Skip to main content

Posts

Showing posts from 2020

Menyusun "Passion Project"

Setelah euforia pemilihan walikota Hexagon City serta melakukan perkenalan lebih dekat dengan teman-teman co Housing, di pekan ini kami pun membuat passion project bersama.  Oya, sebelum bercerita tentang proses menyusun passion project, ada penggalan hikmah luar biasa yang saya rasakan  setelah berkenalan lebih dekat dengan Hexagonia di co Housing 2, yaitu mengubah rasa insecure  menjadi penuh syukur.  Alhamdulillah rencana Allah memang terbaik, di mana saya dihadirkan di tengah orang-orang hebat yang memberikan inspirasi dan energi positif untuk senantiasa bermanfaat. Meskipun saya masih newbie, alhamdulillah Hexagonia lain yang sudah banyak pengalaman seputar menulis mau banyak berbagi ilmunya.  Nah, sekarang kita mulai cerita soal proses pembuatan  passion project bersama teman co-Housing 2. Kami terlebih dahulu membuat project canvas personal yang menggambarkan tentang passion  masing-masing, kemudian kami juga saling berbagi passion canvas supaya bisa lebih tau apa tantangan

Pemilihan Walikota di "Hexagon City"

Setelah pekan sebelumnya seluruh hexagonia membuat hexahouse. Pekan kedua ini para hexagonia sudah berkumpul dalam co-Housing masing-masing. Saya pribadi masuk ke co-Housing 2 Kepenulisan dan Cluster 10. Alhamdulillah sudah terpilih juga leader masing-masing. Nah, yang lebih istimewa lagi yaitu seluruh hexagonia akan melakukan pemilu untuk memilih walikota Hexagon City. Walikota inilah yang selama enam bulan ke depan akan memimpin pembangunan di Hexagon City.  Hari Rabu malam, saya pertama kali melihat keenam calon walikota Hexagon City. Meskipun baru pengenalan singkat dari keenam calon. Namun, saya pribadi begitu berbinar saat melihat aura positif penuh semangat dari keenam calon. Apalagi saat para calon berkenalan dan sedikit menjelaskan visi misinya. Yang lebih seru justru saat melihat kolom komentar FBG yang ternyata ramai dengan tim sukses masing-masing calon.  Malam itu, saya pribadi masih galau untuk menentukan calon pilihan hati. Wajarlah, namanya juga baru kenalan dengan ke

Membangun "Hexa House"

Alhamdulillah akhirnya saya resmi menjadi "Hexagonia" yaitu warga "Hexagon City" sebuah kota peradaban, yang warganya beradab dan bahagia. Pekan ini semua hexagonia akan membuat "Hexa House" yaitu rumah pribadi yang dibangun sesuai dengan passion kami masing-masing. Hexa House adalah sebuah rumah impian yang menggambarkan passion saya di Kelas Bunda Produktif. Nama Hexa House saya yaitu "My Growth Hexa". Filosofinya sama seperti peta belajar saya di kelas Bunda Cekatan "My Growth Journey", di mana rumah ini akan menjadi tempat saya bertumbuh untuk meng- upgrade diri, menjalankan visi dan misi kehidupan, menemukan banyak inspirasi, dan menjalani passion dengan bahagia. Filosofi "Rumah Tumbuh" sering kita jumpai. Di mana ketika di awal mungkin rumah kita belum ideal sesuai dengan apa yang kita impikan. Namun, secara bertahap kita bisa membuat rumah itu "tumbuh" sesuai dengan apa yang kita visualisasikan. Artinya ru

Merayakan Kemajuan

Tak terasa perjalanan mentorship tahap kupu-kupu sudah memasuki pekan ke tujuh. Itu artinya mentorship ini akan berakhir pekan depan. Selama perjalanan tentu sudah banyak pengalaman suka duka yang dilewati. Nah, pekan ini kami akan merayakan kemajuan yang sudah dilakukan selama program mentorship, yaitu dengan mengapresiasi hal-hal "kecil" dari proses yang kami lewati. Selebrasi kecil antara mentor dan mentee dilakukan dengan saling memberi feedback tentang proses mentorship kami dari awal. Kami harus menilai secara jujur bagaimana progress satu sama lain. Sebagai mentor saya berusaha menggambarkan bagaimana sikap mentee, semangat belajarnya dan keterampilannya. Adapun sebagai mentee saya banyak menggambarkan bagaimana sikap mentor serta proses pendampingan yang dilakukan mentor kepada saya. Alhamdulillah saya sendiri berinisiatif mengirim surat terlebih dahulu kepada mentor dan mentee di hari Sabtu. Wah rasanya plong sekali setelah mencurahkan segala rasa, dan tingg

Fokus pada Kemajuan

Setelah pekan sebelumnya kami melakukan "False Celebration", maka di pekan ini mentorship yang kami lakukan berfokus pada kemajuan. Kami diminta untuk menuliskan kesuksesan yang kami lakukan setiap hari, termasuk menuliskan apa yang menjadi kunci kesuksesan kami, serta kesuksesan apa yang kami inginkan esok hari. Berikut ini adalah kemajuan saya pada mentorship "Self Healing" yang sedang saya lakukan Setelah rutin menuliskan ini selama lima hari, ternyata ada dampak positif yang saya rasakan, yaitu belajar untuk bersyukur melihat sisi positif, apresiasi, dan afirmasi bagi proses belajar yang kita lewati. Karena, seringkali kita berhenti di tengah jalan, enggan berjuang, hanya karena seolah kita tidak melakukan "kemajuan" dan masih jauh dari kesuksesan. Padahal, jika kita mau melihat lebih dalam, kesuksesan-kesuksesan kecil yang konsisten kita lakukan, insyaAllah menjadi kunci kesuksesan kita sampai pada tujuan. Secara general selama lima hari

Menikmati "False Celebration" di Program Mentorship

False Celebration Pengalaman mentorship di tahapan kupu-kupu kuliah Bunda Cekatan selalu banyak kejutan. Pekan ini, kami diminta melakukan "false celebration". Wah, kenapa "kegagalan" harus dirayakan ya? Ada satu kutipan yang saya ingat saat menyimak dongeng Ibu Septi " It's oke to make mistake as long as I learn something from my mistake ". Ya, inti dari false celebration adalah supaya kita bisa belajar dari kesalahan yang kita lakukan dan pada akhirnya mau berubah untuk memperbaiki diri, yaitu dengan sebuah komitmen dan konsistensi. False Celebration sebagai Mentee Alhamdulillah pekan ini ada pengalaman baru yang saya rasakan, yaitu bagaimana merayakan sebuah "kegagalan" bersama-sama dengan empat mentee lain dan juga mentor Self Healing yang selama ini mendampingi kami belajar.  Ya, kami menyepakati untuk merayakan false celebration bersama supaya merasakan sensasi baru dari program mentorship ini. Hikmah pertama yang saya

Check In Mentorship Tahap Kupu-Kupu

Perjalanan mentorship kuliah Bunda Cekatan sudah setengah jalan. Berarti sisa empat minggu ke depan yang harus kami lewati. Pekan ini kami melakukan check in bersama mentor dan mentee. Tujuan utamanya adalah untuk mengecek sampai di mana hubungan antara mentor dan mentee, dan supaya kami bisa saling memahami. Selain itu, tentunya kami harus sama-sama saling jujur apakah proses mentorship ini masih on track menuju ke tujuan atau sebaliknya?  Check in ini juga berfungsi untuk update  situasi dan melakukan double check (mentor-mentee) tentang perasaan dan kenyamanan kami selama menjalani mentorship . Tak lupa kami juga harus mengecek komitmen dan prioritas satu sama lain, saling memberikan feedback,  serta apa saja tindak lanjut yang sama-sama harus kami lakukan dalam mentorship ini. Sekilas tampak "sederhana" namun filosofis sekali. Bisa dibilang jurnal pekan ini hanya seperti "curhat". Namun, justru menguji komitmen dan kesungguhan, sejauh mana kami serius se

What's Your Plan?

Alhamdulillah setelah liburan lebaran, pekan ini kami kembali melanjutkan perkuliahan Bunda Cekatan. Saat libur lebaran, saya pribadi sempat menghubungi mentor untuk memastikan bahwa selama berlibur saya fokus mengerjakan "PR" dari beliau. Kami sepakat bahwa progress report nya nanti dibahas setelah lebaran.  Program mentorship kelas kupu-kupu di pekan ketiga fokus untuk mendetaili perencanaan dari bidang yang sudah kami pilih saat program mentorship. Jika di pekan kedua kami sudah melakukan assesment  dan menetapkan tujuan. Kini, saatnya kami menyusun rencana dengan penuh kesungguhan untuk mencapai tujuan itu. Kemarin Ibu Septi sempat mengingatkan bahwa tujuan itu harus jelas!. Ada filosofi yang beliau ingatkan kepada kami, yaitu " A goal without a plan is just a wish ". Langkah pertama yang harus kami lakukan yaitu menyusun prioritas. Dan semua itu mengacu pada mind map yang sudah saya buat sebelumnya di sini . Alhamdulillah sejak dari kelas Telur-Telur,

Yuk Lakukan Penilaian Keahlian Kita

Pekan kedua program mentorship di tahap kupu-kupu semakin seru dan menantang. Kali ini kami diminta untuk  melakukan melakukan self assessment sekaligus komunikasi langsung antara mentor-mentee melalui video, baik via messenger FB maupun aplikasi lainnya. Bahkan Ibu Septi sempat memberikan opsi berlatih berkomunikasi via video FB Live. Sebenarnya menarik untuk dicoba, tapi bagi saya pribadi saat ini belum ada waktu untuk "ngulik" nya, hehee... Setelah mendengar dongeng dan diskusi bersama Ibu Septi, saya pun gercep untuk menghubungi mentor dan mentee untuk membuat janji ngobrol bersama. Alhamdulillah keduanya direspon dengan cepat dan janji ngobrol melalui video sudah disepakati waktunya. Hari senin siang, saya dan Mbak Afa (sebagai mentor) menyepakati ngobrol via video call FB. Rasanya dag dig dug, sekaligus excited . Obrolan kami dimulai dengan saling bertanya kabar. Alhamdulillah senang rasanya disapa Mbak Afa, kemudian obrolan pun mengalir begitu saja. Saya ber

Mencari Mentor dan Mentee di Tahap Kupu-Kupu

Awal ramadhan tahun ini menjadi momen yang spesial karena bertepatan dengan dimulainya tahapan kupu-kupu di kelas Bunda Cekatan. Episode panjang sebulan penuh maraton menjaga konsistensi #tantangan30hari, sekaligus puasa selama empat pekan nyatanya membuat saya justru "ketagihan" dengan proyek self healing yang saya laksanakan. Saya merasa semakin penasaran untuk fokus belajar tentang hal ini. Dongeng perdana di kelas kupu-kupu seperti biasa langsung membuat ramai laman komen di FB grup begitupun di WA regional. Semuanya mencoba mencerna tentang apa yang harus kami lakukan di tahapan ini. Seperti biasa, saya masih tetap menjadi orang yang senang menyimak sambil menyelami setiap kata dan makna yang disampaikan ibu Septi di dalam dongeng pengantar tahapan ini.  Tujuannya semata supaya tidak terjadi misinformasi  serta supaya tidak perlu banyak menguras emosi sekedar untuk memastikan "emang kita harus ngapain aja pekan ini?". Jadi, saya memilih menyimak tuntas, m

Aliran Rasa Tahapan Kepompong

Alhamdulillah tak terasa #tantangan30hari dan puasa pekanan selama sebulan terakhir sudah berhasil dilewati. Ketika selesai sampai garis finish , rasanya saya ingin mengingat kembali langkah pertama yang saya lakukan saat memulai tahapan ini.  Refleksi ini sejatinya bukan sekedar menjadi memori tentang sebuah proses pembelajaran. Namun, tentang sebuah komitmen untuk terus melakukan perbaikan. Maka, proses itu sejatinya tidak berhenti sampai di tahapan ini, namun harus terus dilakukan agar benar-benar menjadi sebuah kebiasaan baik. Lebaran tahapan kepompong bersama Pak Dodik dan Ibu Septi melalui live FB menjadi momen yang membahagiakan. Di mana ilmu, pengalaman dan energi positif dari beliau berdua menjadi inspirasi bagi saya pribadi untuk terus belajar dan melangkah ke depan. Satu catatan penting dari proses selama sebulan ini yaitu ketika saya bisa fokus kepada ikhtiar dan menjalani dengan bahagia, itulah yang membuat saya bisa konsisten menjalani semua ini. Rasa b

Puasa "Shalat Tepat Waktu"

Tak terasa rangkaian "puasa" di tahap kepompong kelas Bunda Cekatan sudah memasuki pekan terakhir. Banyak teman-teman yang merasa "ketagihan" menjalankan hal ini karena mungkin terasa ada perubahan positif yang dirasakan. Setidaknya puasa ini menjadi ajang untuk menguji konsistensi. Nah, bagi saya pribadi puasa ini seperti "alarm" sekaligus "rem" supaya saya memiliki self control yang baik, agar tetap fokus, komitmen dan konsisten dengan target yang sudah dibuat. Empat minggu dilewati, saya memfokuskan diri untuk puasa dari berbagai distraksi yang memang mengganggu produktivitas saya. Terutama berfokus pada perbaikan manajemen gadget dan manajemen waktu. Nah, di pekan terakhir puasa ini, saya menetapkan untuk puasa "shalat tepat waktu". Artinya saya menantang diri, sejauh mana saya bisa konsisten melaksanakan shalat lima waktu secara tepat waktu. Latar belakang saya memilih untuk puasa ini karena hal ini sangat mendukung #tan

Self Healing untuk Mempersiapkan Ramadhan

Tak terasa perjalanan #tantangan30hari sudah sampai di hari terakhir. Saya jadi teringat dengan momen pertama saya menjalani proyek ini, pun masa di mana saya sedikit bimbang untuk memilih prioritas yang ingin saya jalankan di #tantangan30hari. Hari ini dengan mengucap syukur alhamdulillah, saya merasakan bahwa pilihan saya sudah tepat. Ternyata ini adalah hal yang saya butuhkan. Dan yang membuat saya konsisten menjalaninya tidak lain karena saya bahagia melewati semua ini. Proyek #tantangan30hari dan puasa mingguan yang saya jalankan di tahapan kepompong ini saling berkesinambungan dan saling menguatkan. Itu juga yang membuat saya bisa fokus "on track" untuk sampai pada tujuan yang sudah saya tetapkan di mind map yang sudah saya buat di tahapan Telur-Telur. Memang tidak mudah, melewati #tantangan30hari di tengah pandemi. Namun, proyek "self healing" ini sejatinya yang mendukung saya untuk bisa lebih produktif dan berpikiran positif di tengah kondisi ini.

Self Healing untuk Menyembuhkan Innerchild

Mayoritas kita mungkin sudah mulai familiar mendengar istilah innerchild . Saya sendiri tau tentang hal ini dari beberapa buku yang saya baca, termasuk dari kulwap yang pernah saya ikuti. Saat di keluarga manajemen emosi sempat dilaksanakan kulgram khusus di grup ini yang diisi oleh psikolog sekaligus anggota keluarga manajemen emosi, Teh Shinta Rini, M.Psi. Dari kulgram tersebut akhirnya semakin membuka pikiran saya untuk menelisik ke dalam diri, apakah ada innerchild yang belum tuntas? Setelah menjalani #tantangan30hari ini saya juga semakin menyadari bahwa ada innerchild yang harus disembuhkan khususnya ketika saat ini saya menjalani peran sebagai orangtua. Jauh sebelum itu rasanya tak pernah terpikir bahwa tindakan emosi spontan yang kadang muncul begitupun penyikapan kita terjadap suatu peristiwa bisa dipengaruhi karena innerchild yang belum tuntas. Saya sebenarnya sangat bersyukur hidup dalam pengasuhan orangtua yang penuh teladan dan memberi kesan positif. Saya pu