Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2017

Ketika Aku Penasaran dengan Alat Elektronik

Keseharian Sabrina tidak terlepas dari eksplorasi perabotan di rumah, entah perabotan dapur, alat tulis, dll. Semua itu wajar dilakukan karena memang sejak masih satu tahunan Sabrina sudah terlibat dengan aktivitas harian saya saat di rumah. Entah saat saya menyapu, memasak, membaca, dll. Jadi sampai dengan hari ini, dari pengamatan yang saya lakukan, Sabrina lebih sering dan senang bermain role play, entah itu main masak-masakan, main dokter-dokteran, serta imajinasi lainnya. Setelah menjalani tantangan sampai level 6 ini, saya akhirnya bisa lebih memahami bahwa Sabrina mudah menyerap sesuatu pembelajaran jika objek yang kita jelaskan adalah dekat dengan kesehariannya. Jadi, value kehidupan banyak saya sisipkan secara natural dari keseharian kami. Jadi tidak kaku untuk dibuat jadwal belajar khusus. Bahkan bisa dibilang lebih banyak yang sifatnya spontanitas. "Follow your child", mungkin itu yang membuat Sabrina bersemangat. Ya, ketika saya mampu memberi suatu pemahaman di

Mengenal Number Rods

Alhamdulillah tak terasa sudah seminggu saya menemani Sabrina untuk mengenal matematika dalam keseharian kami. Setelah beberapa hari sebelumnya stimulasi yang diberikan selalu membuat Sabrina berbinar, penuh semangat dan membuatnya "anteng" bermain, tapi tidak dengan hari ini. Sebenarnya ini bukan pertama kali mainan DIY buatan bunda "gak laku" untuk dieksplorasi Sabrina 😂. Meskipun terkadang itu yang jadi alasan bunda males bikin mainan lagi, hehee...Tapi, sebenarnya dari pelajaran nyata seperti ini membuat bunda banyak mengevaluasi untuk lebih memahami gaya belajar dan stimulasi yang tepat untuk Sabrina, plus menyiapkan stok sabar yang lebih lagi. Jadi, hari ini saya membuat "DIY Number Rods" yang merupakan salah satu alat peraga yang biasa digunakan dalam kurikulum montessori untuk pengenalan matematika. Ya, meskipun saya hanya menggunakan bahan yang ada di rumah, yaitu kardus bekas dan kertas warna. Sabrina mendampingi saya selama proses pembuatan

Yuk Menuang Lagi!

Setelah kemarin Sabrina bereksplorasi dengan air, hari ini Sabrina bereksplorasi menggunakan kacang ijo. Biasanya saya pribadi menggunakan media yang ada di rumah untuk bermain Sabrina. Termasuk kacang ijo ini. Jadi, sebelum dimasak, seringkali saya "membolehkan" Sabrina untuk bereksplorasi dengan bahan-bahan ini. Entah menuang, menyendok, mencuci, dll. Hari ini bunda masih mengenalkan tentang konsep besar dan kecil, serta konsep "kosong" dan "penuh". Seperti biasa, saya menyediakan nampan dan botol-botol kaca berbeda ukuran, sendok dan centong. Tanpa diberi intruksi Sabrina langsung menuang kacang ijo dengan alat tersebut. Pertama Sabrina memindahkan kacang ijo dengan sendok kecil, lalu dengan centong, dan terakhir menuang langsung antar botol. Sepertinya urutannya selalu demikian 😂. Berkali-kali botol kaca diisi penuh kacang ijo lalu dikosongkan kembali. Hal tersebut menjadi momen yang pas bagi saya untuk mengenalkan konsep matematika sederhana.

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany

Aku Bisa Membuat Kereta

"Bunda..bunda..sini!", suara Sabrina melengking dengan penuh antusias. Dari kejauhan saya sudah menduga pasti ada hal baru yang ingin ditunjukkannya. Dan ternyata Sabrina ingin menunjukkan kepada saya kalau dia bisa membuat kereta. Mata saya tiba-tiba berbinar melihat gadis kecil ini dengan penuh semangat mencoba menjelaskan apa yang sedang dilakukannya. "Bunda, Brina bikin kereta, tut..tut..tut". Mulut mungilnya berceloteh sambil tangannya fokus menyusun lego. "Oh, Sabrina bikin kereta ya", "Keretanya panjang sekali!". "Iya bunda, panjang ya!" sahutnya. Maka, aha momen seperti ini selalu saya jadikan momentum untuk memasukkan nilai-nilai pembelajaran untuk Sabrina. Ya, momen di mana Sabrina sedang begitu excited dan sedang fokus dengan aktivitas yang dilakukannya. Saya sempat terkaget-kaget melihat Sabrina menyusun lego dengan dua bentuk bertumpuk, dengan beberapa memiliki pola yang sama dari segi warna. Entahlah apa yang ada dala

Ayo Kita Belanja

Hari ini karena ayah Sabrina libur kerja, beliau berinisiatif untuk mengajak saya dan Sabrina berbelanja ke Mall. Momen yang selalu dinanti Sabrina karena bisa "cuci mata" sekalian sambil jalan-jalan. Lebih tepatnya ditunggu sama bundanya 😂 Seperti biasa, saat berbelanja Sabrina selalu ingin naik ke atas trolley belanjaan. Apalagi ada yang berbentuk mobil, tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. Baru masuk ke supermarket, gadis kecil ini sudah menunjuk banyak barang. "Bunda, itu susu!". Tak berapa lama Sabrina berinisiatif turun lalu mengambil boneka. "Na, di rumah kan sudah banyak bonekanya, tidak usah beli ya!". Saya dan suami mencoba bernegosiasi. Awalnya pasti menolak, tapi untungnya Sabrina berhasil diyakinkan dan tidak sampai tantrum. Ya, kami selalu berusaha membuat "rules", seperti dalam hal "jajanan" kami coba selektif dengan apa yang Sabrina pilih, tidak semua bisa dipenuhi. Oke, perjalanan kami berlanjut sam

Mengenal Matematika dari Dapur

Pagi ini Sabrina ikut Bunda ke pasar. Dan seperti biasa, Sabrina selalu kegirangan. Kata-kata yang selalu melekat di pikirannya sejak setahun yang lalu adalah "Ke pasar mau beli sayur!", heheee...Entahlah apa alasan di balik melekatnya kata-kata "sayur" jika kami hendak pergi ke pasar. Tapi kini, semakin bertambah usia dan kosakatanya, Sabrina semakin bisa menguraikan tentang aktivitas yang dilakukannya. "Na, hari ini kita mau ke pasar, kita mau beli apa ya?", Saya mencoba bertanya. "Hmm..beli sayur!", "Sayur apa?", "Sayur ayam" 😂. "Ooh, sayur bayam ya", "Iya" ujarnya. "Terus mau beli apa lagi?", "Beli ikan, bawang,hmmm.." lalu gadis kecil ini berpikir. Pemandangan yang lucu di pagi hari saat berbincang bersama Sabrina. Banyak aha momen yang saya rekam saat kami di pasar, tapi sayangnya karena saya tidak membawa hp, jadi tidak bisa didokumentasikan.  Saat hendak berangkat ke pasar S

Ada Matematika di Rumah Kita

Alhamdulillah akhirnya berhasil posting perdana ngerjain tantangan kuliah Bunsay#2 di blog. Antara excited dan ragu. Excited karena bisa melakukan hal baru yang semakin menantang. Ragu, kira-kira bisa konsisten gak ya nulis di blog? Apalagi saya newbie dengan dunia blogging. Tapi, karena pengen belajar dan nyoba hal baru, akhirnya nyemplung juga deh. Nah, apa sih tantangan di game level 6 ini? Ternyata tantangannya adalah menemukan matematika di sekitar kita. Duuuh...tiba-tiba kening berkerut, Alasannya karena sepertinya saya jarang memberikan stimulasi yang berkaitan dengan matematika kepada Sabrina. Tidak seperti tantangan level #5 yang lancar jaya karena membaca memang sudah jadi rutinitas harian kami. Akhirnya dengan jurus memposisikan diri sebagai fasilitator dan observer insyaallah siap memulai tantangan kali ini dengan penuh suka cita. Tak perlu lagi berpikir serumit apa mengajarkan matematika pada anak tiga tahun, tapi cukup nikmati saja proses sambil mengumpulkan puzzle

Aliran Rasa Game Level 5 "Membangun Keluarga Literasi"

Apa yang kami dapatkan dari sebuah proses membangun keluarga literasi? Pertama, kami diingatkan kembali tentang arti sebuah niat sebelum melakukan amal. Betapa kekuatan niat sangat menentukan ke arah mana proses ini akan tertuju Niat yang telah menggiring kami untuk fokus pada tujuan Betapapun banyak lika liku yang kami hadapi Kedua, tentang konsistensi Kami kini semakin memahami bahwa konsistensi bukanlah sebuah hasil yang instan Yang bisa diperoleh dengan "ramuan" dan "mantra" ajaib agar semua berjalan  sesuai keinginan Bukan pula sekedar melaksanakan tips & trik agar tak pernah bosan dalam membaca Karena konsistensi adalah buah dari kesabaran dan keikhlasan Untuk berjibaku menikmati proses dengan fokus pada tujuan bukan pada hasil Ketiga, tentang literasi itu sendiri Akhirnya di tantangan kali ini kami menyadari Bahwa membaca bukan sekedar belajar mengeja huruf menjadi kata hingga akhirnya menjadi kalimat bermakna Bahwa membaca bukan sekeda

Pohon Literasi Kami

Alhamdulillah hari ini adalah hari terakhir kami menjalani tantangan game level 5. Rasanya baru kemarin kami menggunting kertas warna, kemudian menempel bersama di ruang tamu. Ya, kami membuat "pohon literasi" yang kala itu masih tak berdaun, artinya belum ada buku yang kami tulis. Sebelumnya habit literasi dalam keluarga kami hanya mengalir begitu saja tanpa motivasi yang jelas apalagi ada inovasi, bahkan sekedar untuk membuat pohon literasi agar kami semua lebih semangat membaca lagi. Tapi kini, tujuh belas hari yang sudah dilewati memberikan banyak hikmah dan pembelajaran kepads keluarga kecil kami. Teruntuk Sabrina, putri kecil kami, membaca dan bercerita telah menjadi aktivitas harian yang dia suka. Aktivitas ini mampu membuatnya tertawa dan berbicara, mengeluarkan imajinasinya di masa balita. Semoga kelak Sabrina bisa mencintai ilmu dan mengetahui banyak hal lewat membaca. Semoga Sabrina tetap bahagia jikalau bunda sekedar memberi kado buku cerita 😬 Teruntuk suami

Membaca Buku: Antara Kesadaran dan Kebutuhan

Hari ini sesekali bolehlah bunda menceritakan isi bacaan bunda lebih detail lagi. Alasannya satu, karena Sabrina lagi hobi baca buku itu-itu lagi 😂. Jadi bukan buat pencitraan bundanya "ketagihan" baca buku ya. Jadi ceritanya besok adalah deadline bunda untuk mengumpulkan tugas akhir di group sebelah 😅. Dan, sejak beberapa hari yang lalu, hal itu akhirnya memotivasi bunda untuk kembali membuka beberapa buku yang masih tersusun rapi dan rak. Apa yang bunda baca? Semua buku seputar tumbuh kembang anak dan stimulasi serta permainan untuk anak. Di satu sisi bikin excited banget karena jadi banyak ide, di sisi lain inget sama eksekusi yang seringkali "mandek". Dapet ide dari bacaan sekedar nyampe fase "euforia" doang, kan jadi malu sendiri😓. Saya jadi ingat tentang gimana level literasi saya beberapa tahun lalu, tepatnya saat masih kuliah. Ternyata mau "nongkrong" di perpus, mau ngoleksi bacaan jurnal di leptop, dan mau bawa buku ratusan halam

Yuk Jalan-Jalan ke Perpustakaan

Hari ini tanpa direncanakan akhirnya kami mengajak Sabrina ke perpustakaan lagi. Setelah sebelumnya kami pernah sengaja "jauh-jauh" ke Jakarta untuk mengajak Sabrina ke perpustakaan di Jakarta, niatnya waktu itu karena ada playground nya yang konon katanya luas juga. Eh nyampe sana malah lagi gak buka😅😂. Flashback satu tahun yang lalu, ternyata Sabrina memang sudah senang dengan buku sejak dulu. Masih ingat saat pertama sampai sana, gadis kecil ini kegirangan naik-naik rak buku ngambil buku sendiri. Sambil jinjit diambilnya satu demi satu buku, lalu duduk di meja kecil sambil minta dibacakan. Untung saat itu pengunjung perpusnya baru kita aja, wkwkwk...karena emang kepagian😂. Nah, hari ini kita gak jauh-jauh ke Jakarta, karena kita main ke perpustakaan masjid UI. Karena masih pagi suasananya juga masih sepi, karena mahasiswa masih pada di kelas😬. Walhasil, Sabrina juga dibolehin masuk, meskipun cuman sebentar juga. Alasannya karena kami sadar diri, ketika Sabrina mulai

Buku Murah Bukan Berarti "Murahan"

Tak terasa sudah dua minggu kami menjalani tantangan game level 5. Sebenernya tantangan ini sudah dijalani sebelumnya secara rutin, tapi dengan adanya tantangan ini seperti biasa membuat sesuatu yang dijalani secara "mengalir" itu tanpa sadar menjadi fokus dikerjakan dan lebih konsisten walaupun belum bertarget spesifik. Apakah selama empat belas hari menjalani ini kami merasa bosan? Hmmm..kayaknya sih gak bosan, malah ketagihan untuk lebih "menantang" diri. Tak sekedar berhenti di fase membaca tapi juga menuliskan dan membagikannya. Wah kayaknya "berat" ya, tapi semoga kalau sudah ada niat, bisa berproses untuk dieksekusi. Hari ini Sabrina membaca buku lama yang kami beli sekitar dua tahun yang lalu. Ya, buku-buku "murahan", alias buku diskon yang harganya gak nyampe sepuluh ribu😂. Kayaknya ibu-ibu emang selalu laper ya kalau denger kata diskon😆, termasuk buku. Tentang buku bacaan, saya pribadi termasuk yang selektif untuk membeli buku. Bi

Kata-kataku Mencerminkan Buku Bacaanku

Sebagai seorang ibu, fase yang penuh dengan tantangan yaitu saat anak mulai menjadi peniru ulung dari lingkungan sekitarnya. Entah itu dari kita sendiri sebagai orangtua, teman bermain, tontonan, bahkan buku bacaan. Ketika di fase ini, setiap hal yang negatif maupun positif mudah terserap oleh anak-anak, apalagi jika itu dilihat, didengar, dan diucapkan berkali-kali. Nah, Sabrina pun demikian. Sempat suatu waktu saya dan suami berdiskusi tentang Sabrina, khususnya tentang diksi-diksi baru yang didapatkan, yang tanpa sadar sebenarnya kami tidak pernah mengajarkan secara khusus kata-kata itu, tapi ternyata dari keseharian kami berbicara, diam-diam Sabrina menyerap dan memperhatikan. Hingga suatu waktu beberapa kata bahasa sunda keluar dari mulut mungilnya. "Duduk didieu!","Sabrina kenyang, teurab!", dll 😆 Ternyata di lain kesempatan diksi Sabrina muncul dari buku yang sering dibacakan kepadanya, pun tentunya memang sering dalam beberapa momen kami mengulang terus k

Banyak Ilmu dari Buku yang Berdebu

Hari ini gak sengaja saya melirik deretan buku di bagian atas lemari yang nampaknya jarang dilirik dan disentuh😂, termasuk oleh Sabrina. Karena memang posisinya butuh effort buat ngambilnya, alias ketinggian. Jadi Sabrina harus jinjit maksimal buat ngambil bukunya. Nah, selepas magrib adalah waktu kami bercengkrama entah bermain bersama ataupun membaca. "Nak, mau baca buku gak?", "Mauu" ujarnya dengan penuh antusias. "Oke, kita baca buku dari Oma ya!","Iya". Akhirnya saya coba ambilkan tiga buah buku yang sudah "berdebu". Selain karena buku ini "bersejarah" banget, buku ini juga udah lama gak dibaca. Jadi, ceritanya tiga buah buku ini adalah buku saat ayahnya Sabrina masih SD 😂. Tapi Oma masih nyimpen dengan baik bukunya, bahkan ampe bisa "diwariskan" ke Sabrina. Entahlah apa memang disengaja disimpan atau memang keselip aja, karena waktu itu nemu buku ini juga dinderetan buku-buku jadul yang sudah berdebu. Seper

Bunda, Biarkan Aku Memilih Buku Kesukaannku

Mendampingi tumbuh kembang anak di usia batita memang penuh tantangan. Jika saat bayi rutinitas harian anak lebih mudah diatur dan diprediksi, namun kini tidak lagi. Jika sebelumnya soal pilihan orang tua banyak memegang "kendali", namun kini sudah tidak lagi. Apalagi anak mulai memasuki usia egosentris di mana semua terpusat pada dirinya. Dan begitulah Sabrina kini. "Ini buku aku!", "Ini baju aku!", "Gak mau baju ini, mau yang ini aja!". Begitulah beberapa cuplikan percakapan yang terdengar tiap hari. Bahkan, ketika saya sedang membaca buku, menulis, mengaji, tak jarang Sabrina ingin melakukan hal yang sama. Maka solusinya, harus selalu diikutsertakan dalam kegiatan kita. Jika saya sedang membaca buku, maka saya tawarkan buku miliknya, jika gak mau juga, saya ajak Sabrina duduk dipangkuan untuk ikut membaca buku yang saya baca. Biasanya gak bertahan lama, tapi sekedar memberikan kesempatan untuk mencoba hal-hal yang ingin dilakukannya. Hari

Membaca, Mengenalkan Anak pada Pencipta

Masa kanak-kanak merupakan masa di mana kita membentuk sebuah fondasi. Mungkin itu diksi yang saya ambil. Ya, tentang fondasi yang kelak akan membentuk kokohnya kepribadian seorang anak kelak, bahkan saat dia bertumbuh menjadi dewasa. Salah satu hal yang paling penting untuk dikenalkan dan dikuatkan fondasinya saat anak-anak adalah tentang konsep tauhid, mengenalkannya pada Sang Pencipta dan Pengatur, Allah SWT. Hal ini mungkin menjadi fase yang "sulit" namun sangat menentukan tentang bagaimana sosok anak kita beberapa tahun ke depan. Hal yang mungkin seringkali membuat orangtua kebingungan adalah di saat anak mulai kritis bertanya, tentang apa? siapa? bagaimana? kapan? dimana?.  Saat ini, saya berada di fase "mengenalkan" kepada Sabrina tentang konsep ini. Bagaimana berusaha menumbuhkan kepekaan seluruh indranya untuk sampai kepada keimanan. Hal sedehana dalam percakapan harian kami. "Nak, siapa yang menciptakan awan?", "Allah" dengan spont

Bunda, Aku Sudah Bisa Cerita

Ada satu kejadian unik yang terjadi hari ini. Maka, momen ini segera saya abadikan dalam sebuah foto candid, tentang aktivitas Sabrina. Jika hari-hari sebelumnya Sabrina lebih sering minta dibacakan buku, tapi kini di tengah aktivitas hariannya Sabrina tiba-tiba punya inisiatif sendiri untuk memilih dan membaca buku miliknya. Tentu bukan membaca dalam arti sebenarnya ya, karena Sabrina sendiri belum bisa membaca. Tapi, Sabrina berusaha mendeskripsikan dengan suara lantang dan gaya bicara khasnya. Dari kejauhan saya amati, betapa banyak hal yang dia tiru dari orang tuanya. Bahkan gaya bercerita pun ditirunya😂. Dengan penuh ekspresi Sabrina membuka setiap lembar buku, sambil mencoba bercerita "Wah, kaka mau sekolah ya", "Ini bayi digendong ibu", dan banyak kalimat lain meluncur dari mulut mungilnya. Sesekali Sabrina memanggil nama saya, sekedar bertanya "Bunda ini apa?" sambil menunjuk gambar yang tidak dipahaminya. Siang ini, saat saya ke kamar, tiba-t

Mengenal Sosok Teladan Melalui Buku

Tak terasa sudah lebih dari seminggu kami melewati tantangan game level 5. Hikmah pembelajaran yang selalu kami dapatkan ketika menjalani game adalah bagaimana melatih diri untuk konsisten dan fokus kepada tujuan. Dan ternyata memang benar, ketika kita memiliki tujuan yang jelas, ketika kita mau fokus sekaligus mau berjibaku menikmati proses, maka dari situlah kita akan menikmati hasil pembelajaran kita. Hasil bukan semata tentang pencapaian berupa angka, tapi hasil adalah tentang upaya bahwa kita telah melangkahkan kaki, tidak diam di tempat apalagi mundur ke belakang. Pernah malas dan bosan? Tentu Iya, pernah merasa lelah dan kecewa? Tentu iya, pernah merasa gagal dan ingin berhenti? Tentu iya. Tapi karena sebuah TUJUAN, maka kami menata diri kembali, mengumpulkan amunisi untuk fokus pada proses mengistiqamahkan diri menjadi manusia yang lebih baik lagi. Hari ini, hikmah pembelajaran yang saya dapat dari kebiasaan mengenalkan literasi dalam keluarga adalah tentang bagaimana kami

Asyiik...Paket Bukunya Datang!!

Saya mengenalkan Sabrina pada buku secara natural. Saya ingin memberikan kesan bahwa berinteraksi dengan buku itu menyenangkan bukan sesuatu yang membuat bosan apalagi penuh beban. Maka, tahap awal yang saya lakukan adalah bagaimana menumbuhkan minat baca pada Sabrina. Ya, ketika seseorang sudah memiliki minat, tentu dia mau meluangkan waktu untuk mengenal lebih lanjut apa yang dia minati kan? Sebuah kesan positif tentang buku sedikit demi sedikit terlihat pada diri Sabrina. Misal saja hal sederhana, bagaimana hadiah buku begitu berkesan baginya. Ya, matanya selalu berbinar saat kami memberikan kado buku. Senyumnya merekah saat saya sodorkan buku baru yang masih dikemas. Jadi, karena saya cukup sering membeli buku via online, maka bagi Sabrina saat paket datang, maka asumsinya adalah buku. Dan betapa antusiasnya Sabrina ketika sudah tau ada kurir yang membawa paket datang, menyodorkan bungkusan. "Yeay...buku!!", " Bunda ayo buka..ayo buka!". Begitulah ekspresin

Buku: Antara Imajinasi dan Realita

Mendampingi tumbuh kembang Sabrina membuat saya semakin bersyukur. Tanpa sadar proses pembelajaran sebagai orangtua itu terjadi ketika kita memang "turun langsung" dan mengobservasi tentang hal-hal yang seringkali kita anggap "sepele" dari keseharian anak kita. Misalnya saja dalam hal membaca buku, ternyata Sabrina sendiri punya pola tertentu yang dilewati mulai dari pertama kali dikenalkan buku hingga kini di usianya yang baru masuk tiga tahun. Ya, tentang respon anak yang saat bayi masih belum paham apa itu buku, yang masih terlihat pasif karena belum bisa membuka lembaran buku apalagi membaca dan menceritakannya. Tapi, ketika kita mampu menjalani setiap proses itu, maka tak hentinya kita akan bersyukur bahwa kaki-kaki kita telah melangkah, menuju tujuan yang kita cita-citakan. Masih tentang buku, di fase ini Sabrina sudah paham tentang bentuk buku, sudah paham kalau buku itu untuk dibaca atau minta diceritakan. Sabrina saat ini sedang di fase belajar merangk

Membaca Buku Itu Menyenangkan

Tentang proses mengenalkan literasi pada anak balita tentu bukan hal yang mudah, apalagi instan. Terkadang sebagai orangtua seringkali berhenti di tengah jalan ketika proses yang dilalui tak sesuai dengan target dan harapan.  Belum lagi, melirik anak tetangga sebelah koq kayaknya segala bisa. Biasanya berujung pada baper tiada henti dan memberi berbagai stimulasi berlebihan pada anak. Harapannya supaya anak mengejar "ketertinggalannya". Termasuk yang paling umum dihadapi para orangtua adalah realita calistung pada anak. Mungkin, saya pribadi belum ada di fase itu. Ya, belum ada di fase dagdigdug ketika menjelang usia sekolah anak belum lancar membaca, tulisan masih berantakan dan berhitung masih ogah-ogahan. Nah, sebelum ada di fase itu, saya pribadi saat ini lebih menikmati fase observasi dan eksplorasi tentang apa yang menjadi minat Sabrina dan bagaimana cara belajarnya. Termasuk dalam hal ini yaitu tentang literasi. Sejak awal saya mengenalkan buku pada Sabrina tidak

Buku Sebagai "Reminder" Kami

Tak terasa sudah hari keempat kami menjalani tantangan game level 5 kuliah bunsay. Tanpa sadar banyak hikmah pembelajaran bagi keluarga kecil kami selama menjalani tantangan ini. Sungguh waktu menjelang tidur menjadi momen bermakna, di saat saya menuliskan "tugas" ini. Ya, rutinitas yang tanpa sadar menjadi momen evaluasi rutin harian keluarga kami, menuliskan jurnal pembelajaran kami. Seperti hari ini, kami menemukan tentang makna buku sebagai "reminder" bagi kami. Kenapa menjadi pengingat? Ya, karena melalui buku yang kami baca, tanpa sadar menjadi pengingat di saat kami lupa, lalai, malas melakukan aktivitas keseharian kami. Contoh sederhana, bagaimana buku "Ibunda tokoh teladan" telah membuat mata saya berkaca-kaca. Selama empat hari ini, akhirnya saya banyak merenung, merefleksikan dengan kualitas diri, memperbanyak diskusi dengan suami, tentang harapan, tentang PR besar, sebuah visi misi menjadi ibu teladan untuk melahirkan generasi sholih s

Membaca Buku Bersama Ayah

Alhamdulillah weekend kali ini kami bisa melakukan family time dengan membaca bersama selepas shalat magrib. Nah, hari ini Sabrina membaca buku "Hmmm.." dan buku "Cilukba" sampai dua kali😂. Pertama sore hari bersama bunda, kedua ba'da magrib bersama ayah. Dua buku ini menjadi buku favorit bagi Sabrina karena buku ini sekaligus melatih sensoris, karena memiliki tekstur yang bisa dipegang. Lucu sekali ketika Sabrina mempraktekan berbagai ekspresi, mulai dari marah, senang, sedih, dll. Tapi yang menggemaskan adalah terkadang ekspresinya saat menangis dan senang juga mirip, alias sama-sama berpose mata sipit 😬. Bedanya saat ekspresi sedih diiringi suara menangis yang juga tetap terdengar menggemaskan. Saat membaca buku cilukba, Sabrina juga senang sekali praktek langsung, menirukan aktivitas yang ada di buku. Hari ini ditutup dengan aktivitas membaca sebelum tidur, tentang seri anak hebat "Aku bilang Bismillah", buku sederhana yang memberi value yang lu

Kapan Sabrina mulai Mengenal Buku?

Pada postingan kali ini, saya ingin sedikit flashback tentang proses Sabrina mengenal buku. Dan ini tentunya menjadi tahapan awal bagaimana mengenalkan anak pada literasi. Saya pertama kali mengenalkan Sabrina buku saat bayi. Buku pertamanya adalah sejenis buku kain dan "teether book". Buku pertama Sabrina begitu berkesan karena ayahnya Sabrina sampai harus keliling kemana-mana untuk nyari "teether book" yang bahkan beberapa orang masih belum familiar. Sejak saat itu, buku menjadi "mainan" yang sering Sabrina eksplorasi. Akhirnya berlanjutlah Sabrina dikenalkan dengan boardbook berukuran kecil, sedang, dan kini buku-buku soft cover juga sudah diberikan. Karena alhamdulillah di fase ini Sabrina sudah gak nyobek buku, meskipun ya masih sering menaruh buku "sembarangan", hingga akhirnya kena air, minyak atau bahkan makanan😂. Saya dan suami juga mencoba mengajak Sabrina ke toko buku, ke pameran buku, hingga ke perpustakaan. Kami membiarkan Sabr

[Game Level 5: "Membangun Habit Membaca dalam Keluarga"]

Tak terasa liburan cawu I kuliah bunsay sudah berakhir, dan kini sudah memasuki game level 5. Memulai sebuah "tantangan" setelah jeda liburan tentu bukan merupakan hal yang mudah kan? Tapi, semangat teman-teman di kelas bunsay depok yang makin rame membuat energizer tersendiri agar saya pribadi siap menjalani tantangan level 5 ini. Nah, hari pertama ini kami mulai dengan menempel "pohon literasi" yang sudah saya dan Sabrina buat kemarin malam. Dan seperti biasa Sabrina selalu super excited melakukan aktivitas menggunting dan menempel apalagi menggunakan kertas berwarna. "Nak, ini namanya pohon literasi. Nanti kalau Sabrina baca buku kita tempel daunnya di pohon ya!". Sabrina nampak kegirangan saat saya berikan kesempatan untuk menempel daun. Ya, rekor membaca setiap hari selalu "dipecahkan" oleh Sabrina, karena haru ini membaca 4 buah buku cerita, lebih tepatnya dibacakan bunda 😬. Nah, siapa yang sebenernya paling tertantang di game ini?

[Aliran Rasa Game Level 5 "Membangun Keluarga Literasi"]

Apa yang kami dapatkan dari sebuah proses membangun keluarga literasi? Pertama, kami diingatkan kembali tentang arti sebuah niat sebelum melakukan amal. Betapa kekuatan niat sangat menentukan ke arah mana proses ini akan tertuju Niat yang telah menggiring kami untuk fokus pada tujuan Betapapun banyak lika liku yang kami hadapi Kedua, tentang konsistensi Kami kini semakin memahami bahwa konsistensi bukanlah sebuah hasil yang instan Yang bisa diperoleh dengan "ramuan" dan "mantra" ajaib agar semua berjalan  sesuai keinginan Bukan pula sekedar melaksanakan tips & trik agar tak pernah bosan dalam membaca Karena konsistensi adalah buah dari kesabaran dan keikhlasan Untuk berjibaku menikmati proses dengan fokus pada tujuan bukan pada hasil Ketiga, tentang literasi itu sendiri Akhirnya di tantangan kali ini kami menyadari Bahwa membaca bukan sekedar belajar mengeja huruf menjadi kata hingga akhirnya menjadi kalimat bermakna Bahwa membaca bukan sekedar &