tiba-tiba Sabrina menyodorkan buku berukuran besar dan tebal tentang "Al Qur'an Shahabatku". Isi buku tersebut kurang lebih tentang tafsir juz 30 yang disampaikan sesuai daya tangkap anak. Ada ayat dan terjemahan Al-Qur'an, serta ada ilustrasi gambar dari kandungan ayat-ayat tersebut, meskipun tentunya gambar tidak mendominasinya jika dibandingan tulisannya.

Sabrina meminta saya untuk menceritakan isi buku tersebut. Akhirnya siang ini saya berusaha menyampaikan isi buku tersebut sesuai dengan daya tangkap Sabrina. Tentu Sabrina lebih banyak mendeskripsikan isi buku lewat gambar. Maka, banyak dialog yang terjadi selama saya bercerita. Tak lupa tentu diselingi dengan pertanyaan Sabrina yang kadang membuat kening berkerut, hehee..pertanyaan anak balita yang terkadang membuat para ibu berpikir keras untuk mendapatkan jawaban yang tepat.

Melalui buku, ternyata bisa menjadi media yang mampu membantu orangtua menyederhanakan pembahasan yang dinilai "berat". Tentu butuh improvisasu seperti gesture, ekspresi, intonasi, dan diksi saat menyampaikan cerita. Akhirnya siang ini saya merasa tertantang untuk menyampaikan kisah dalam Al-Qur'an. Namun, alhamdulillah justru dari keingintahuan Sabrina akhirnya saya juga banyak belajar terutama untuk memahami metode yang tepat untuk menyampaikan isi kandungan Al-Qur'an kepada seorang anak balita.

#Day12
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany