Skip to main content

Bunda, Aku Sudah Tidak Takut Lagi!

Sejak membersamai tumbung kembang Sabrina, ada beberapa catatan pembelajaran yang saya simpan. Proses engage dan observe yang saya lakukan membantu saya pribadi untuk belajar memahami Sabrina, tentang bagaimana dia belajar, tentang apa yang dia suka, pun sebaliknya. Nah, salah satu hal yang saya catat dari hasil observasi selama ini yaitu Sabrina "Tipe Pengamat", yang selalu berpikir sebelum berbuat. Jadi sebelum melakukan sesuatu Sabrina selalu memperhitungkan resikonya, apakah mudah atau tidak, apakah bahaya atau tidak. Tapi, di luar itu semua, saya juga menemukan satu pembelajaran bahwa anak itu memang memiliki fitrah yang kuat untuk belajar, mencoba hal baru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, meskipun dengan cara mereka sendiri.

Nah, Sabrina misalnya saja agak telat belajar jalan hanya karena faktor terlalu berhati-hati dan perhitungan sekali dalam melangkah. Kayaknya takut banget mau jatuh😂😂, padahal tahapan berdiri dan merembet sambil pegangan sudah bisa sejak 10 bulan. Hal itu juga berlanjut pada kehati-hatiannya saat belajar sepeda, naik ayunan, perosotan dan permainan lainnya. Istilahnya Sabrina itu gak bisa langsung "panas", tapi dia akan mengamati dulu bahwa lingkungan yang dia eksplorasi itu aman. Dia akan memperhatikan dengan seksama bagaimana cara orang bisa naik dan turun, memprediksi ketinggian yang aman untuk meloncat, dsb.

Weekend kemarin, Sabrina melakukan "Daddy's time" bersama ayahnya, berkeliling ke taman kota. Salah satu yang Sabrina eksplorasi adalah bermain  mobil-mobilan semacam komedi putar yang diiringi lagu anak-anak. Saya begitu terkejut melihat video dan foto yang ditunjukkan suami. Nampak Sabrina begitu excited, ceria sambil bernyanyi. Ya, hal yang membuat saya terkejut adalah ketika Sabrina mampu mengalahkan rasa takutnya sejak 3 tahun yang lalu. Karena biasanya setiap kali ke mall atau tempat bermain, Sabrina selalu menangis tidak mau naik mobil-mobilan yang bergoyang goyang dengan irama.

Hari minggu Sabrina kembali bereksplorasi di taman kota. Kali ini Sabrina dengan penuh keberanian bermain perosotan dengan ketinggian yang agak curam. Tentu permainan ini memiliki banyak manfaat, selain melatih keberanian juga melatih anak untuk untuk bergerak, naik tangga, plus kemampuan interpersonalnya terlatih, untuk menunggu antrian, dsb.

Dari "Daddy's time" Sabrina dan ayahnya, saya pribadi mencatat banyak pembelajaran, khususnya tentang kecerdasan dan pembelajaran anak. Seringkali kita terlalu cepat memberikan "labelling" kepada anak bahwa dia tidak mampu melakukan ini dan itu. Padahal boleh jadi itu terjadi karena kita tidak pernah memberikan kesempatan kepadanya untuk bereksplorasi. Pun tentang sebuah proses. Kita tidak pernah bisa pukul rata menuntut anak memiliki kemampuan yang sama dalam satu hal, bahkan memaksakan mereka untuk menyukai hal yang sama.

"Menjadi ibu adalah momentum di mana saya harus belajar bersabar akan banyak hal. Salah satunya adalah bersabar dalam membersamai ananda menemukan hal yang membuat matanya berbinar" 

#Day4
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Comments

Popular posts from this blog

Pohon Literasi Kami

Alhamdulillah hari ini adalah hari terakhir kami menjalani tantangan game level 5. Rasanya baru kemarin kami menggunting kertas warna, kemudian menempel bersama di ruang tamu. Ya, kami membuat "pohon literasi" yang kala itu masih tak berdaun, artinya belum ada buku yang kami tulis. Sebelumnya habit literasi dalam keluarga kami hanya mengalir begitu saja tanpa motivasi yang jelas apalagi ada inovasi, bahkan sekedar untuk membuat pohon literasi agar kami semua lebih semangat membaca lagi. Tapi kini, tujuh belas hari yang sudah dilewati memberikan banyak hikmah dan pembelajaran kepads keluarga kecil kami. Teruntuk Sabrina, putri kecil kami, membaca dan bercerita telah menjadi aktivitas harian yang dia suka. Aktivitas ini mampu membuatnya tertawa dan berbicara, mengeluarkan imajinasinya di masa balita. Semoga kelak Sabrina bisa mencintai ilmu dan mengetahui banyak hal lewat membaca. Semoga Sabrina tetap bahagia jikalau bunda sekedar memberi kado buku cerita 😬 Teruntuk suami

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

My Body Belongs to Allah (Konsep Thaharah untuk Anak)

Presentasi Kelas Bunda Sayang hari terakhir disampaikan oleh kelompok 3 yang terdiri dari Mbak Annisa Novita Dewi, Mbak Annisa Wahyuningrum, dan Mbak Bilkis Mukhlisoti. Tema yang diambil yaitu tentang "My Body Belongs to Allah (Konsep Thaharah untuk Anak)" 1. Tantangan yang dihadapi yang berkaitan dengan gender a. Fenomena di masyarakat Selama ini ada pemahaman keliru dalam masyarakat tentang pendidikan seksualitas . Banyak orang menyebut istilah “pendidikan seks”. Padahal kata seks lebih identik dengan aktifitas hubungan intim dan alat kelamin. Sedangkan seksualitas mengandung makna yang jauh lebih dalam dan kompleks. Semestinya anak-anak sejak dini diajarkan mengenai pendidikan seksualitas, bukan pendidikan seks. Orangtua sebagaimana yang diamanatkan oleh agama dan tercakup dalam UU Kesejahteraan Anak No.4 Tahun 1979, adalah pihak utama dalam pemberian pendidikan seksualitas tersebut (Elly Risman) b. Pendidikan Seks vs Seksualitas Seks adalah segala sesuatu yang menya