Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2018

Setiap Anak adalah Bintang

Salah satu tantangan terbesar bagi orangtua adalah bagaimana kita mampu menemukan potensi anak-anak kita. Saya pribadi merasa ini tak mudah, karena tidak bisa instan sekedar tebak-tebakan berhadiah, ataupun sekedar memprediksi atau membiarkannya "mengalir" begitu saja tanpa arah yang jelas. Saya pribadi sebagai seorang ibu yang baru memiliki satu orang anak, dengan usia balita tentu akan menjadi "sok tau" jika berbicara panjang lebar tentang teori untuk mengetahui potensi kecerdasan anak. Tapi, saya pribadi lebih senang menggali, menuliskan, dan menceritakan proses pembelajaran yang saya lakukan sehari-hari dalam membersamai Sabrina. Tentu isinya tidaklah seideal teori di buku parenting, tidak pula disandarkan pada teori-teori ilmiah lainnya. Lebih tepatnya tulisan ini mungkin mewakili "curhatan" keseharian emak-emak yang mendampingi tumbuh kembang anaknya. Tentu bisa dilihat dari berbagai kacamata yang membacanya. Saya pribadi dahulu masih memiliki

Aku Anak Petualang

Alhamdulillah ini Sabrina bisa berpetualang di Kota Bandung. Ya, meskipun destinasi kami sekedar bermain di taman kota. Namun, dari perjalanan kami hari ini saya mencatat beberapa aha momen selama kami beraktivitas bersama. Pertama adalah tentang pentingnya family time bagi sebuah keluarga. Selain untuk menguatkan bonding di antara kami bertiga, ternyata family time bisa membuat kami saling memahami satu sama lain, termasuk tentang apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kami masing-masing. Dari interaksi bersama, saya dan suami bisa belajar memahami tentang apa yang membuat Sabrina berbinar termasuk apa yang membuatnya takut. Kedua, perjalanan hari ini membuat kami belajar bersabar untuk mendampingi tumbuh kembang Sabrina. Karena saat ini Sabrina berada di fase egosentris, maka perhatian haruslah seringkali terpusat padanya. Tentang kepemilikan dll nya menjadi pembelajaran khusus yang membutuhkan kesabaran. Misalnya saja ketika di taman bermain anak yang sifatnya selalu ingin m

Dunia Anak adalah Bermain

Ada rutinitas yang berbeda ketika Sabrina di rumah dan di rumah nenek di kampung halaman. Ya, aktivitas pagi hari di rumah nenek selalu bisa membuat Sabrina berbinar, bahkan bisa membuatnya "melupakan" bundanya 😂. Padahal kalau di Depok, seringkali Sabrina selalu memanggil nama bundanya. Apa yang membuat Sabrina berbinar? Tidak lain karena Sabrina memiliki teman bermain, yaitu saudara sepupunya. Pagi hari ini kami pergi ke pasar naik angkot. Seperti biasa sepanjang perjalanan Sabrina selalu mengamati apa yang dilihatnya. Entah itu saat melihat kereta melintas, saat melihat pom bensin, dll. Saat sampai pasar tradisional, mata Sabrina tak berhenti untuk mengamati, menunjuk sambil menyebutkan apa yang dilihatnya. "Ayah, ada ayam" celotehnya. "Ayah, kalau ikan di mana ya?" sambil matanya mencoba mencari ikan di tengah deretan penjual daging dan ayam. Dan betapa excited nya Sabrina ketika melihat ada penjual ikan. Saya yang masih memilih sayuran ditinggal

Liburan ke Kampung Halaman

Alhamdulillah tak terasa sudah lebih dari dua minggu saya menuliskan tentang aha momen bersama Sabrina, khususnya tentang apa yang senantiasa membuatnya berbinar. Saya pribadi mencatat bahwa sesuatu yang membuat Sabrina berbinar adalah sesuatu yang sering sekali dilakukannya atas inisiatifnya sendiri. Hal tersebut dilakukannya berulang kali hingga membuatnya begitu "anteng" bereksplorasi, bahkan tanpa sadar beberapa kerjaan rumah saya bisa selesai ketika Sabrina bermain sendiri. Indikator lainnya yaitu bagaimana ekspresi Sabrina yang ketika melakukan suatu hal begitu bersemangat, berteriak kegirangan dengan wajah penuh senyuman. Ya, bernyanyi misalnya. Hal itu yang selalu membuatnya begerak dan tertawa penuh kebahagiaan.  Aktivitas lain yang selalu membuat Sabrina berbinar adalah berjalan-jalan. Melihat sekelilingnya entah itu pasar, perpustakaan, maupun alam terbuka. Ya, walaupun mungkin Sabrina juga bukan tipe yang mudah berbaur, tapi setidaknya dia begitu menikmati sebua

Imajinasiku adalah Awal Mula Karyaku

Ada beberapa hal yang seringkali saya amati dari Sabrina dalam aktivitas keseharian kami. Pertama adalah tentang bagaimana ekspresi, eye contact dan gesture Sabrina ketika kami berkomunikasi. Kedua adalah tentang bagaimana cara Sabrina mengeksplorasi sesuatu. Ketiga adalah tentang imajinasi Sabrina dalam menghasilkan sebuah kreativitas. Dari catatan pembelajaran saya sebagai seorang ibu, saya melihat bahwa anak-anak itu memang tumbuh alami sesuai fitrahnya, jika kita tidak banyak melakukan "intervensi". Bahwa, seorang anak memang memiliki minat dan keunikan masing-masing. Tentang bagaimana mereka mencari solusi, tentang bagaimana mereka menyikapi suatu masalah, bahkan tentang bagaimana mereka memilih makanan. Saya pikir tak ada yang sama. Nah, seringkali saya masih terbawa dengan pandangan mainstream tentang anak cerdas, anak aktif, dan sejumlah labelling lainnya. Tanpa sadar akhirnya itu yang membuat saya terkadang teramat sulit mencari apa keunikan anak kita, termasu

Bunda, Ayo Kita Shalat!

Salah satu fitrah yang dimiliki manusia termasuk di dalamnya anak-anak kita yaitu fitrah keimanan. Tentu seharusnya fitrah itu dijaga sesuai dengan aturanNya. Namun, kini realitanya seringkali kekurang pahaman kita akan ilmu membuat kita tanpa sadar "merusak" fitrah itu sendiri. Dari seorang Sabrina, saya sebagai ibunya banyak belajar tentang bagaimana fitrah keimanan itu tumbuh pada jiwa anak-anak kita. Dan semua itu tak bisa kita samakan dengan bagaimana anak tidur dan makan. Tapi, betapa faktor eksternal sangat mempengaruhi bagaimana fitrah itu terjaga, terutama dalam fase ini yaitu keteladanan orangtua. Di usianya yang ke tiga tahun, betapa saya seringkali ingin meneteskan air mata karena terharu saat tiba-tiba gadis kecil ini selalu peka dengan suara adzan saat sedang melakukan aktivitas apapun. Entah saat bermain, saat bernyanyi atau saat sedang ngobrol bersama. "Bunda, adzan ya, ayo shalat!". Ah ungkapan itu hadir dari mulut mungilnya. Dari seorang balita y

Menemukan Pembelajaran dari Setiap Perjalanan

Salah satu aktivitas yang selalu membuat Sabrina berbinar yaitu "jalan-jalan". Nah, jalan-jalan di sini bukan berarti pergi ke tempat wisata. Tapi, keluar rumah. Sekedar berjalan kaki beli nasi uduk atau mengantar bunda beli sayur juga sudah membuat Sabrina berbinar penuh semangat. Apalagi kalau diajak ayah gowes sepeda atau naik motor keliling gang sebelum berangkat kerja. Itu sudah jadi "obat" supaya Sabrina gak nangis saat ditinggal kerja ayahnya. Nah, bonusnya sih kalau bisa jalan-jalan beneran, main ke mall atau tempat wisata #emaknyajugabahagia 😂 Hari ini kami melakukan "jalan-jalan" yang tidak biasa, karena kami pergi ke rumah sakit. Tapi, karena sebenarnya kondisi Sabrina cukup fit , hanya mau konsultasi ke dokter saja plus periksa alerginya, jadi Sabrina tidak terlihat sakit, malah dengan semangat bermain. Padahal harus menunggu lama karena dokternya harus ke ruang operasi dulu. Sebelum berangkat saya sudah coba lakukan briefing kepada Sabr

Yuk Kita Bercerita!

Setelah beberapa hari sebelumnya Sabrina lebih banyak melakukan aktivitas seputar pretend play , hari ini alhamdulillah saya bisa membersamai Sabrina melakukan hal lain yang dia suka yaitu bercerita. Sebenarnya aktivitas ini sudah menjadi rutinitas kami setiap hari. Namun, hari ini saya coba tawarkan aktivitas lain sebelum bercerita, yaitu menempel. Aktivitas sederhana tapi alhamdulillah bisa membuat Sabrina berbinar-binar penuh semangat. Karena emaknya kurang punya bakat menggambar, maka gambar di google dan printer adalah andalannya 😂. Sabrina sudah kegirangan ketika melihat selembar gambar domba keluar dari mesin printer. Mungkin awalnya Sabrina mengira kami akan mewarnai seperti biasanya. Namun, saya bilang bahwa hari ini kita akan menempel bulu domba. "Na, ayo kita tempel bulu dombanya!" Saya coba mengajak Sabrina, sambil menyodorkan lem dan kapas. Dengan penuh antusias Sabrina segera berusaha ingin membuka lem. Ya, memang setiap membuat "prakarya" bersama

Tiada Hari Tanpa Bermain Boneka

Permainan anak perempuan memang selalu identik dengan bermain boneka. Setidaknya itu yang saya rasakan dulu. Rasanya setiap anak perempuan pernah mengalami di fase itu, yaitu saat dia memiliki seorang boneka sebagai temannya bermain, begitupun kini dengan Sabrina. Namun, ada hal yang menjadi catatan saya pribadi yaitu tentang intensitas dan respon yang diberikan Sabrina saat bermain boneka. Sabrina termasuk anak yang memiliki daya tarik yang tinggi terhadap boneka, maka tiada hari tanpa melakukan pretend play bersama bonekanya. Saya sebenarnya hampir kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan apa yang membuat Sabrina berbinar. Karena saat ini memang bermain lego dan boneka adalah dua aktivitas yang selalu dilakukan berulang kali, membuatnya anteng, tertawa penuh semangat. Dan itu adalah permainan yang selalu dilakukan atas inisiatifnya sendiri, baik sejak bangun tidur sampai tidur lagi. Setiap harinya meskipun dengan aktivitas yang relatif sama, saya tetap menemukan aha momen dalam

Belajar di Alam Memang Menyenangkan

Beberapa catatan pembelajaran Sabrina yang terdokumentasi dan saya sempat tuliskan adalah tentang minatnya yang tinggi untuk belajar di alam. Meskipun mungkin terlalu dini kalau saya menyimpulkan bahwa Sabrina memiliki bakat dominan naturalis. Tapi, karena usia balita juga anak masih harus diperkaya dengan wawasan, diberikan berbagai stimulasi, maka saya coba jalani itu saja, mengenalkan berbagai aktivitas dalam keseharian kami, salah satunya adalah jalan-jalan di alam. Memang tinggal di perkotaan tidaklah semudah tinggal di perkampungan untuk bisa mengeksplorasi alam. Namun, alhamdulillah di Depok masih ada beberapa taman kota yang mudah di akses. Setelah minggu sebelumnya Sabrina jalan-jalan dengan ayah ke Lembah Gurame. Pekan ini Sabrina bermain ke taman di UI. Alhamdulillah meskipun bukan taman khusus untuk bermain. Namun, alam tetap menjadi sarana pembelajaran "gratis" namun banyak manfaat. Salah satunya adalah sarana untuk mengenalkan anak pada pencipta, Allah SWT.

Bermain Itu Menyenangkan

Pagi ini seperti biasanya saya masih disibukkan dengan urusan di dapur. Perut sudah kenyang, anak sudah mandi, ibunya masih beresin cucian piring, wkwkwk..Biasanya kalau tiba-tiba Sabrina menghilang dari pandangan, pasti dia sedang melakukan "sesuatu" eksperimen 😂. Dan ternyata benar, setelah saya beres cuci piring saya cari Sabrina tidak ada di dalam rumah. Rupanya gadis kecil ini sedang anteng dengan bonekanya bermain di teras. Pagi ini Sabrina kembali bereksplorasi dan berimajinasi, bermain pretend play bersama boneka-bonekanya. Hal yang membuat kepala emaknya cenat cenut adalah menyaksikan handuk bersih yang baru dipakai pagi itu ternyata dijadikan alas bermain😂. Tapiii..karena sudah terbiasa menyaksikan pemandangan ini setiap hari, saya sudah lebih "nyantai" menyaksikan semua ini, hehee.. "Na, lagi apa nih?", dengan nada bersemangat saya coba hampiri Sabrina. "Bunda, Brina lagi cerita sama boneka". Saya lihat ternyata memang benar S

Apa Ekspresimu Hari Ini?

Salah satu hal yang saya pikir cukup dominan dari Sabrina yaitu rasa empatinya yang tinggi. Sabrina memang sangat peka dan "perasa" sekali. Seringkali Sabrina memahami tentang apa yang ingin saya atau suami ungkapkan sekedar lewat ekspresi dan eye contact . Di tahapan ini dia sudah tau ekspresi kalau ayahnya sedang marah atau senang, begitupun ketika saya sedang sedih dan kecewa. Suatu hari Sabrina atas inisiatifnya datang mendekat sambil memeluk membawakan tisu ditangannya sambil berkata "Bunda nangis? Bunda sedih?". Lalu tangan mungilnya mengusapkan tisu di wajah saya. Duuh..bikin "melting" banget kan ya?. Di lain waktu saya lihat Sabrina sedang menggendong boneka miliknya sambil berkata "Boneka sakit perut ya? sini Brina obatin!". Dan yang paling khas adalah ketika dirinya ikut tertawa terbahak-bahak saat ayahnya bersenda gurau. "Ayah ketawa ya, lucu!" 😁 Jauh sebelum Sabrina memahami beragam ekspresi saya pribadi teramat sulit m

Sabrina dan Mobil-Mobilan

Salah satu aktivitas bermain yang kini membuat matanya selalu berbinar adalah bermain mobil-mobilan. Hah? Aneh bukan? Anak perempuan suka mobil-mobilan 😂. Sebenarnya saya pribadi sebagai orangtua tidak membatasi secara kaku mainan apa yang Sabrina eksplorasi, meskipun tentu ada beberapa aturan, misal tidak berbahaya. Dalam aspek lain kami sebagai orangtua meninjau juga apakah mainan tersebut merusak fitrahnya, memiliki konten negatif, dsb. Mobil-mobilan memang identik dengan permainan anak laki-laki, tapi kami melihat saat ini ada banyak hal yang bisa dipelajari dari mobil-mobilan bahkan oleh seorang perempuan. Tentang mobil-mobilan ini sendiri, awalnya ayahnya Sabrina memberikan satu buah mobil-mobilan. Alasannya hanya ingin mengenalkan tentang salah satu alat transportasi, lebih jauh dari itu mobil-mobilan tersebut bisa membantu mengenalkan konsep kecepatan, pergerakan, arah, dll. Dan ternyata memang mobil-mobilan ini menjadi daya tarik bagi Sabrina. Apalagi setelah Sabrina tahu t

Ketika "Tsunami Informasi" Melanda Kita

Akhir-akhir ini saya menyaksikan banyak fenomena, di mana banyak orang begitu semangat untuk mengikuti kelas online di WA, ikut seminar, membaca banyak buku, belum lagi googling berbagai informasi rutin dilakukan. Ini sebenarnya bukan tentang orang lain, tapi bisa jadi saya juga termasuk orang di dalamnya. Ya, orang-orang yang merasa "haus" akan berbagai ilmu kehidupan, yang masih mempunyai semangat untuk memperluas wawasan, yang ingin mencari tahu berbagai jawaban dari masalah kehidupan. Namun, yang menjadi kegundahan saya selama ini adalah tentang bagaimana diri kita seringkali belum bisa bijak mengontrol diri dalam proses belajar, khususnya mencari dan memfilter berbagai informasi. Saya baru mengenal istilah "tsunami informasi" di program matrikulasi IIP awal tahun kemarin. Dan semakin hari, rasanya saya semakin memaknai istilah itu, yang berkorelasi dengan tantangan yang saya lewati hari ini. Di satu sisi saya begitu menggebu ingin menguasai ilmu ini dan

Bunda, Biarkan Aku Berimajinasi

Pagi ini tiba-tiba kepala saya cenat cenut saat menyaksikan kamar seperti kapal pecah. Sebenarnya sih ini memang jadi pemandangan rutin harian saya di rumah saat membersamai Sabrina. Setahun yang lalu saya masih teramat "idealis" menjadi seorang ibu, plus masih meraba-raba tentang bagaimana seharusnya seorang ibu. Seringkali hal sepele seperti ini membuat saya cepat marah, kesal ataupun sedih. Kini masa-masa itu alhamdulillah sudah beralih ke proses untuk belajar memahami "Ooh...gini ya jadi ibu", "Ooh...mungkin ini kali ya namanya sabar tanpa batas", "Ooh..anak ternyata anak kita unik sekali ya". Mungkin itulah beberapa ungkapan yang mewakili proses saya untuk menerima, memahami hingga menikmati hari-hari menjadi ibu. Termasuk menikmati pemandangan rumah yang berantakan dengan mainan yang berceceran. Berulang kali membereskan namun dalam beberapa menit kemudian berantakan 😂 Apa yang membuat kamar seperti kapal pecah? ternyata Sabrina sedang

Bunda, Aku Sudah Tidak Takut Lagi!

Sejak membersamai tumbung kembang Sabrina, ada beberapa catatan pembelajaran yang saya simpan. Proses engage dan observe yang saya lakukan membantu saya pribadi untuk belajar memahami Sabrina, tentang bagaimana dia belajar, tentang apa yang dia suka, pun sebaliknya. Nah, salah satu hal yang saya catat dari hasil observasi selama ini yaitu Sabrina "Tipe Pengamat", yang selalu berpikir sebelum berbuat. Jadi sebelum melakukan sesuatu Sabrina selalu memperhitungkan resikonya, apakah mudah atau tidak, apakah bahaya atau tidak. Tapi, di luar itu semua, saya juga menemukan satu pembelajaran bahwa anak itu memang memiliki fitrah yang kuat untuk belajar, mencoba hal baru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, meskipun dengan cara mereka sendiri. Nah, Sabrina misalnya saja agak telat belajar jalan hanya karena faktor terlalu berhati-hati dan perhitungan sekali dalam melangkah. Kayaknya takut banget mau jatuh😂😂, padahal tahapan berdiri dan merembet sambil pegangan sudah bisa sejak

Jalan-Jalan Bersama Ayah

Hari ini Sabrina melakukan aktivitas di luar rumah bersama ayahnya. Ya, alhamdulillah jadi "Daddy's Time" agar bonding Sabrina dan ayahnya lebih kuat. Ditambah lagi supaya bunda bisa ber "me time" dan Sabrina bisa lebih mandiri tidak tergantung dengan saya. Ya, selama ini memang aktivitas Sabrina lebih banyak dilakukan bersama saya. Saya mendapat reportase berupa video dan foto tentang aktivitas apa saja yang Sabrina lakukan. Ternyata ayahnya Sabrina mengajak Sabrina melihat rusa di sebuah taman kota di pinggir jalan raya. Di sana Sabrina juga bisa melihat kolam ikan yang penuh ikan berwarna warni. Pun bisa melihat banyak anak-anak usianya yang sedang bermain. Awalnya Sabrina terlihat takut untuk menghampiri rusa dari balik pagar. Namun, setelah melihat ayahnya mendekat, lama kelamaan Sabrina berani mendekat. Kini cerita tentang rusa yang ada dalam buku cerita bisa divisualisasikan langsung di hadapannya. Alam memang selalu menjadi laboratorium pembelaja

Ketika Aku Menjadi Seorang Ibu

Pagi hari ini saya sudah senyum-senyum sendiri. Di tengah rutinitas menyelesaikan "tugas negara", selalu saja ada kejutan dari Sabrina. Entah itu kejutan yang membuat kening berkerut atau kejutan yang membuat saya tertawa, hehee...Namun, pagi ini tingkah polah Sabrina telah berhasil mengalihkan pandangan saya dari tumpukan cucian piring untuk berhenti sejenak mengamati apa yang Sabrina lakukan. Aktivitas harian Sabrina memang tidak pernah terlewatkan untuk role play atau pretend play . Ya, hal yang paling membuat Sabrina anteng bermain dan selalu membuat matanya berbinar adalah bermain peran. Pagi ini, ternyata Sabrina atas inisiatifnya bermain dengan bonekanya memerankan peran seorang ibu. "Ayo, sini pakai celana dulu ya! Ini bajunya di masukin dulu ya" Begitulah kurang lebih percakapan Sabrina kepada boneka yang kemudian ditimangnya. Dari kejauhan saya coba "intip" Sabrina. Pandangan tertuju pada lemari baju Sabrina yang terbuka dan beberapa baju yan

Seberapa Jauh Bunda Mengenalmu, Nak!

Tak terasa sudah lebih dari separuh perjalanan sudah dilewati dalam mengerjakan tantangan game kelas bunsay. Banyak suka duka yang dilewati, tapi semakin hari saya semakin tersadar bahwa tantangan ini yang membuat saya belajar untuk konsisten dan komitmen dalam membersamai tumbuh kembang Sabrina. Rasanya PR besar banget bagi saya yang masih harus banyak dimotivasi. Beruntung memang, lewat game bunsay ini membuat saya harus belajar keluar dari "zona nyaman". Pasca liburan semakin terasa "jetlag" sekedar untuk menuliskan catatan pembelajaran dan aktivitas harian Sabrina. Nah, tentang tantangan game level 7 ini memang terasa semakin "wow" banget bagi saya pribadi. Ya, semakin hari, saya sebagai orangtua diingatkan setidaknya untuk semakin peka, mau memahami dan mengenal anak-anak kita. Jangan sampai, rasanya sudah begitu banyak yang kita korbankan, tapi ada hal yang kita lupakan yaitu tentang "Siapa anak kita?". Ya, seringkali saya juga masih bany