Skip to main content

Menyiapkan Anak menjadi Orang Tua sesuai Fitrah

Presentasi hari kelima kelas bunda sayang dibawakan oleh kelompok 4 yang terdiri dari Mbak Candra Arum Chasana, Mbak Lukei Prasetiawati, dan Mbak Maulidina M. Tema yang disampaikan yaitu "Menyiapkan Anak menjadi Orang Tua sesuai Fitrah". Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak, sebab dalam rumah tanggalah setiap anak belajar banyak hal-hal penting mengenai kehidupannya kelak. Anak akan belajar banyak hal dari rumah, termasuk bagaimana mereka akan tumbuh dan berkembang.
Keterbukaan antara orang tua dan anak sangat penting karena di era digital ini agar anak tidak mendapatkan informasi yang tidak sesuai dengan tingkat pemahaman dan umurnya. Kesadaran seksualitas adalah bagian penting dari pembentukan identitas. Anak yang seksualitasnya berkembang dengan baik akan mempunyai citra diri yang lebih positif dan juga paham cara bersikap dan berhubungan dengan orang lain.

I. PRINSIP YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENDIDIK SEKSUALITAS ANAK
Mengutip dari "Yayasan Kita dan Buah Hati", tiga prinsip dalam pendidikan seksualitas, yaitu:
1. Benar sesuai dengan nilai dan norma agama
2. Sehat organ reproduksinya
3, Lurus sesuai fitrah
Seksualitas yang benar yaitu ketika seseorang lahir sesuai fitrahnya dengan segala karakteristiknya, baik laki-laki maupun perempuan (QS. Ar-Rum: 30). Menanamkan nilai agama di dalam keluarga dimulai dengan memberikan arahan tentang fitrah seksualitas sejak dini. Hal lain yang dapat dilakukan yaitu dengan pengaliran rasa yang dimulai dari mengetahui perasaan dan diajak mengobrol agar orangtua dapat memberikan nasihat, arahan dan tercipta keterbukaan. Mencelupkan dan mengalirkan nilai pada anak dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut ini, seperti dikutip dari seminar wanita oleh Ir.Sri Tresnahati Ashar, MSi
Dalam pandangan Hasan El Qudsi bahwa pendidikan seksual bisa diberikan oleh orang tua pada masa usia dini, remaja dan dewasa dengan materi yang berbeda-beda. Materi pendidikan seksual pada anak usia remaja adalah berkaitan dengan berbagai hukum dan norma-norma agama yang meliputi; ajaran mandi besar, menutup aurat, hindarkan remaja dari khalwat dan ikhtilat, kenalkan mahram dan non mahram, menahan pandangan yang haram, menjaga anak dari penyelewengan seksual, dan pentingnya pernikahan.

II. MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN REPRODUKSI SEJAK KECIL
Menjaga kebersihan organ reproduksi, khususnya bagian luar merupakan, bagian dari kebersihan diri. Kebiasaan itu perlu ditanamkan sejak kecil. Berikut adalah cara merawat organ reproduksi sejak kecil:
1. Gunakan hanya air yang bersih
2. Ajarkan bagaimana membersihkan organ reproduksinya dengan benar.
3. Menjaga organ reproduksi tetap kering.
4. Hindari Membalur Bedak & Bahan Kimiawi Lain pada Kemaluan Anak
5. Tidak membiasakan memegang kemaluan.
6. Mencuci tangan seusai berkemih.

III. SEKSUALITAS YANG LURUS
Tugas orang tua adalah mendidik anak agar tetap sesuai fitrahnya, yakni anak laki-laki tumbuh dan berperilaku selayaknya anak laki-laki dan anak perempuan selayaknya anak perempuan. Proses menumbuhkan fitrah dikutip daei Ustadz Harry Santosa yaitu dimulai dengan perawatan, penguatan konsepsi fitrah lalu kemudian membutuhkan penyadaran melalui aktifitas dan interaksi dengan alam (pengalaman) sehingga menjadi potensi atau aktivitas produktif (amal shalih). Lalu kemudiah potensi itu membutuhkan ujian dalam kehidupan nyata sehingga menjadi eksistensi dan kompetensi (ihsanul amal) dalam peran terkait fitrah itu sehingga mampu mengambil tanggungjawab pada peran tersebut. Peran peran itulah sesungguhnya hasil akhir dari pendidikan fitrah, sementara akhlak atau adab  adalah buah atau impact dari fitrah yang tumbuh hebat sehingga memberi manfaat sebesar besarnya bagi ummat dan semesta.

Masih mengutip dari Ustadz Harry Santosa bahwa anak lelaki harus didekatkan juga pada ibunya sehingga memahami bagaimana perasaan, fikiran, dan sikap perempuan yang kelak akan menjadi istrinya. Dan bahwa anak perempuan harus didekatkan pula kepada ayahnya sehingga saat masa balighnya sudah mengerti tentang ketertarikan pada lawan jenis dan pada saat yang sama akan merasakan empati langsung dari ayahnya.

IV. TANTANGAN PERADABAN DALAM MEMBANGUN FITRAH SEKSUALITAS
1. Peran ayah hanyalah sebatas pemenuh kebutuhan materi
2. Tingkat perceraian yang cukup tinggi

V. SOLUSI - AGAR TERBANGUN FITRAH SEKSUALITAS UNTUK GENERASI YANG AKAN DATANG
1. Mempererat  kedekatan anak dengan orang tua sehingga terjalin alur komunikasi dua arah yang positif
2. Memperdalam pemahaman ilmu agama sebagai pedoman jalan yang lurus

VI, AKTIVITAS EDUKASI (sebagai contoh)
1. Banyak melakukan aktivitas bersama, sehingga anak belajar macam macam aktivitas yang maskulin dan feminim.
2. Mengenalkan anak pada sosok maskulin dan feminin yang menorehkan sejarah dengan adab dan fitrah seksualitas yang lurus. sehingga muncul sosok idola/panutan yang baik pada anak

Referensi
  • https://www.sahabatnestle.co.id/content/gaya-hidup-sehat/menjaga-kebersihan-organ-reproduksi-sejak-kecil.html
  • https://m.facebook.com/story.phpstory_fbid=2154049997955507&id=221502844543575
  • Pendidikan seksual pada anak dalam hukum islam ,aminuddin
  • Ustadz harry santosa,Facebook https://m.facebook.com/indonesiaparenting/posts/487089238305266
  • Ustadz harry sentosa,facebook https://m.facebook.com/harry.hasan.santosa/posts/10215500390493028
  • https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160922121057-255-160246/beda-dampak-perceraian-bagi-anak-perempuan-dan-laki-laki
  • http://dimaspramudia.web.id/fitrah-peran-ayah-dan-fitrah-peran-ibu/
#day5
#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayangsesi11

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany