Skip to main content

Yuk Kita Bercerita!

Setelah beberapa hari sebelumnya Sabrina lebih banyak melakukan aktivitas seputar pretend play, hari ini alhamdulillah saya bisa membersamai Sabrina melakukan hal lain yang dia suka yaitu bercerita. Sebenarnya aktivitas ini sudah menjadi rutinitas kami setiap hari. Namun, hari ini saya coba tawarkan aktivitas lain sebelum bercerita, yaitu menempel. Aktivitas sederhana tapi alhamdulillah bisa membuat Sabrina berbinar-binar penuh semangat.

Karena emaknya kurang punya bakat menggambar, maka gambar di google dan printer adalah andalannya 😂. Sabrina sudah kegirangan ketika melihat selembar gambar domba keluar dari mesin printer. Mungkin awalnya Sabrina mengira kami akan mewarnai seperti biasanya. Namun, saya bilang bahwa hari ini kita akan menempel bulu domba.

"Na, ayo kita tempel bulu dombanya!" Saya coba mengajak Sabrina, sambil menyodorkan lem dan kapas. Dengan penuh antusias Sabrina segera berusaha ingin membuka lem. Ya, memang setiap membuat "prakarya" bersama, Sabrina selalu mengambil peran untuk urusan mengoleskan lem di kertas dan menempel.

"Bunda, sini Brina tempel bulu dombanya!" sahutnya. Perlahan jari mungilnya menempelkan helaian kapas di kertas. "Wow, bagus ya!" celotehnya. Begitulah ekspresi Sabrina ketika melakukan suatu aktivitas baru dan melihat hasil karyanya. Ternyata Sabrina juga sudah paham untuk menempel  mengikuti pola. Jadi, Sabrina tidak menempel kapas di luar pola gambar. "Bunda, tempel di sini ya!" Sabrina meminta saya ikut menempel kapas di bagian kepala domba. Saya melakukan finishing dari aktivitas kami ini, ya sekedar menambahkan beberapa helai kapas yang masih belum menutupi beberapa bagian gambar domba. "Alhamdulillah selesai!" 😊

[Sabrina sedang menempelkan kapas]

Seperti yang direncanakan semula, setelah proses menempel, saya ingin mengajak Sabrina bercerita. Karena aktivitas ini memang salah satu aktivitas yang senantiasa membuat matanya berbinar. Biasanya saya hanya menggunakan media buku saja untuk bercerita atau sesekali menggunakan boneka.

Buku yang kami baca yaitu buku "Peternakan". Favorit Sabrina adalah saat bercerita tentang ayam bertelur. Saat sampai ke halaman tentang domba, betapa bersemangatnya Sabrina saat melihat di depan matanya ada "domba" yang mirip dengan di dalam buku. "Bunda, ini bulu dombanya banyak ya!" celotehnya. "Iya nak, ayo pegang bulunya!", "Kalau suara domba gimana coba?" saya lanjutkan bertanya. "Baa..baa..baa" sambil tersenyum Sabrina menirukan suara domba 😂.

[Bercerita tentang Domba di Peternakan]

Setelah melakukan proses membersamai aktivitas Sabrina beberapa hari ini, saya melihat bahwa gaya belajar Sabrina sangat berkorelasi dengan aktivitas yang membuat matanya berbinar. Bermain peran, bercerita, dan bernyanyi adalah aktivitas yang hampir tak pernah "gagal" untuk membuat Sabrina bersemangat, tertawa, dan main dengan "anteng". Maka, saya berusaha untuk memberikan keleluasaan bagi Sabrina untuk banyak bereksplorasi dan berimajinasi dengan berbagai aktivitas tersebut.

"Bercerita kepada anak bukan tentang seberapa banyak buku yang dibacakan, tapi tentang bagaimana kita mampu menyampaikan nilai pembelajaran"

#Day11
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Comments

Popular posts from this blog

Pohon Literasi Kami

Alhamdulillah hari ini adalah hari terakhir kami menjalani tantangan game level 5. Rasanya baru kemarin kami menggunting kertas warna, kemudian menempel bersama di ruang tamu. Ya, kami membuat "pohon literasi" yang kala itu masih tak berdaun, artinya belum ada buku yang kami tulis. Sebelumnya habit literasi dalam keluarga kami hanya mengalir begitu saja tanpa motivasi yang jelas apalagi ada inovasi, bahkan sekedar untuk membuat pohon literasi agar kami semua lebih semangat membaca lagi. Tapi kini, tujuh belas hari yang sudah dilewati memberikan banyak hikmah dan pembelajaran kepads keluarga kecil kami. Teruntuk Sabrina, putri kecil kami, membaca dan bercerita telah menjadi aktivitas harian yang dia suka. Aktivitas ini mampu membuatnya tertawa dan berbicara, mengeluarkan imajinasinya di masa balita. Semoga kelak Sabrina bisa mencintai ilmu dan mengetahui banyak hal lewat membaca. Semoga Sabrina tetap bahagia jikalau bunda sekedar memberi kado buku cerita 😬 Teruntuk suami

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

My Body Belongs to Allah (Konsep Thaharah untuk Anak)

Presentasi Kelas Bunda Sayang hari terakhir disampaikan oleh kelompok 3 yang terdiri dari Mbak Annisa Novita Dewi, Mbak Annisa Wahyuningrum, dan Mbak Bilkis Mukhlisoti. Tema yang diambil yaitu tentang "My Body Belongs to Allah (Konsep Thaharah untuk Anak)" 1. Tantangan yang dihadapi yang berkaitan dengan gender a. Fenomena di masyarakat Selama ini ada pemahaman keliru dalam masyarakat tentang pendidikan seksualitas . Banyak orang menyebut istilah “pendidikan seks”. Padahal kata seks lebih identik dengan aktifitas hubungan intim dan alat kelamin. Sedangkan seksualitas mengandung makna yang jauh lebih dalam dan kompleks. Semestinya anak-anak sejak dini diajarkan mengenai pendidikan seksualitas, bukan pendidikan seks. Orangtua sebagaimana yang diamanatkan oleh agama dan tercakup dalam UU Kesejahteraan Anak No.4 Tahun 1979, adalah pihak utama dalam pemberian pendidikan seksualitas tersebut (Elly Risman) b. Pendidikan Seks vs Seksualitas Seks adalah segala sesuatu yang menya