Di usia Sabrina yang sudah tiga tahun lebih, kemampuan kosakatanya kian bertambah, meskipun dalam hal artikulasi banyak yang belum jelas. Seiring dengan perkembangannya Sabrina kini sering bertanya tentang apa yang dilakukan orangtuanya, termasuk saat dia melihat orang-orang di sekitarnya. Intinya kini kami harus lebih berhati-hati dalam berbicara dan menyampaikan sesuatu karena tidak sekedar "ikut-ikutan", Sabrina pun sudah mulai bertanya. Maka, dialog sederhana selalu kami bangun untuk membentuk pemahamannya, salah satunya tentang aktivitas ibadah.
Saat ini aktivitas ibadah yang sudah sering kami ceritakan, banyak eksplorasi dalam dialog maupun praktik langsung yaitu wudhu, shalat, dan tilawah. Karena ibadah itu yang secara natural Sabrina lihat dan dengar dalam keseharian kami. Maka, tanpa ada sesi "pelajaran" khusus pun, dengan sendirinya Sabrina akan meniru gerakan, bacaan, dan tatacaranya. Pun rasa ingin tahu Sabrina semakin terstimulasi dengan bertanya "Ini surat apa? Habis huruf ini apa?" dsb.
Ada beberapa aspek ibadah lain yang masih minim kami ceritakan, tapi ya sudah kami kenalkan. Dua aspek ibadah yang berhubungan juga dengan "finansial", yaitu ibadah qur'ban dan haji. Tentu konteksnya bukan berarti kedua ibadah tersebut semata-mata butuh "uang", karena keterpanggilan melaksanakan ibadah tersebut bukan karena itu. Namun, lebih kepada bagaimana membangun motivasi untuk berfastabiqul khairat sejak usia dini.
Dalam hal mengenalkan kedua aspek ibadah tadi, kami lebih banyak melakukan dialog lewat pengenalan buku-buku yang menceritakan tema tadi, pun dalam diskusi keseharian misal saat menceritakan kakek yang mau berangkat haji, dll. Suatu ketika ada dialog di saat Sabrina ingin naik pesawat, doa yang saya contohkan pun misalnya adalah bagaimana meminta supaya kami sekeluarga bisa naik pesawat bersama ke tanah suci Mekah. Sekali lagi ini adalah tentang membangun fondasi keimanan, tentang sebuah keyakinan akan rezeki dan takdir dari Allah SWT.
Tahun kemarin, akhirnya saya pribadi berinisiatif membuat "tabungan" qur'ban dan haji di rumah. Ya, dari kaleng bekas susu yang ditempel kertas hvs berwarna, ditambah gambar ka'bah dan hewan qur'ban selalu menjadi penyemangat saya untuk memasukkan beberapa lembar uang di awal bulan. Sengaja saya menyimpan ini di rumah, agar motivasi itu kian bertambah besar dan selalu ada pengingat bahwa harus ada "tabungan" yang diisi. Dari sini, Sabrina akhirnya melihat dan bertanya tentang aktivitas menabung ini. Sesekali selalu bersemangat ingin turut serta memasukkan uang ke dalam kaleng. Hal yang kami fikir sangat sederhana untuk bisa kami terapkan di rumah. Kini, perlahan diskusi tentang semangat untuk berkurban, semangat untuk berhaji terselip dalam cerita yang kami sampaikan. Moga kelak, Sabrina pun bisa memiliki tabungan haji dan qur'ban sendiri, agar kelak mampu merasakan bagaimana melewati proses untuk istiqamah dalam kebaikan.
#Day13
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
Saat ini aktivitas ibadah yang sudah sering kami ceritakan, banyak eksplorasi dalam dialog maupun praktik langsung yaitu wudhu, shalat, dan tilawah. Karena ibadah itu yang secara natural Sabrina lihat dan dengar dalam keseharian kami. Maka, tanpa ada sesi "pelajaran" khusus pun, dengan sendirinya Sabrina akan meniru gerakan, bacaan, dan tatacaranya. Pun rasa ingin tahu Sabrina semakin terstimulasi dengan bertanya "Ini surat apa? Habis huruf ini apa?" dsb.
Ada beberapa aspek ibadah lain yang masih minim kami ceritakan, tapi ya sudah kami kenalkan. Dua aspek ibadah yang berhubungan juga dengan "finansial", yaitu ibadah qur'ban dan haji. Tentu konteksnya bukan berarti kedua ibadah tersebut semata-mata butuh "uang", karena keterpanggilan melaksanakan ibadah tersebut bukan karena itu. Namun, lebih kepada bagaimana membangun motivasi untuk berfastabiqul khairat sejak usia dini.
Dalam hal mengenalkan kedua aspek ibadah tadi, kami lebih banyak melakukan dialog lewat pengenalan buku-buku yang menceritakan tema tadi, pun dalam diskusi keseharian misal saat menceritakan kakek yang mau berangkat haji, dll. Suatu ketika ada dialog di saat Sabrina ingin naik pesawat, doa yang saya contohkan pun misalnya adalah bagaimana meminta supaya kami sekeluarga bisa naik pesawat bersama ke tanah suci Mekah. Sekali lagi ini adalah tentang membangun fondasi keimanan, tentang sebuah keyakinan akan rezeki dan takdir dari Allah SWT.
Tahun kemarin, akhirnya saya pribadi berinisiatif membuat "tabungan" qur'ban dan haji di rumah. Ya, dari kaleng bekas susu yang ditempel kertas hvs berwarna, ditambah gambar ka'bah dan hewan qur'ban selalu menjadi penyemangat saya untuk memasukkan beberapa lembar uang di awal bulan. Sengaja saya menyimpan ini di rumah, agar motivasi itu kian bertambah besar dan selalu ada pengingat bahwa harus ada "tabungan" yang diisi. Dari sini, Sabrina akhirnya melihat dan bertanya tentang aktivitas menabung ini. Sesekali selalu bersemangat ingin turut serta memasukkan uang ke dalam kaleng. Hal yang kami fikir sangat sederhana untuk bisa kami terapkan di rumah. Kini, perlahan diskusi tentang semangat untuk berkurban, semangat untuk berhaji terselip dalam cerita yang kami sampaikan. Moga kelak, Sabrina pun bisa memiliki tabungan haji dan qur'ban sendiri, agar kelak mampu merasakan bagaimana melewati proses untuk istiqamah dalam kebaikan.
#Day13
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
Comments
Post a Comment