Skip to main content

Ketika Aku "Berjualan" Pancake

Pagi ini seperti biasa Sabrina bereksplorasi dengan mainannya. Biasanya ya mainannya seputar main masak-masakan, boneka, lego, atau buku. Nah, pagi ini tiba-tiba Sabrina menggelar mainan masak-masakannya. Dari kejauhan saya amati Sabrina sedang menuang sambil memasukkan lego ke piring-piring dan wadah mainan. Mulut kecilnya pun komat kamit berceloteh, berhitung jumlah piring yang sudah terisi "makanan" yang dimasaknya.

"Wah Sabrina lagi masak apa nih?" saya coba bertanya sambil menghampiri. "Brina lagi bikin pancake" sahutnya. "Ini pancake nya banyak banget ya, mau dijual?" saya lanjutkan pertanyaan. Nampaknya Sabrina agak kebingungan mendengar kata "dijual". Namun, ketika saya mengganti dengan pertanyaan "Bunda boleh beli pancake nya?" ternyata Sabrina paham. "Bunda mau beli berapa?", "Bunda beli satu ya!" saya lanjutkan percakapan. "Harganya berapa?", Sabrina termenung lalu tak lama menjawab "sembilan", heheee...

Sabrina memang sudah tau bentuk uang tapi belum pernah saya kenalkan nominalnya. Mungkin ini bisa jadi waktu untuk saya perlahan mengenalkan nominal uang. Sabrina baru bisa berhitung satuan hingga angka sepuluh, lalu belasan. Nah, istilah "ribuan" belum familiar. Jadilah saat itu saya jadikan momentum untuk mengenalkan istilah ribuan. "Pancake nya lima ribu?", "Hmm,,iya lima ribu" celotehnya😬. Tak lama Sabrina menawarkan kembali agar saya membeli pancake yang sudah dimasaknya, kali ini pancake nya harga nya seribu😂. Kemajuannya ketika ditanya harga Sabrina menjawabnya bukan dengan angka satuan lagi tapi ribuan.

Mengenalkan cerdas finansial kepada anak usia balita memang penuh tantangan. Tapi, kalau mau dicoba ternyata anak kita punya daya imajinasi, kreativitas dan rasa ingin tahu yang tinggi akan banyak hal, termasuk tentang finansial. Tentu kita sebagai orangtua tidak mengajarkan bagaimana menghitung "cashflow" dsb😂, tapi cukup dengan media pembelajaran dan permainan yang mereka sukai sebenarnya bisa jadi cara bagaimana kita mengenalkan finansial kepada anak.

#Day6
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany