Skip to main content

Aliran Rasa "Cerdas Finansial"

Tantangan game level 8 bisa dibilang adalah tantangan "terberat" yang harus saya lewati. Bahkan, awalnya saya berpikir tidak bisa menjalani tantangan kali ini karena harus bedrest. Qadarullah, justru tantangan kali ini bisa diselesaikan sampai akhir, meskipun dengan penuh perjuangan😂.

Mencatat setiap pengalaman hidup sebagai jurnal pembelajaran ternyata tanpa sadar membuat saya bisa memetik banyak hikmah dari hal-hal yang dianggap "sepele" dalam keseharian kita, bahkan seringkali luput dari perhatian kita. Padahal, jika kita mau mencermatinya lebih dalam, menggali setiap hikmah, maka insyaAllah akan banyak pembelajaran yang kita dapat. Setidaknya itu yang saya pribadi rasakan selama ini. Maka, menulislah dalam suka dan duka. Karena suatu hari kita akan menemukan makna dari setiap kalimat yang kita susun.

Berbicara tentang cerdas finansial ternyata bukan semata tentang bagaimana mengumpulkan uang agar menjadi kaya raya. Ada hal filosofis yang saya dapat dari kelas bunsay ini, yaitu tentang konsep rezeki itu sendiri. Slogan "rezeki itu pasti, kemuliaan yang harus dicari" seolah menjadi pengingat bagi saya tentang apa yang harus diperjuangkan.

Selama melewati tantangan 17 hari, saya pribadi banyak menginteraksikan konsep ini kepada Sabrina. Tentu tidak mudah, menyampaikan hal filosofis pada anak balita. Tapi, saya berpikir justru sejak dinilah kita harus membentuk sudut pandang anak tentang prinsip dan nilai yang harus dipegang dalam kehidupan. Adapun hal teknis tentang pengaturan keuangan, investasi, dll tentu bisa di "upgrade" di kemudian hari, sesuai dengan kebutuhan dan pemahaman anak.

Saya jadi banyak berkaca tentang diri dan suami, sebelum berbicara tentang menanamkan nilai pada anak. Karena hakikatnya orangtua adalah "role model" yang akan ditiru. Bagaimana mungkin anak akan gemar menabung, senang berbagi dan hemat dalam hidup jika orangtuanya tidak demikian? Nah, 17 hari yang sudah dilewati memberikan banyak pembelajaran bahwa semua itu tidak bisa diperoleh secara instan.

Keluarga yang cerdas finansial tentunya tidak sekedar dibangun dari persepsi "untung rugi" pun hal-hal material lainnya. Saya jadi merasa diingatkan bahwa sebelum membentuk persepsi ingin menjadi pengusaha sukses, justru persepsi yang dibangun adalah tentang bagaimana profil pengusaha sukses itu dan apa makna kesuksesan yang ada dalam benak?

Profil Rasulullah SWT telah memberikan sebuah gambaran bahwa beliau menjadi pedagang bukan semata mencari uang. Justru mentalitas pekerja keras, kejujuran, keikhlasan dan kesabaran selalu melekat padanya. Begitupun tentang kesuksesan yang bukan semata "mengkayakan" diri dengan uang, tapi justru bagaimana memberikan kebermanfaatan dan kemuliaan dalam hidupnya.

Tujuh belas hari terlalu singkat untuk belajar bagaimana membentuk keluarga yang cerdas finansial. Namun, semoga ini menjadi titik awal yang mengingatkan saya pribadi untuk mau belajar, belajar dan belajar lagi. Banyak PR yang harus kami sekeluarga kerjakaan di depan mata, memperbaiki berbagai persepsi yang salah, termasuk membangun persepsi yang benar tengang cerdas finansial. Tak lupa adalah bagaimana kami "ditantang" untuk konsisten mengamalkan aspek teknis yang sudah dipelajari.

"Tidak ada yang salah ketika kita ingin menjadi orang kaya. Namun, kaya saja tidak cukup, karena berkah dan mulia itu yang lebih utama"

#AliranRasa
#KuliahBunsayIIP
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany