Skip to main content

Mendongeng dengan Media Buku

Ada satu hal menarik yang mungkin perlu saya tuliskan dalam catatan pembelajaran Sabrina, yaitu tentang proses bagaimana Sabrina "berkenalan" dengan buku, berimajasi dengan buku, hingga akhirnya ketagihan dengan buku. Seperti yang sudah saya tulisakan sebelumnya, buku merupakan salah satu media yang pertama kali membantu saya untuk mendongeng kepada Sabrina. Proses itu dimulai secara intens saat usia Sabrina menjelang dua tahun.

Awalnya seperti anak balita lainnya, mungkin buku hanya sekedar dibolak balik, meskipun di usia segitu seingat saya Sabrina sudah tidak merobek buku. Rentang konsentrasi Sabrina saat itu pun masih belum bisa terlalu lama menyimak. Terkadang banyak hal yang bisa membuat Sabrina teralihkan dari aktivitas membaca dan mendongeng.

Lama kelamaan karena rutin dilakukan, seolah secara spontan sebelum tidur Sabrina meminta saya untuk membaca buku dan bercerita. Buku pun mulai berserakan di mana saja. Sabrina mulai tau buku yang dia sukai. Seringkali ingin berkali-kali bercerita buku yang sama.

Melihat Sabrina bisa "akrab" dengan buku, maka buku selalu menjadi kado istimewa untuk Sabrina. Pergi ke perpustakaan, pergi ke toko buku, ataupun membeli secara online kami lakukan. Matanya selalu berbinar diiringi dengan senyuman penuh semangat saat melihat paket buku. "Yeay,,buku!!!" begitu celotehnya. Kini bahkan seringkali saat bermain peran Sabrina berpura-pura menjadi kurir yang mengantarkan buku. Dengan gaya khasnya sambil menenteng keresek yang berisi buku Sabrina berujar "Paket...paket buku!!"🤣

Mendongeng bisa dilakukan dimanapun, kapanpun, bahkan tanpa media apapun. Namun, buku sangat membantu saya untuk mendongeng kepada Sabrina. Apalagi Sabrina punya kecenderungan audio visual, sehingga selain mendengar berbagai intonasi, Sabrina senang memperhatikan mimik muka saya saat bercerita  termasuk juga gambar yang divisualisasikan melalui buku.

Sabrina seringkali berimajinasi, mencoba menginterpretasikan setiap gambar. Terkadang yang menarik perhatian bukanlah alur cerita yang ada di buku, justru cerita baru versi imajinasi Sabrina. Buku jenis pop up, flip flap, dll menjadi buku yang menarik perhatian Sabrina. Suara ayam berkokok, suara petir, dan rintik hujan seolah diimajinasikan secara nyata dari gambar yang ada di buku. Begitupun ekspresi orang, Sabrina benar-benar menyukai hal ini, menirukan berbagai ekspresi orang.

Buku yang mungkin terlihat "mati", hanya berupa lembaran tulisan dan gambar, kini bisa menjadi "hidup" melalui aktivitas mendongeng. Hari ini Sabrina bercerita tentang hewan peliharaan. Maka, satu lembar buku bisa menjadi sumber imajinasi Sabrina untuk bisa menceritakan apa yang dilihatnya dari gambar. Kalau sudah seperti itu, biasanya anaknya akan anteng dan terus bertanya penuh penasaran, sedangkan bundanya akan "kewalahan" untuk menjawab sekaligus menyiapkan stok sabar untuk setia mendengarkan 😁

#Day15
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany