Skip to main content

Aku Anak Petualang

Alhamdulillah ini Sabrina bisa berpetualang di Kota Bandung. Ya, meskipun destinasi kami sekedar bermain di taman kota. Namun, dari perjalanan kami hari ini saya mencatat beberapa aha momen selama kami beraktivitas bersama. Pertama adalah tentang pentingnya family time bagi sebuah keluarga. Selain untuk menguatkan bonding di antara kami bertiga, ternyata family time bisa membuat kami saling memahami satu sama lain, termasuk tentang apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kami masing-masing. Dari interaksi bersama, saya dan suami bisa belajar memahami tentang apa yang membuat Sabrina berbinar termasuk apa yang membuatnya takut.

Kedua, perjalanan hari ini membuat kami belajar bersabar untuk mendampingi tumbuh kembang Sabrina. Karena saat ini Sabrina berada di fase egosentris, maka perhatian haruslah seringkali terpusat padanya. Tentang kepemilikan dll nya menjadi pembelajaran khusus yang membutuhkan kesabaran. Misalnya saja ketika di taman bermain anak yang sifatnya selalu ingin menjadi "yang pertama", yang terkadang kurang sabar menunggu. Kini, harus belajar bergiliran dalam menggunakan mainan, harus memiliki kesabaran untuk menggu antrian, dll.

Ketiga, kegiatan bersama membuat kami semakin menyadari bahwa kebersamaan adalah sesuatu yang "mahal" harganya. Maka, penting bagi kami mengisi kebersamaan itu dengan menggali banyak pembelajaran bukan sekedar beraktivitas bersama saja. Salah satu hal yang paling penting adalah bagaimana tantangan orangtua zaman now adalah mendampingi anak sepenuh hati, jiwa dan raga hadir dan fokus membersamai tanpa "tersaingi" oleh yang namanya gadget.

Nah, aktivitas apa saja yang membuat Sabrina berbinar selama perjalanan kami? Banyak hal yang membuat Sabrina berbinar, apalagi ketika melihat secara nyata berbagai benda, tumbuhan, orang yang dia tahu dari buku cerita. "Bunda, Brina naik kereta, tut..tut..tut" maka tak lama Sabrina bernyanyi penuh ceria saat perjalanan di kereta. Sepanjang perjalanan di kereta tak hentinya tangannya menunjuk dan bertanya tentang berbagai hal "Bunda itu ada mobil, itu ada awan, itu ada motor" celotehnya. Di lain waktu Sabrina bertanya "Bunda kalau itu apa?". Pertanyaan senada yang dilontarkannya berkali-kali saat melihat hal baru.

"Nak, yang hijau itu namanya sawah. Kalau itu yang sedang menanam padi namanya Pak Tani" saya coba menjelaskan. "Ooh pak tani ya?" sahut Sabrina sambil memperjelas pernyataan saya. Setibanya di taman kota, yaitu taman lalu lintas, mata Sabrina begitu berbinar melihat banyak orang khususnya anak-anak yang sedang bermain. Tak sabar dirinya ingin segera bermain. Dan seperti biasa dari sekian mainan yang ada, perosotan adalah mainan yang dicarinya, berulang kali tanpa henti Sabrina bermain sambil berteriak dan tertawa penuh kegembiraan. Menaiki tangga lalu meluncur. Mungkin ada sensasi yang selalu membuatnya bahagia ketika meluncur 😊


Di taman kota Sabrina belajar banyak hal mulai dari melatih kemampuan interpersonalnya termasuk kemampuan naturalisnya. Ya, kemampuan untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan masyarakat lainnya serta berinteraksi dengan alam. Bermain di alam terbuka di kelilingi pepohonan memang selalu menjadi tempat favorit Sabrina untuk belajar banyak hal.

Perjalanan kami hari ini ditutup dengan bermain di taman balaikota yang ternyata juga dipenuhi banyak orang. Maklum karena hari ini hari libur, pasti mayoritas masyarakat, khususnya masyarakat kota Bandung ingin menghabiskan family time bersama. Di Taman Balaikota tempat yang membuatnya anteng berlama-lama adalah saat melihat berbagai hewan seperti kelinci, kalkun, ayam, dan burung ada di situ. "Bunda, ayamnya bunyi, itu ayam jago!" celotehnya. "Bunda, kelincinya bobo ya, kalau burung lagi bobo" tambahnya lagi.


"Terkadang kita merasa lelah untuk bermain dan menjawab pertanyaan anak. Padahal bermain adalah aktivitas yang membuat anak bahagia. Dan bertanya adalah awal bagaimana anak memahami banyak hal yang tidak diketahuinya"

#Day17
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Comments

Popular posts from this blog

Pohon Literasi Kami

Alhamdulillah hari ini adalah hari terakhir kami menjalani tantangan game level 5. Rasanya baru kemarin kami menggunting kertas warna, kemudian menempel bersama di ruang tamu. Ya, kami membuat "pohon literasi" yang kala itu masih tak berdaun, artinya belum ada buku yang kami tulis. Sebelumnya habit literasi dalam keluarga kami hanya mengalir begitu saja tanpa motivasi yang jelas apalagi ada inovasi, bahkan sekedar untuk membuat pohon literasi agar kami semua lebih semangat membaca lagi. Tapi kini, tujuh belas hari yang sudah dilewati memberikan banyak hikmah dan pembelajaran kepads keluarga kecil kami. Teruntuk Sabrina, putri kecil kami, membaca dan bercerita telah menjadi aktivitas harian yang dia suka. Aktivitas ini mampu membuatnya tertawa dan berbicara, mengeluarkan imajinasinya di masa balita. Semoga kelak Sabrina bisa mencintai ilmu dan mengetahui banyak hal lewat membaca. Semoga Sabrina tetap bahagia jikalau bunda sekedar memberi kado buku cerita 😬 Teruntuk suami

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

My Body Belongs to Allah (Konsep Thaharah untuk Anak)

Presentasi Kelas Bunda Sayang hari terakhir disampaikan oleh kelompok 3 yang terdiri dari Mbak Annisa Novita Dewi, Mbak Annisa Wahyuningrum, dan Mbak Bilkis Mukhlisoti. Tema yang diambil yaitu tentang "My Body Belongs to Allah (Konsep Thaharah untuk Anak)" 1. Tantangan yang dihadapi yang berkaitan dengan gender a. Fenomena di masyarakat Selama ini ada pemahaman keliru dalam masyarakat tentang pendidikan seksualitas . Banyak orang menyebut istilah “pendidikan seks”. Padahal kata seks lebih identik dengan aktifitas hubungan intim dan alat kelamin. Sedangkan seksualitas mengandung makna yang jauh lebih dalam dan kompleks. Semestinya anak-anak sejak dini diajarkan mengenai pendidikan seksualitas, bukan pendidikan seks. Orangtua sebagaimana yang diamanatkan oleh agama dan tercakup dalam UU Kesejahteraan Anak No.4 Tahun 1979, adalah pihak utama dalam pemberian pendidikan seksualitas tersebut (Elly Risman) b. Pendidikan Seks vs Seksualitas Seks adalah segala sesuatu yang menya