Skip to main content

Mendongeng Bersama Ayah

Aktivitas Sabrina beberapa minggu terakhir tidak terlepas dari berinteraksi dengan buku. Alasannya karena bundanya masih belum cukup tenaga untuk banyak melakukan aktivitas berlarian dan lompat-lompat. Maka, saat ayahnya ada di rumah atau saat akhir pekan, Sabrina benar-benar menikmati momen bersama ayahnya.

Sabrina yang selama ini saya observasi memang cenderung belajar secara audio visual. Maka, aktivitas bernyanyi, bercerita, membaca buku menjadi beberapa aktivitas yang bisa membuatnya duduk anteng, menyimak dengan penuh konsentrasi, dan tentunya membuat Sabrina berbinar penuh suka cita.

Beberapa hari terakhir saya merasa terharu, meskipun terselip rasa bersalah, karena tidak bisa membersamai Sabrina untuk melakukan aktivitas yang lebih bervariatif. Kondisi saya yang belum bisa banyak beraktivitas fisik membuat Sabrina juga "berempati". Bahkan seringkali Sabrina menyesuaikan ritme aktivitasnya dengan aktivitas saya. Namun, kreativitas anak justru sangat luar biasa. Di kasur, di dapur, di manapun berada, mereka tetap bisa bermain dan bereksplorasi dengan penuh suka cita.

Salah satu andalan saya ketika harus lebih banyak beristirahat, yaitu menemani Sabrina mendongeng atau membaca buku. Hari ini, alhamdulillah ayah Sabrina pulang lebih awal, maka aktivitas mendongeng dilakukan oleh ayah. Nah, mendongeng kali ini menjadi spesial karena ayahnya Sabrina berinisiatif mendongeng dengan bayang-bayang.

Lampu kamar dimatikan, lalu lampu di layar hp dinyalakan. Ayah Sabrina mulai memainkan tangannya untuk membentuk bayangan yang memantul di dinding. Sabrina segera beranjak dengan semangat, mencoba menangkap bayangan sambil ikut memainkan jari jemarinya.

Kali ini ayahnya Sabrina bercerita tentang seekor kelinci yang sakit gigi, hehee..Ceritanya masih improvisasi untuk memberikan sebuah "pesan" kepada Sabrina tentang pentingnya merawat gigi supaya bersih. Ini jadi PR besar bagi kami sebagai orangtua. Diceritakan bahwa gigi depan kelinci tiba-tiba patah, karena giginya keropos. Maka dia kesulitan untuk makan. Kejadian ini menjadi refleksi bagi Sabrina yang gigi depannya sudah keropos. Melakukan aktivitas bersama ayah memang selalu menjadi momen yang berkesan dan istimewa bagi Sabrina. Walaupun hanya dengan melakukan aktivitas yang sederhana.

#Day7
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany