Skip to main content

Dongeng tentang Ikan

Aktivitas mendongeng yang selama ini kami lakukan tak terbatas waktu dan tempat, meskipun seringkali mendongeng melalui media buku cerita dilakukan saat menjelang tidur siang atau tidur malam. Namun, dalam beberapa kesempatan, khususnya setelah saya menjalankan tantangan level 10 ini secara rutin, saya menemukan ide baru. Salah satunya yaitu menantang diri untuk mampu mendongeng secara spontan di mana pun dan kapanpun.

Alhamdulillah ternyata saya menemukan "kunci" supaya mendongeng itu bisa tetap dinikmati bersama. Tak perlu lama, tak perlu ribet, dan yang penting tak perlu menyiapkan media. Yang dibutuhkan adalah ide untuk memanfaatkan momen yang kira-kira bisa menarik perhatian anak agar berbinar, mau mendengar, mau terlibat, bahkan akhirnya dia sendiri mau menikmati dan ikut berimajinasi.

Seperti dongeng tentang hujan yang secara spontan muncul saat kami menyaksikan momen hujan, banyak pula momen dalam keseharian kami yang bisa menjadi sumber inspirasi dalam mendongeng. Misalnya saja hari ini, saya mendongeng tentang "ikan" saat kami sedang sarapan.

Sabrina termasuk anak yang "picky eater", bahkan seringkali saat makan belum bisa fokus, duduk diam dengan rapi. Seringkali diselingi oleh aktivitas bermain, berlarian kesana kemari. Bahkan, tak jarang waktu makan menjadi sangat lama dan Sabrina juga kurang menikmati proses menikmati makanan yang sebenarnya.

Melalui mendongeng beberapa kali Sabrina berhasil makan sambil duduk rapi serta menikmati proses makan dengan penuh semangat. Ternyata Sabrina senang mendengarkan dongeng yang saya sampaikan tentang apa yang dia makan. Karena hari ini Sabrina makan dengan ikan, maka secara spontan saya mendongeng tentang "ikan".

"Aku memiliki kakek yang senang memancing ikan. Biasanya kakek pergi memancing ikan ke sungai. Wah lihat ada ikan yang makan umpannya! Ikan apa ya itu?" ujar kakek. "Hmmm...itu ikan mas bukan kek?" jawab sang cucu. "Iya, ini ikan mas, rasa enak dan gurih. Nanti kita goreng di rumah ya!" seru sang kakek.

"Bunda, Brina makan ikan mas juga ya?" tiba-tiba Sabrina menyela. "Iya, Sabrina juga sama makan ikan mas ya. Tapi, kalau Sabrina ikannya dipepes bukan digoreng" saya coba jelaskan. "Ini pake daun?", "Iya, ikan pepes itu dibungkus pakai daun pisang" sambil saya tunjukan bungkusan pepes tersebut. "Rasa ikannya gimana nak?", "Hmm..enak, mantap" sahut Sabrina sambil menikmati ikan pepes dengan lahap.

Cerita tentang ikan saya lanjutkan dengan menceritakan kalau ikan hasil tangkapan kakek harus dibersihkan dulu sebelum digoreng. Kakek juga menjelaskan tentang bagian-bagian ikan kepada cucunya. "Ikannya ada durinya ya bunda?" sahut Sabrina. "Iya, ikannya ada sisiknya, ada durinya, ada siripnya" saya coba jelaskan sambil menunjukkan beberapa bagian ikan.

Tak terasa satu piring nasi habis dimakan Sabrina dengan pepes ikan. Sambil duduk tenang, Sabrina pun lebih menikmati proses makan. Sesekali bertanya dan menjelaskan tentang apa yang dia tau. Bahkan seringkali muncul imajinasinya untuk melanjutkan dongeng yang saya sampaikan. Kalau sudah seperti itu, saya tinggal menyimak dan menikmati dongeng versi Sabrina 😊

#Day10
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany