Skip to main content

Cerdas Finansial

Mendampingi tumbuh kembang anak balita ternyata tidak sekedar mengajarkan anak tentang berhitung, menulis dan membaca. Ada aspek praktis yang justru penting untuk dikenalkan saat balita, salah satunya yaitu mengenalkan konsep "cerdas finansial". Nah, tantangan level 8 di kelas bunsay akan mengeksplorasi seputar bagaimana orangtua melakukan proses pengenalan ini kepada anak-anak di rumah. Saya cukup merasa "tertantang" karena dalam keseharian kami kalau dipikir-pikir masih minim proses edukasi tentang hal ini, pun dalam level permainan.

Karena ini sebuah "tantangan" justru dari situlah biasanya muncul kreativitas untuk mengeksplorasi banyak hal😅. Jadi, bismillah, saya mencoba memakai rumus "lakukan, nikmati, dan temukan pembelajaran". Sebenarnya untuk tantangan kali ini jujur saya masih bingung harus menyiapkan aktivitas apa bagi Sabrina. Tapi, dengan prinsip "follow your child" biasanya ada ide yang muncul di tengah jalan, wkwkwk😂

Langkah awal apa yang saya lakukan untuk mengenalkan konsep cerdas finansial kepada Sabrina? Seperti biasa saya memulai dengan melihat apa yang menjadi "interest" atau yang membuat Sabrina berbinar. Kedua adalah tentang kesiapan. Sejauh mana Sabrina mampu memahami konsep yang dijelaskan dengan praktik langsung dalam keseharian. Jadi, parameter utamanya adalah bagaimana konsep tersebut bukan menjadi teori yang dihafalkan tapi sesuatu yang mampu diaplikasikan dan dipahami dalam aktivitas sehari-hari. Nah, materi tentang mengenalkan matematika kepada anak sedikit atau banyak tentu berkorelasi dengan tantangan kali ini.

Tentang menabung sebenarnya Sabrina sudah punya celengan mini berbentuk boneka. Itupun dibeli saat kami belanja di toko ATK. Saat itu memang sempat terpikir untuk mengenalkan Sabrina konsep menabung atau menyimpan uang. Tapi, realitanya celengan tersebut dijadikan "mainan" Sabrina untuk bereksplorasi dengan uang koin. Ya, aktivitas motorik halus mengeluarkan dan memasukkan uang koin menjadi favorit Sabrina.

Bismillah, di tantangan kali ini saya akan mencoba memulai kembali untuk mengenalkan fungsi celengan bagi Sabrina. Nah, supaya Sabrina memahami konsep kepemilikan, saya dan suami juga membuat celengan pribadi yang akan kami isi masing-masing. Semoga dari sini Sabrina memahami tentang konsep menyimpan uang dan hak milik, sehingga suatu saat Sabrina bisa memanfaatkan uangnya sendiri untuk keperluan pribadi. Tentu perjalanan masih panjang, tapi jika kita tidak pernah memulai, kapan kita akan belajar dan memahami?

"Cerdas finansial bukan semata mengenalkan masalah uang. Karena hal paling mendasar yang harus dipahami oleh anak adalah tentang konsep kepemilikan"

#Day1
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany