Skip to main content

Membedakan antara "Pinjaman" dan "Pemberian"

Hari ini saya menemukan aha momen untuk berdialog dengan Sabrina tentang kecerdasan finansial. Tepatnya saat saya melihat Sabrina sedang asyik bermain uang koin seribuan di samping celengannya. Ia coba masukan, keluarkan, kemudian menyusunnya berderet rapi. "Wah Sabrina banyak sekali uangnya, mau ditabung ya?" saya coba mengawali pertanyaan. "Bukan bunda, ini uang ayah" sahutnya. "Ooh uang ayah ya" saya menimpali. "Iya, Sabrina pinjam uang ayah" sahutnya lagi.

Percakapan sederhana di atas membuat saya tersenyum sambil mencoba mencari makna pembelajaran tentang tahapan kecerdasan finansial yang Sabrina pahami. Ternyata di fase ini Sabrina sudah paham untuk membedakan hak milik dan bukan. Berbeda dengan kejadian dua hari sebelumnya saat Sabrina begitu panik saat kehilangan sekeping uang 500 rupiah pemberian ayahnya. Berulang kali ia tegaskan kalau uang itu punya Brina, begitu celotehnya. Ia tegaskan bahwa itu adalah uang yang diberi oleh ayahnya.

Hari ini dengan polosnya, di tengah uang recehan 1000 rupiah yang berserakan, yang notabene lebih banyak jumlahnya, gadis kecil ini dengan jujur mau berkata bahwa itu bukan miliknya, tapi ia hanya meminjam dari ayahnya untuk dimainkan. Mungkin terdengar sangat "sepele" sekali dialog kami hari ini. Tapi, bagi saya pribadi pembelajaran yang didapatkan begitu besar.

Konsep tentang kepemilikan menjadi fondasi awal bagaimana menanamkan konsep kecerdasan finansial kepada anak kelak, seiring dengan pertumbuhan usianya. Sebelum suatu saat ia akan mengelola sendiri keuangannya, penting baginya mengetahui mana yang jadi hak miliknya mana yang bukan. InsyaAllah dari pemahaman seperti ini kelak anak-anak kita akan amanah untuk bertanggung jawab ketika meminjam apapun dari orang lain, pun bertanggung jawab dalam menggunakan apapun yang diberi oleh orang lain ataupun hasil jerih payahnya sendiri.

"Na, kalau pinjam berarti nanti harus dikembalikan ya, disimpan lagi" saya coba tegaskan bagian ini. "Iya bunda nanti uangnya disimpan, sekarang Brina mau main dulu" sahutnya. Melatih tanggung jawab seperti ini tidaklah mudah, jika tak pernah kita ajarkan sedari kecil. Jangan sampai ketika dewasa banyak orang yang menyalahgunakan amanah atau mengambil hak orang hanya karena dia tidak paham tentang konsep kepemilikan.

#Day4
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...

Liburan ke Kampung Halaman

Alhamdulillah tak terasa sudah lebih dari dua minggu saya menuliskan tentang aha momen bersama Sabrina, khususnya tentang apa yang senantiasa membuatnya berbinar. Saya pribadi mencatat bahwa sesuatu yang membuat Sabrina berbinar adalah sesuatu yang sering sekali dilakukannya atas inisiatifnya sendiri. Hal tersebut dilakukannya berulang kali hingga membuatnya begitu "anteng" bereksplorasi, bahkan tanpa sadar beberapa kerjaan rumah saya bisa selesai ketika Sabrina bermain sendiri. Indikator lainnya yaitu bagaimana ekspresi Sabrina yang ketika melakukan suatu hal begitu bersemangat, berteriak kegirangan dengan wajah penuh senyuman. Ya, bernyanyi misalnya. Hal itu yang selalu membuatnya begerak dan tertawa penuh kebahagiaan.  Aktivitas lain yang selalu membuat Sabrina berbinar adalah berjalan-jalan. Melihat sekelilingnya entah itu pasar, perpustakaan, maupun alam terbuka. Ya, walaupun mungkin Sabrina juga bukan tipe yang mudah berbaur, tapi setidaknya dia begitu menikmati sebua...