Skip to main content

Agar Kecenderungan Seksual Anak Terarah

Presentasi hari ke 9 disampaikan oleh kelompok 6, yaitu Mbak Hanifati, Mbak Febi, dan Mbak Evi. Tema yang dibahas yaitu tentang "Agar Kedenderungan Seksual Anak Terarah", yaitu berhubungan dengan LGBT. Kecenderungan seksual diciptakan Allah swt pada diri manusia agar menjadi media kelangsungan dan reproduksi bagi seluruh makhluk, termasuk di antaranya manusia. Agar kecenderungan seksual dalam diri anak mengalir dengan tenang tanpa gangguan eksternal yang dapat menyebabkannya melenceng dari perilaku yang lurus, Islam menjaga anak-anak dengan memberinya perintah dan larangan. Namun meski ada perintah dan larangan dalam Islam, ternyata dari dulu hingga saat ini masih ada penyimpangan seksual yang terjadi. Kita bisa ambil pelajaran dari kaum Nabi Luth yang dikisahkan dalam QS Al-A'raaf ayat 80-81.

Fakta tentang kasus penyimpangan seksual, LGBT, di Indonesia :
1. Jumlah populasi LGBT di Indonesia adalah kelima terbesar di dunia setelah Cina, India, Eropa, dan Amerika. (Menurut survey CIA tahun 2015)
2. Setidaknya ada 1.095.970 gay di Indonesia berdasarkan data Kemenkes tahun 2012 Jumlah ini naik 37% dari tahun 2009.
3. Sekitar 3% penduduk Indonesia adalah pelaku LGBT
4. Terjadi pertumbuhan 10% gay di  Indonesia setiap tahunnya.

Bahaya penyimpangan seksual, LGBT :
1. LGBT tidak hanya menyerang dan menyasar remaja dan orang dewasa, tetapi juga menyerang anak di bawah umur dan anak di masa pertumbuhan.
2. Bisa membuat dampak trauma pada orang normal yang menjadi korban dan korban berpeluang menjadi "penerus" LGBT.
3. Bertambahnya peluang penyebaran penyakit Infeksi Menular Seks.
4. Depopulasi karena tidak mungkin pasangan sesama jenis bisa menghasilkan keturunan.

Penyebab Penyimpangan Perilaku Seksual
Menurut Elly Risman,  7 hal dalam pengasuhan yang membuat anak melakukan penyimpangan perilaku sosial:
1. Orang tua tidak sadar bahwa anak adalah titipan
2. Tujuan pengasuhan yang tidak jelas
3. Ayah kurang terlibat dalam pengasuhan
4. Komunikasi antara orangtua dan anak buruk
5. Tidak terlibat langsung dalam mendidik agama anak
6. Tidak disiapkan saat anak aqil baligh
7. Orangtua sering lupa anak saat ini di era digital
Pencegahan Penyimpangan Seksual
1. Penguatan bonding keluarga

2. Penutupan celah pornografi melalui kontrol gadget
Penyebaran LGBT identik dengan sesuatu yg bersifat pornografi. Seseorang bisa terjangkit karena penyalahgunaan teknologi atau gadget. Berikut beberapa cara untuk membatasi konten pada gadget dilansir dari de-tekno.com :
📱Aplikasi Youtube
1. Buka aplikasi, klik sign in( ikon gambar orang) untuk masuk ke dalam akun
2. Setelah masuk, klik menu dengan ikon tiga titik vertikal di pojok kanan atas
3. Klik settings, klik general
4. Di bagian restricted mode, klik ON
📱Setting search engine google
1. Geser halaman search engine google ke paling bawah
2. klik search setting, di bagian safesearch filter, klik "Filter explicit results"
3. Geser halaman ke bawah, klik save.
Untuk pembatasan melalui laptop, bisa dilihat langsung ke alamat : https://de-tekno.com/2016/01/settings-youtube-dan-search-engine-agar-aman-buat-anak-anak-kita/.

3. Penerapan kaidah-kaidah Rasulullah SAW
Dari buku "Prophetic Parenting" karya DR Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, dalam bab Mengarahkan kecenderungan seksual anak, terdapat kaidah-kaidah yang dicanangkan Rasulullah SAW, antara lain :
📌Melatih anak meminta izin ketika masuk rumah atau kamar orang tua yakni pada waktu sebelum sembahyang subuh, ketika tengah hari dan sesudah isya (QS An Nur 58-59)
📌Membiasakan anak menundukkan pandangan dan menutup aurat
📌Memisahkan tempat tidur anak saat menginjak usia 10 tahun
📌Melatih anak tidur miring ke kanan
📌Menjauhkan anak dari ikhtilat lawan jenis
Selanjutnya, dari buku "Mendidik anak laki-laki"  karya Adnan Hasan Shalih Baharits, disarankan untuk tidak membiarkan anak-anak bergaul dengan anak-anak yang sudah besar, kecuali terjamin dan meyakini keistiqomahan dan baiknya pendidikan mereka. Dari beberapa kaidah tersebut, ada penekanan agar naluri seksual tidak tumbuh terlalu cepat. Hal ini dimungkinkan karena saat naluri seksual tumbuh terlalu cepat dan anak belum mencapai periode aqil baligh, maka interaksi yang banyak dilakukan adalah saat sedang bersama teman-temannya yang sesama jenis sehingga bisa terjadi penyimpangan seksual.

4. Pembekalan perlindungan diri
Pelaku LGBT bisa berasal dari mereka yg menjadi korban. Ajarkan anak tentang safety procedure. Berikut beberapa poin yang diambil dari kulwap El Hana Learning Kit oleh Devi Sani Rezki, M.psi. yang menyarikan buku Jane Wagner berjudul "Raising Safe Kids in an Unsafe World":
 ðŸ“ŒAjari anak untuk bisa bilang TIDAK atau TIDAK MAU jika ada hal yang membuat tak nyaman. It is better to bs safe than to be polite.
📌Identifikasi orang asing yakni yang tidak kenal dekat dengan kita. buat list orang asing dan list orang yang bisa dipercaya
📌Hati-hati terhadap orang yang mencurigakan
📌Jangan menghiraukan pembicaraan orang asing. Langsung lari dan menjauh
📌Ajarkan bahwa tubuh anak adalah miliknya, beritahu tentang good touch dan bad touch, ajarkan anak untuk bilang stop atau tidak boleh jika ada yang hendak memberikan bad touch
📌Percaya pada insting
📌 Mundur 3 langkah.Hal ini dikarenakan child predator sangat cepat beraksi, jika ada jarak yang cukup, anak akan bisa lari.
📌 Teriak. Ajari anak untuk teriak sekencang-kencangnya. Bukan sekedar "Aaaa" tapi jelas "Tolong, saya diculik!" "Ini bukan bapak saya!" dsb.

Kesimpulan
Penyimpangan orientasi seksual, LGBT, tidak sesuai dari ajaran agama dan memberikan dampak negatif bagi keberlangsungan bangsa dan negara. Oleh karena itu, orang tua bertanggung jawab agar fitrah seksualitas anak tumbuh secara natural dan tidak tergesa-gesa.

#day9
#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayangsesi11

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Yuk Menuang Lagi!

Setelah kemarin Sabrina bereksplorasi dengan air, hari ini Sabrina bereksplorasi menggunakan kacang ijo. Biasanya saya pribadi menggunakan media yang ada di rumah untuk bermain Sabrina. Termasuk kacang ijo ini. Jadi, sebelum dimasak, seringkali saya "membolehkan" Sabrina untuk bereksplorasi dengan bahan-bahan ini. Entah menuang, menyendok, mencuci, dll. Hari ini bunda masih mengenalkan tentang konsep besar dan kecil, serta konsep "kosong" dan "penuh". Seperti biasa, saya menyediakan nampan dan botol-botol kaca berbeda ukuran, sendok dan centong. Tanpa diberi intruksi Sabrina langsung menuang kacang ijo dengan alat tersebut. Pertama Sabrina memindahkan kacang ijo dengan sendok kecil, lalu dengan centong, dan terakhir menuang langsung antar botol. Sepertinya urutannya selalu demikian 😂. Berkali-kali botol kaca diisi penuh kacang ijo lalu dikosongkan kembali. Hal tersebut menjadi momen yang pas bagi saya untuk mengenalkan konsep matematika sederhana....

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...