Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2018

Yuk Bermain Layangan!

Kalau kita bernostalgia tentang masa kecil, kira-kira permainan apa yang paling menyenangkan? yang paling bikin kita ketagihan dan bahkan bisa bikin kita lupa waktu? Wah pasti variatif banget ya jawabannya. Nah, pertanyaan retoris itu tiba-tiba mengingatkan saya akan masa kecil saya dulu. Seperti yang sering saya tuliskan pada beberapa cuplikan kisah masa kecil saya, ternyata masa kecil saya adalah masa kecil yang bahagia yang penuh dengan kenangan indah. Bisa dibilang masa kecil adalah masa di mana saya belajar untuk mengenal diri saya sendiri, tentang potensi, tentang cita-cita, percaya diri, termasuk tentang pertemanan dan keluarga. Aktivitas membersamai Sabrina bermain setiap harinya, tanpa sadar membuat saya kembali menelusuri jejak masa lalu saya dulu. Tanpa sadar Allah memberikan pembelajaran bagi saya untuk memahami tentang dunia anak. Ya, dunia anak yang sangat identik dengan imajinasi dan eksplorasi. Tangan mungil Sabrina saat "ngoprek" sesuatu, langkah kaki y

Yuk Ngerujak!

Libur di akhir pekan ini terasa begitu spesial, karena saya merasa bernostalgia ke beberapa tahun yang lalu. Sebuah memori sederhana yang selalu membuat saya bahagia dan kangen dengan momen seperti ini. Aktivitas apakah itu? Bukan rekreasi ke tempat wisata, bukan pula pergi ke tempat bermain, bukan pula momen ulang tahun. Saya hanya bernostalgia dengan kegiatan sederhana, yaitu ngerujak bersama keluarga. Momennya begitu tambah spesial, karena saya yang sedang hamil muda bisa dibilang sedang "ngidam" pengen rujak, wkwkwk...ditambah lagi makin spesial karena Bapak adalah orang yang membeli semua bahan hingga membuat racikan dan mengulek bumbu. Lalu saya bagian apa? saya hanya bertugas untuk mengupas buah, mencuci, memotong dan tentunya menikmatinya 😁 Hikmah yang ingin saya tuliskan sebenarnya bukanlah semata-mata tentang aktivitas ngerujak. Namun tentang sebuah kebersamaan yang begitu "mahal" harganya di tengah keluarga. Selain itu, hal ini memberikan banyak pemb

Bermain Peran

Salah satu aktivitas yang selalu membuat Sabrina berbinar adalah bermain peran. Kegiatan ini bisa dibilang adalah kegiatan yang tidak pernah membuat Sabrina bosan. Justru kegiatan ini selalu membuatnya anteng bermain sendiri. Pasti setiap kerabat dekat saya yang melihatnya akan tertawa sambil berujar "mirip banget bundanya waktu kecil!" 😂. Ya, aktivitas ini adalah sesuatu yang bisa dibilang hobby saya sejak kecil, sampai saya mendapat julukan "Neng Gembol", alias anak perempuan yang suka ngambil barang kesana kemari, alias bereksplorasi dengan semua barang di rumah. Khususnya adalah pakaian dan sejenisnya. Entah itu untuk dipakai sendiri, dipakaikan ke boneka, dilipat, dsb.  Kapan aktivitas ini dilakukan? Sabrina melakukannya kapan saja, sejak bangun tidur sampai tidur lagi. Yang jelas, setiap dirinya merasa bosan dengan permainan lain, maka bermain peran ini selalu menjadi pilihan. Entah saat di dapur dengan berperan sebagai koki yang menggunakan segala p

Ketika Aku Menjadi Anak Kampung

Setiap fase kehidupan ternyata memang menyimpan banyak hikmah pembelajaran. Baik dalam kondisi senang maupun sedih. Salah satu hal yang menuntut kreativitas kita adalah ketika kita "dituntut" untuk bisa keluar dari zona nyaman. Entah karena faktor internal maupun eksternal. Tentu ketika kita berusaha keluar dari zona nyaman, terkadang ada perasaan yang tidak biasa. Hal itu sangatlah wajar, namanya juga keluar dari zona nyaman, pasti ada rasa ketidaknyamanan. Apalagi dalam hal membentuk kebiasaan baru, rutinitas baru, lingkungan baru, dll. Hal yang pertama harus dilakukan yaitu mampu beradaptasi. Salah satu aspek yang menjadi PR untuk saya pribadi yaitu sulit beradaptasi dengan lingkungan baru. Tapi, ketika saya sudah menemukan titik "nyaman", maka saya akan begitu menikmati dengan lingkungan dan rutinitas baru tersebut. Soal waktu? sangat relatif. Ya, setiap orang pasti memiliki waktu yang bervariasi untuk menemukan titik ternyamannya, begitupun bagi seor

Becak Imanjinasiku

Enam hari kembali membersamai dengan lebih dekat keseharian Sabrina, kemudian mencatatnya ternyata memberikan efek positif untuk saya pribadi. Setidaknya hal ini membuat saya lebih banyak bersyukur dan membuka pikiran saya dengan sudut pandang yang baru akan banyak hal. Ya, dalam sebuah kreativitas, upaya untuk menggeser sebuah sudut pandang menjadi suatu hal yang perlu dilakukan. Tentu bagi saya pribadi, ini bukan tentang sebuah filosofi atau value yang sifatnya tetap. Namun, lebih kepada hal-hal yang bersifat teknis dan praktis dalam kehidupan kita. Misalnya saja menggeser sebuah sudut pandang baru bahwa roti itu tidak harus dimakan dengan susu, namun bisa dengan selai, keju, coklat, daging, telur, bahkan tempe, dsb. Sebuah hal yang seringkali kita anggap "sepele", kini nampak menjadi sesuatu hal yang "istimewa" jika kita mampu melihat ini sebagai sebuah kreativitas. Setidaknya kalau bagi saya pribadi, dengan membersamai anak kemudian menuliskan sebuah jurnal

Ketika Aku Menjadi Seorang Koki

Alhamdulillah sebulan terakhir sejak tinggal sementara di rumah nenek, Sabrina terlihat begitu gembira. Matanya seringkali berbinar, canda tawa penuh kegembiraan, serta semangat tiada henti. Bahkan ketika dalam kondisi badan kurang sehat. Salah satu penyebabnya adalah suasana dan lingkungan baru. Ya, alhamdulillah, banyak hikmah tinggal di perkampungan dan dekat dengan keluarga. Udara yang relatif masih sejuk, halaman rumah yang masih luas, dan suara burung yang masih terdengar jelas sehari-hari. Ternyata hal itu bisa membuat Sabrina nyaman dan selalu semangat. Saya sebagai emaknya jadi menulis sebuah catatan tentang pentingnya variasi dalam aktivitas anak, sosialisasi, dan alam terbuka. Mungkin itu PR bagi emaknya yang seringkali saat di rumah masih berkutat dengan urusan dapur. Alhasil kurang menikmati dalam membersamai anak. Karena yang sering diingat adalah kerjaan rumah yang gak kelar-kelar 😂. Saya jadi malu sendiri sih, saat ingat masih sering nyuruh anak tidur siang gara

"Playground" Imajinasiku

Pengalaman menjadi seorang ibu memang selalu dipenuhi dengan tantangan yang "menuntut" kita untuk lebih kreatif dalam menemukan solusi. Hal tersebut jadi PR utama bagi saya pribadi sebagai seorang ibu yang memang sebelumnya sulit keluar dari zona nyaman, dari rutinitas, dan serangkaian aktivitas yang prosedural. Maka, dikala tantangan yang dihadapi dalam keseharian, khususnya dalam membersamai buah hati seringkali tidak sama seperti teori, maka biasanya saya merasa super bingung untuk menemukan solusi, bahkan untuk hal-hal yang mungkin sangat "sepele", misal masalah mengatasi anak yang sulit makan, anak yang sering tantrum, dll. Tantangan level ini memberikan banyak pencerahan, minimal untuk menggeser sebuah sudut pandang dalam melihat masalah. Mengatasi tantangan menjadi sesuatu yang memotivasi untuk menghasilkan ide bukan sebaliknya, sesuatu yang menekan dan membuat lemah. Setidaknya sebagai emak-emak "muda", saya yang awalnya begitu kaku dalam memb

Kereta Api Imajinasiku

Baru tiga hari terakhir saya mencoba kembali membersamai dan mencatat lebih dekat tentang aha momen Sabrina dalam keseharian kami. Namun, ternyata begitu banyak hikmah yang membuat saya bersyukur, khususnya tentang fitrah anak yang terkadang luput dari perhatian kita. Beruntung sekali sejak mengikuti kelas Bunsay dan mengerjakan tantangan. Secara tidak langsung itu memotivasi saya pribadi untuk konsisten menuliskan keseharian kami. Memang terlihat "sepele", tapi saat dibaca kembali kemudian direnungkan. Betapa hal "sepele" itu bisa menjadi puzzle bagaimana kita memahami potensi anak. Alhamdulillah semakin semangat juga karena baru mendapat materi kulwap tentang menyusun portofolio anak. Moga ilmunya gak sekedar "lewat" saja, tapi bisa diaplikasikan dalam keseharian, hehee.. Siang ini saya kembali tergelitik menyaksikan "hal sepele" yang sedang dilakukan Sabrina. Ya, gadis kecil ini tidak sedang membuat sebuah prakarya yang "hebat"

Setrika Imajinasiku

Sebagai seorang ibu yang mendampingi tumbuh kembang seorang anak balita, saya seringkali menemukan aha momen dalam keseharian kami. Ya, suatu kejadian spontan yang terkadang membuat saya tergelitik, tertaws terbahak-bahak, hingga geleng-geleng kepala. Dengan mengamati hal-halbyang seringkali kita anggap "sepele" justru akhirnya saya banyak belajar dari seorang anak kecil, salah satunya tentang bagaimana mereka memiliki daya kreativitas yang tinggi. Ya, seorang anak kecil dengan fitrahnya yang selalu bereksplorasi, tidak takut mencoba hal-hal yang baru, serta memiliki daya imajinasi yang tinggi. Nah, kita sebagai orangtua seringkali menganggap "aneh" apa yang menjadi kreativitas anak-anak tersebut. Padahal dari proses itulah justru akan terjaga bagaimana anak-anak memiliki kreativitas masing-masing untuk menghasilkan sebuah karya. Siang hari ini seperti biasa mata emaknya sudah 5 watt, sedangkan sang anak balita nampaknya masih aktif saja bermain melompat kesana

Yuk Kita Mulai Rutinitas Baru!

Tak terasa kelas bunsay sudah sampai ke tantangan level 9. Setelah beberapa minggu liburan cawu 2, dan frekuensi menulis yang menurun, saya jadi agak khawatir untuk memulai tantangan kali ini. Ya, khawatir bisa konsisten apa tidak ya? Apalagi tantangannya wow banget buat emak-emak seperti saya, yang dahulu sering melabeli diri dengan kata-kata "gak kreatif", gara-gara merasa gak punya bakat seni, bikin prakarya, dan sejenisnya. Alhamdulillah setelah mendapatkan materi lewat diskusi seru bersama fasil (meskipun gak bisa ikutan langsung diskusinya), setidaknya akhirnya saya bisa mendapat "insight" baru tentang apa itu kreatif dan kreativitas. Ternyata persepsi kalau kreatif itu semata hanya dimiliki oleh orang yang memiliki jiwa seni yang tinggi yang memiliki daya imajinasi yang tinggi tidaklah sepenuhnya benar. Kita para emak-emak yang kesehariannya berkutat dengan urusan domestik pun justru tanpa sadar telah menstimulasi diri untuk menjadi manusia yang kreatif, ya

Dunia Anak adalah Dunia Bermain

Setelah sekian lama gak posting kegiatan Sabrina, rasanya kangen juga untuk menuliskan jurnal pembelajaran Sabrina. Semenjak sebulan yang lalu kami sementara waktu "ngungsi" ke rumah orang tua, ternyata banyak rutinitas harian yang berubah, termasuk aktivitas sehari-hari Sabrina. Kalau biasanya aktivitas harian Sabrina lebih terjadwal polanya, termasuk aktivitas bermain, tidur, dan makan. Namun, kini tidak lagi. Ketika biasanya aktivitas harian Sabrina banyak berinteraksi dengan saya di rumah, sekarang sebaliknya, anaknya "cuek" sama bundanya 😅. Sekelumit kisah harian Sabrina yang berubah, saya bisa mengambil banyak hikmah yaitu tentang bagaimana dunia anak. Jika kita para orangtua yang sudah dewasa seringkali banyak melakukan sesuatu karena dorongan tanggungjawab kerja, amanah, atau rutinitas harian, ternyata tidak demikian dengan anak-anak, apalagi usia balita. Memang, mereka bisa dengan sangat mudah dibentuk sebuah rutinitas baru yang berulang-ulang. Namun, te