Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2018

Mengenalkan Konsep Gender kepada Anak Balita

Selama mendampingi tumbuh kembang Sabrina banyak pengalaman baru yang saya temui, bahkan dari percakapan sederhana keseharian kami. Dari celotehnya dan berbagai pertanyaan yang keluar dari mulut mungilnya seringkali membuat saya berpikir tentang banyak hal, khususnya perkembangan seorang balita, dari bayi yang tak berdaya, kini bertumbuh dan berkembang tanpa terasa. Bahkan lontaran pertanyaannya membuat saya sering kali berkerut, memikirkan jawaban yang mampu dicernanya. Ya, mungkin disitulah tantangan dan "seni" menjadi seorang ibu. Tidak cukup teori yang perlu diketahui, karena realitanya tantangan sesungguhnya adalah saat kita berinteraksi bersama anak-anak kita. Berbicara tentang fitrah seksualitas, jika diingat-ingat kembali, ternyata proses itu memang berkembang secara alami sesuai fitrahnya. Meskipun seringkali tantangan yang ada saat ini yaitu tidak terjaganya fitrah tersebut karena pengaruh faktor eksternal seperti sosial media, dsb. Saya masih ingat pertama kali m

Mengenalkan Rasa Malu pada Anak

Berbicara tentang fitrah seksualitas pada anak ternyata sangat luas cakupannya. Begitupun tantangan yang harus dihadapi khususnya oleh emak-emak zaman now. Dari materi yang sudah disampaikan sebelumnya saya jadi mendapatkan sebuah sudut pandang baru, yaitu menumbuhkan fitrah seksualitas pada anak sebenarnya tidak bisa berdiri tanpa adanya proses menjaga fitrah yang lainnya. Begitupun prosesnya tak terlepas dari penguatan keimanan, dan berlanjut pada pengenalan konsep adab, akhlak, taklif hukum, dll. Setidaknya itu menjadi pegangan bagi para keluarga muslim. Salah satu hal sederhana yang saya amati secara fitrahnya muncul pada diri anak-anak kita, bahkan saat masih berusia balita yaitu munculnya rasa malu. Dalam konteks yang luas mungkin malu disini bisa dibahas dari sudut pandang positif maupun negatif. Misalnya saja konteks malu dalam cakupan malu untuk mengeluarkan pendapat, malu untuk bertanya, dsb justru perlu dihindari. Setiap anak dengan karakter uniknya tentu perlu untuk disti

Mengenalkan Konsep Aurat kepada Anak

Salah satu tahapan yang penting bagi penguatan fitrah seksualitas anak yaitu mengenalkan konsep aurat. Alhamdulillah proses ini sudah sejak awal saya lakukan kepada Sabrina sejak usia satu tahunan. Khususnya setelah Sabrina mulai memahami dan meniru setiap ucapan dan tingkah laku yang saya lakukan. Mengenalkan bayi perempuan menggunakan kerudung saya juga lakukan. Memang mungkin masih menjadi "kontroversi" bagi beberapa orang. Entah karena faktor kenyamanan bayi dan taklif hukum yang belum dibebankan, apalagi bagi seorang bayi. Bagi saya pribadi, pengenalan kepada Sabrina sejak dini tentang aurat, kerudung, dsb sebenarnya hanya bentuk pembiasaan saja. Setidaknya itu menjadi bagian dari proses panjang pengenalan konsep aurat yang akan dilewati. Hingga saatnya tiba memang bagi seorang perempuan wajib untuk menutup auratnya secara sempurna. Di saat itu, saya berharap Sabrina sudah siap dan terbiasa untuk menjalankan aturan Allah tanpa adanya keterpaksaan. Hal menarik sepanja

Sebuah Refleksi "Fitrah Seksualitas"

Alhamdulillah sepuluh hari kemarin semua peserta kelas bunda sayang Depok sudah menyampaikan presentasi tentang "fitrah seksualitas". Bagi saya pribadi, setelah menyimak dan berdiskusi via online, banyak sudut pandang baru tentang fitrah seksualitas ini. Mulai dari fakta di lapangan, teori, hingga solusi yang disampaikan. Nah, kini PR utamanya adalah bagaimana untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan. Berbicara tentang fitrah seksualitas ternyata PR yang harus diterapkan di rumah saya pribadi masih banyak sekali, terutama saat memberikan edukasi kepada Sabrina. Luar biasanya berbagai teori yang dipaparkan membuat saya semakin bersyukur dengan aturan Islam yang paripurna untuk menjaga fitrah seksualitas anak-anak kita di rumah. Hal yang menjadi bahan renungan adalah ketika menyaksikan dan membaca betapa permasalahan terkait fitrah seksualitas ini begitu banyak di sekitar kita. Mulai dari kekerasan seksual pada anak hingga maraknya LGBT. Sungguh ironi melihat data y

My Body Belongs to Allah (Konsep Thaharah untuk Anak)

Presentasi Kelas Bunda Sayang hari terakhir disampaikan oleh kelompok 3 yang terdiri dari Mbak Annisa Novita Dewi, Mbak Annisa Wahyuningrum, dan Mbak Bilkis Mukhlisoti. Tema yang diambil yaitu tentang "My Body Belongs to Allah (Konsep Thaharah untuk Anak)" 1. Tantangan yang dihadapi yang berkaitan dengan gender a. Fenomena di masyarakat Selama ini ada pemahaman keliru dalam masyarakat tentang pendidikan seksualitas . Banyak orang menyebut istilah “pendidikan seks”. Padahal kata seks lebih identik dengan aktifitas hubungan intim dan alat kelamin. Sedangkan seksualitas mengandung makna yang jauh lebih dalam dan kompleks. Semestinya anak-anak sejak dini diajarkan mengenai pendidikan seksualitas, bukan pendidikan seks. Orangtua sebagaimana yang diamanatkan oleh agama dan tercakup dalam UU Kesejahteraan Anak No.4 Tahun 1979, adalah pihak utama dalam pemberian pendidikan seksualitas tersebut (Elly Risman) b. Pendidikan Seks vs Seksualitas Seks adalah segala sesuatu yang menya

Agar Kecenderungan Seksual Anak Terarah

Presentasi hari ke 9 disampaikan oleh kelompok 6, yaitu Mbak Hanifati, Mbak Febi, dan Mbak Evi. Tema yang dibahas yaitu tentang "Agar Kedenderungan Seksual Anak Terarah", yaitu berhubungan dengan LGBT. Kecenderungan seksual diciptakan Allah swt pada diri manusia agar menjadi media kelangsungan dan reproduksi bagi seluruh makhluk, termasuk di antaranya manusia. Agar kecenderungan seksual dalam diri anak mengalir dengan tenang tanpa gangguan eksternal yang dapat menyebabkannya melenceng dari perilaku yang lurus, Islam menjaga anak-anak dengan memberinya perintah dan larangan. Namun meski ada perintah dan larangan dalam Islam, ternyata dari dulu hingga saat ini masih ada penyimpangan seksual yang terjadi. Kita bisa ambil pelajaran dari kaum Nabi Luth yang dikisahkan dalam QS Al-A'raaf ayat 80-81. Fakta tentang kasus penyimpangan seksual, LGBT, di Indonesia : 1. Jumlah populasi LGBT di Indonesia adalah kelima terbesar di dunia setelah Cina, India, Eropa, dan Amerika. (Menu

Adab Tidur berdasarkan Gender Anak

Presentasi kelas bunda sayang hari ini disampaikan oleh kelompok 8 yang terdiri dari Mbak Isnawati, Mbak Irma, dan Mbak Inne. Tema yang disampaikan tidak kalah menarik dengan tema-tema sebelumnya. Bahkan kali ini tema yang dibahas lebih spesifik yaitu tentang "Adab Tidur berdasarkan Gender Anak". Kelompok 8 sebelumnya telah melakukan survey mengenai adab tidur kepada ibu-ibu di kelas bunda sayang#2 Depok. Berikut ini hasil surveynya A. Apakah itu adab tidur berdasarkan yang baik sesuai fitrah seksualitas anak?  1. Memisahkan tempat tidur anak laki-laki dengan anak perempuan. Alangkah baiknya jika pemisahan ini dilakukan perindividu sehingga  masing-masing anak bisa memiliki kamar tidurnya sendiri. Tapi jika tidak memungkinkan, pemisahan dilakukan dengan memisahkan kamar anak laki-laki dengan anak perempuan saja. Hal yang tetap diperhatikan di sini, walaupun satu gender dalam satu kamar, tetap pisahkan tempat tidur mereka. 2. Jika tidak memungkinkan juga, maka pisahkan

Bullying

Tak terasa sudah seminggu tantangan level 11 kelas bunda sayang dijalani. Pengalaman yang luar biasa adalah gaya pembelajaran baru yang menantang setiap orang untuk bekerja sama mempresentasikan hasil belajarnya bersama tim. Hari ini tema tentang "Bullying" disampaikan oleh kelompok 7, yang terdiri dari Mbak Hastuti, Mbak Galuh, Mbak Indah, dan Mbak Henny. I. DEFINISI  BULLYING , JENIS-JENISNYA & PENYEBABNYA Bullying adalah apapun tindakan kekerasan seseorang/kelompok jika sudah membuat yang diganggu ketakutan, maka perilaku itu adalah bullying ” (Ratna Juwita, Psikolog Sosial UI - Femina, Mei 2006) Jenis-jenis bullying : a. Fisik Memiting, mencakar, meludahi, menonjok, memukul, mendorong, mencubit, menjambak, memalak, mencuri, menyembunyikan barang, meminta bekal dengan paksa, pelecehal seksual b. Verbal Dengan kata-kata, eskpresi wajah dan gestur tubuh yang sangat melukai target dimana orang direndahkan martabatnya dan diabaikan. c. Relational Diabaikan,

Praktek Pengasuhan Responsif Gender

Semakin hari tantangan level 11 kelas bunda sayang semakin menarik untuk disimak, karena banyak ilmu baru dari pemaparan presentasi teman-teman kelas bunda sayang. Hari ini presentasi disampaikan oleh Mbak Nina Sri Mulatsih, Mbak Mefisya Nuzullia, dan Mbak Nurlita Tsania. Tema yang dibahas yaitu "Praktek Pengasuhan Responsif Gender" I. Pendahuluan Kota Depok kembali meraih penghargaan sebagai Kota Layak Anak tahun 2017. Hal ini di nilai dari semakin meningkatnya jumlah RW yang peduli akan kualitas hidup anak-anak. Namun, justru akhir-akhir ini marak penjarahan yang dilakukan sekelompok geng motor dan mirisnya diantara pelakunya jg terdiri dari remaja putri. Oleh karena itu,  orang tua harus tetap waspada dan harus semakin membekali diri dengan ilmu yang mumpuni diantaranya mengenai Praktek Pengasuhan Responsif Gender. Hal ini dilakukan agar baik anak laki-laki maupun perempuan mengerti peran dan tanggung jawab mereka sesuai fitrah seksualitas yang telah Allah tetapkan. II

Menyiapkan Anak menjadi Orang Tua sesuai Fitrah

Presentasi hari kelima kelas bunda sayang dibawakan oleh kelompok 4 yang terdiri dari Mbak Candra Arum Chasana, Mbak Lukei Prasetiawati, dan Mbak Maulidina M. Tema yang disampaikan yaitu "Menyiapkan Anak menjadi Orang Tua sesuai Fitrah". Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak, sebab dalam rumah tanggalah setiap anak belajar banyak hal-hal penting mengenai kehidupannya kelak. Anak akan belajar banyak hal dari rumah, termasuk bagaimana mereka akan tumbuh dan berkembang. Keterbukaan antara orang tua dan anak sangat penting karena di era digital ini agar anak tidak mendapatkan informasi yang tidak sesuai dengan tingkat pemahaman dan umurnya. Kesadaran seksualitas adalah bagian penting dari pembentukan identitas. Anak yang seksualitasnya berkembang dengan baik akan mempunyai citra diri yang lebih positif dan juga paham cara bersikap dan berhubungan dengan orang lain. I. PRINSIP YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENDIDIK SEKSUALITAS ANAK Mengutip dari "Y

Penguatan Konsep Gender

Presentasi kelas bunda sayang hari ini dibawakan oleh kelompok 2, yaitu Mbak Amalia Rahmah, Mbak Ita Roihanah dan Mbak Leona Hutriasari. Namun, hanya Mbak Ami dan Mbak Ita yang mempresentasikan. Pendahuluan Menurut Montessori, dalam fase perkembangan anak terdapat masa sensitif anak yang ditandai dengan begitu tertariknya anak dengan suatu karakteristik tertentu dan cenderung mengabaikan objek-objek lain. Salah satu masa sensitif tersebut adalah sensitif terhadap aspek-aspek sosial kehidupan. Aspek-aspek sosial kehidupan anak, menurut Santrock, cenderung pada identitas, relasi sosial, dan gender.  Mendampingi anak belajar tentang gender artinya memberikan pendidikan gender yang adil dan berimbang. Menurut Encyclopedia on Early Childhood Development, sosialisasi gender adalah proses dimana anak belajar tentang  penilaian sosial, sikap dan perilaku yang biasanya terkait dengan anak laki-laki dan perempuan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan gender pada anak. Dengan

Pentingnya Pendidikan Seks pada Anak

Presentasi hari ketiga dibawakan oleh Mbak Debby, Mbak Duratul Baida, dan Mbak Dien Safitri. Tema yang dibahas sangat menarik yaitu "Pentingnya Pendidikan Seks pada Anak". Edukasi seksual pada anak seringkali dianggap tabu. Padahal sesungguhnya memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini adalah hal yang sangat penting karena bisa mencegah dan melindungi anak dari berbagai tindak pelecehan seksual, perilaku seks bebas, kehamilan di luar nikah, pemerkosaan, aborsi dan juga penularan berbagai jenis penyakit seksualitas. Pendidikan seks kepada anak bukan berarti mengajarkan anak untuk berhubungan seksual. Karena dalam memberikan pendidikan seks juga disesuaikan dengan usia anak. A, Definisi pendidikan seks menurut para pakar parenting Ibu Elly Risman, Psi. Pendidikan seks adalah mengajarkan totalitas kepribadian seseorang, mencakup: cara berpikir, merasa, bereaksi, berbudaya, dan beragama serta berinteraksi sosial dalam kapasitas kepribadiannya. Ustadz Harry Santosa

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Kekerasan Seksual pada Anak

Alhamdulillah kelas bunda sayang sudah masuk tantangan level 11. Nah, kejutan kali ini yaitu kami harus melakukan presentasi per kelompok untuk menyelesaikan tantangan 10 hari. Kelompok saya ternyata mendapat giliran untuk tampil perdana. Dengan SKS alias "Sistem Kebut Semalam" alhamdulillah saya, Mbak Anggun, dan Mbak Anisa bisa menyelesaikan presentasinya tepat waktu 😊. Tema yang kami ambil terkait dengan tantangan yang kita hadapi berkaitan dengan gender, yaitu kasus kekerasan seksual pada anak. Kekerasan seksual terhadap anak yaitu segala bentuk aktivitas seksual yang terjadi pada anak yang tidak dipahaminya dimana orang dewasa atau anak lain yang usianya lebih tua memanfaatkannya untuk kesenangan/rangsangan/aktivitas seksual. (CASAT programe, Child Development Institute; Boyscouts of America; Komnas PA). Siapakah yang dimaksud anak? Seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (UU perlindungan anak no 23 tahun 2002) Apa saja ya