Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2018

Mempelajari Al-Qur'an melalui Kisah

Aktivitas kami dalam mendongeng kepada Sabrina tidak dibatasi hanya dengan mendongeng sesuatu yang bersifat fiktif, semisal fabel dan sejenisnya. Sejauh ini kami menyediakan berbagai jenis genre buku anak untuk Sabrina, tentu dengan proses seleksi, yaitu apakah bacaan dalam buku tersebut sesuai dengan "value" keluarga kami. Semakin hari setelah Sabrina mengenal berbagai jenis buku, kini Sabrina sudah memiliki pilihan sendiri akan bahan bacaannya. Alhamdulillah sejauh ini Sabrina selalu berbinar untuk bercerita banyak hal melalui buku. Mulai dari kisah dalam Al-Qur'an, cerita shahabat, fabel, buku ensiklopedia anak, buku tentang adab, dsb. Beberapa buku sengaja saya beli sebagai "investasi" untuk Sabrina kelak, setidaknya bisa dibaca di usia yang Sabrina mampu memahaminya, khususnya dari segi konten dan tata bahasanya. Buku semisal ensiklopedia selain karena bahasanya "berat" juga dari segi pilihan kata yang mungkin tidak familiar untuk anak balita.

Mendongeng tentang Ayah

Aktivitas akhir pekan biasanya menjadi momen bermain bersama ayah dan Sabrina. Meskipun setiap hari ayahnya Sabrina selalu meluangkan waktu bermain bersama, tetapi akhir pekan biasanya lebih istimewa. Karena tak sekedar bermain di rumah, tapi biasanya Sabrina diajak jalan-jalan. Tentu dengan intensitas waktu yang lebih lama dari hari kerja. Maka, akhir pekan selalu menjadi momen yang ditunggu Sabrina. Pekan ini ayahnya Sabrina harus ada kerjaan, jadi hari ini Sabrina hanya bermain-main seperti biasa di rumah bersama bunda. Berulang kali gadis kecil ini menanyakan tentang ayahnya. Memang pertanyaannya sangat standar, "Bun, kapan ayah pulang?", "Bun, ayah lagi kerja ya? cari uang ya?" celoteh Sabrina. Siang hari ini saat akan tidur siang Sabrina kembali menanyakan tentang ayahnya. Maka, ketika saya tawarkan kepada Sabrina untuk mendongeng, Sabrina menjawab ingin mendongeng tentang ayah. Dengan penuh antusias Sabrina menanti saya untuk menceritakan kisah ayahnya. S

Dongeng tentang Ikan

Aktivitas mendongeng yang selama ini kami lakukan tak terbatas waktu dan tempat, meskipun seringkali mendongeng melalui media buku cerita dilakukan saat menjelang tidur siang atau tidur malam. Namun, dalam beberapa kesempatan, khususnya setelah saya menjalankan tantangan level 10 ini secara rutin, saya menemukan ide baru. Salah satunya yaitu menantang diri untuk mampu mendongeng secara spontan di mana pun dan kapanpun. Alhamdulillah ternyata saya menemukan "kunci" supaya mendongeng itu bisa tetap dinikmati bersama. Tak perlu lama, tak perlu ribet, dan yang penting tak perlu menyiapkan media. Yang dibutuhkan adalah ide untuk memanfaatkan momen yang kira-kira bisa menarik perhatian anak agar berbinar, mau mendengar, mau terlibat, bahkan akhirnya dia sendiri mau menikmati dan ikut berimajinasi. Seperti dongeng tentang hujan yang secara spontan muncul saat kami menyaksikan momen hujan, banyak pula momen dalam keseharian kami yang bisa menjadi sumber inspirasi dalam mendongeng

Dongeng tentang Hujan (Bagian 2)

Setelah hari sebelumnya saya mendongeng kepada Sabrina tentang hujan, hari ini saya mendongeng tentang tema yang sama. Namun, ada hal yang berbeda dari dongeng kali ini, yaitu dongeng kali ini lebih banyak merefleksikan lebih dekat tentang aktivitas Sabrina ketika mengamati hujan. Kemarin, Sabrina saya ajak untuk berimajinasi membayangkan derasnya air hujan. Kebetulan saat saya mendongeng memang sedang turun hujan cukup deras. Namun, kami bercerita dari dalam rumah, sehingga imajinasi Sabrina lebih banyak bermain untuk membayangkan awan, hujan, petir, tanah dan tumbuh-tumbuhan. Hari ini Sabrina mendapat pengalaman seru, melihat hujan lebih dekat. Ketika kami sedang duduk di selasar masjid UI,tiba-tiba hujan turun dengan lebat, angin bertiup kencang, hingga air membasahi teras, sepatu, bahkan buku yang sedang kami baca. Seketika ekspresi Sabrina menjadi panik "Bun, hujannya besar, ada anginnya!". Tak lama mulutnya kembali berceloteh, ketika hujan hampir reda. Tandanya in

Dongeng tentang Hujan

Beberapa hari terakhir cuaca di Depok selalu mendung. Bahkan beberapa kali sudah turun hujan di pagi hari menjelang siang. Akhirnya Sabrina juga lebih banyak melakukan aktivitas di dalam rumah. Terbayang kan kondisi rumah seperti apa kalau anak seharian di rumah? wkwkwk...Namun, ada hal patut disyukuri dengan kondisi seperti ini, yaitu waktu saya untuk membersamai Sabrina lebih banyak, hampir seharian. Tantangan lain ketika anak seharian di rumah yaitu bagaimana mengusir rasa bosan pada anak. Nah, di sini dituntut kreativitas dari ibu dan anak itu sendiri. Alhamdulillah mendongeng selalu menjadi aktivitas pengusir rasa bosan bagi Sabrina. Resikonya yaitu buku cerita yang berserakan hampir di berbagai sudut rumah. Tantangan lain yaitu emaknya yang harus lebih bersabar ketika "ditodong" untuk mendongeng lebih sering😂. Maka di kala lelah dan ngantuk mulai datang, solusinya adalah mencoba bersabar dan menikmati momen-momen ini. Karena tak lama lagi justru anak balita kita yang

Mendongeng Bersama Ayah

Aktivitas Sabrina beberapa minggu terakhir tidak terlepas dari berinteraksi dengan buku. Alasannya karena bundanya masih belum cukup tenaga untuk banyak melakukan aktivitas berlarian dan lompat-lompat. Maka, saat ayahnya ada di rumah atau saat akhir pekan, Sabrina benar-benar menikmati momen bersama ayahnya. Sabrina yang selama ini saya observasi memang cenderung belajar secara audio visual. Maka, aktivitas bernyanyi, bercerita, membaca buku menjadi beberapa aktivitas yang bisa membuatnya duduk anteng, menyimak dengan penuh konsentrasi, dan tentunya membuat Sabrina berbinar penuh suka cita. Beberapa hari terakhir saya merasa terharu, meskipun terselip rasa bersalah, karena tidak bisa membersamai Sabrina untuk melakukan aktivitas yang lebih bervariatif. Kondisi saya yang belum bisa banyak beraktivitas fisik membuat Sabrina juga "berempati". Bahkan seringkali Sabrina menyesuaikan ritme aktivitasnya dengan aktivitas saya. Namun, kreativitas anak justru sangat luar biasa. Di

"Mengusir Si Kuman Gigi!!"

Pengalaman membersamai Sabrina dalam mendongeng ternyata selalu menyisakan kesan yang berbeda setiap harinya, termasuk di dalamnya yaitu paket pembelajaran untuk bundanya. Maka, ketika saya menuangkan semua proses itu dalam tulisan, seringkali saya menyebutnya sebagai #jurnalpembelajaran. Iya, pada hakikatnya saat Sabrina sedang belajar, maka di situlah saya sebagai bundanya sedang belajar juga. Hari ini saya berencana akan membawa Sabrina kontrol ke dokter gigi anak. Setelah beberapa kali sebelumnya kunjungan ke dokter gigi anak masih diiringi oleh drama tangisan, maka saya berusaha mencari cara bagaimana supaya Sabrina tidak merasa trauma ke dokter gigi. Nah, salah satunya yaitu melalui dongeng. Alhamdulillah sudah ada beberapa koleksi buku di rumah yang bercerita tentang tema pergi ke dokter gigi. Cerita yang paling berkesan yaitu tentang tokoh Cican yang berhasil mengalahkan rasa takutnya ke dokter gigi. Akhirnya saya mencoba untuk berimprovisasi dalam menyampaikan pesan ini ke

Mendongeng dan Imajinasi

Berbicara tentang aktivitas mendongeng, ternyata setelah saya lakukan secara rutin, banyak manfaat yang saya rasakan. Satu hal yang menjadi pembelajaran bagi saya pribadi yaitu saya bisa mendapatkan gambaran bahwa mendongeng itu adalah sebuah media pembelajaran tentang kehidupan. Dahulu saya sering bertanya-tanya apa yang menjadi alasan dari orangtua saya rajin mendongeng untuk anak dan cucunya? Dengan melakukan aktivitas mendongeng bersama Sabrina, akhirnya saya bisa menemukan jawaban itu. Mendongeng adalah sebuah cara untuk mendekatkan anak dan orangtua. Mendongeng adalah sebuah upaya untuk menstimulasi kreativitas dan memberikan ruang imajinasi bagi anak. Hal yang saya amati beberapa hari terakhir yaitu bagaimana Sabrina yang sering melakukan "self talk" saat bermain sendiri. Sesekali saya mengamati dari kejauhan sambil mendengarkan setiap celoteh dari mulutnya. Ternyata melalui aktivitas mendongeng Sabrina bisa berimprovisasi banyak hal dalam mengekspresikan sesuatu y

Jangan Bosan untuk Mendongeng

Menjalani aktivitas mendongeng alhamdulillah bisa menjadi sarana bagi saya sebagai orangtua untuk berkomunikasi dengan Sabrina akan banyak hal, salan satunya yaitu tentang adab. Orangtua sering "mati gaya" ketika harus mengkomunikasikan hal tersebut kepada anak balita. Tantangannya adalah tentang bagaimana agar hal tersebut dapat dipahami secara mudah oleh anak. Sejak saya membiasakan untuk mendongeng bersama Sabrina, alhamdulillah saya merasakan banyak hal positif dalamnya. Salah satunya yaitu bisa mebantu saya menjelaskan tentang konsep adab dengan bahasa dan analogi yang mudah dipahami Sabrina dan tentunya dengan cara yang menyenangkan. Kini Sabrina sudah bisa mengamati situasi yang ada di sekitarnya, termasuk mengidentifikasi berbagai tingkah laku orang di sekitarnya. Entah saat bermain, saat di perjalanan ataupun saat berbelanja, Sabrina selalu mencoba menyerap berbagai informasi di dalamnya. Baik itu cara orang berkomunikasi, pilihan bahasa, hingga ekspresi orang te

Mengelola Emosi Anak Melalui Dongeng

Tantangan menjadi seorang ibu yang mendampingi tumbuh kembang anak balita salah satunya adalah bagaimana menyampaikan suatu "nilai" dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Seringkali anak menjadi tantrum ketika apa yang ingin disampaikannya tidak dipahami oleh orangtuanya. Salah satu faktornya yaitu kosakata dalam berkomunikasi yang masih minim dimiliki oleh anak. Maka wajar jika akhirnya anak lebih banyak mengekpresikan sesuatu dengan berteriak atau tangisan. Sabrina tentu pernah melewati fase itu dalam tumbuh kembangnya. Khususnya saat usia kisaran 2-3 tahun. Alhamdulillah di usia yang kini sudah 3.5 tahun tantrum sudah jarang terjadi. Setelah saya amati ternyata peningkatan komunikasi Sabrina dalam menyampaikan suatu pesan sudah semakin berkembang, sehingga kami sebagai orangtua mampu untuk memahami pesan yang disampaikan secara verbal oleh Sabrina. Begitupun sebaliknya, pesan yang ingin kami sampaikan juga lebih "mudah" dipahami Sabrina. Pemahaman

Mendongeng Bersama

Aktivitas menjelang tidur selalu menjadi momen yang kini ditunggu Sabrina. Membaca buku cerita, mendengarkan ayah bundanya mendongeng ataupun sekedar berceloteh sendiri adalah rutinitas Sabrina menjelang tidur. Hampir setiap hari saya menyaksikan buku berserakan di atas kasur. Pemandangan yang mungkin akan selalu saya rindukan beberapa tahun mendatang. Malam ini setelah saya membacakan beberapa buku cerita pilihan Sabrina, ternyata tak membuat Sabrina ngantuk juga. Nampaknya tangan mungilnya masih aktif bereksplorasi. Sesekali membuka buku cerita yang sudah dibacakan sambil berceloteh sendiri. Ketika saya mulai mengantuk, Sabrina malah menarik perhatian saya dengan bernyanyi sambil berusaha mengajak saya untuk ikut menggerakkan jari jemari. Mungkin harapannya supaya saya ikut menikmati irama lagu yang coba dinyanyikannya. "Bunda, gini tangannya!" begitulah kira-kira intruksi seorang anak balita yang berusaha mencontohkan kepada bundanya untuk mengikuti gerakannya. Tak

Persiapan Ramadan bagi Para Ibu

Tak terasa kurang dari sebulan lagi umat muslim akan menyambut bulan suci ramadan. Seminggu yang lalu tanpa sengaja justru di supermarket tiba-tiba saya seolah "diingatkan" oleh deretan kue kaleng, kurma, dan sirup botolan berbagai merek yang berjejer rapi. Ya, suasana ramadan sudah mulai terasa di supermarket. Mungkin sedikit menggelikan betapa pemandangan di supermarket justru menjadi pengingat akan hadirnya ramadan bagi seorang ibu seperti saya. Alhamdulillah Allah selalu memberi hikmah dari kejadian sekecil apapun yang kita alami dalam keseharian. Di tengah hiruk pikuk kesibukan di supermarket dan deretan makanan di etalase. Justu saya merasa "ditampar" dengan satu pertanyaan retoris. "Apa yang kau persiapkan untuk menyambut ramadan tahun ini? Apakah kesibukan mempersiapkan makan sahur, takjil, parcel dan kue kering yang hanya ada di benakmu kini?" Seketika itu, saya terdiam agak lama, memutar memori ramadan tahun kemarin. Hingga akhirnya saya mem

Tiada Hari Tanpa Mendongeng

Alhamdulillah tak terasa sudah masuk tantangan level 10 di kelas bunsay. Akhirnya sampai juga dengan tema yang saya suka yaitu mendongeng. Ya, mungkin kesannya jadi kurang "menantang". Padahal justu karena sudah suka, maka rasanya jadi lebih tertantang terutama untuk membersamai Sabrina dalam mendongeng. Nah, yang lebih utama lagi sebenarnya adalah proses untuk meng-upgrade diri bagi saya pribadi dalam dunia mendongeng ini. Penyampaian materi dari fasil, cemilan hari rabu dan diskusi di kelas bunsay setidaknya sudah memberikan sedikit gambaran bahwa ilmu dalam mendongeng itu begitu luas. Bahkan, ternyata banyak teknik yang bisa dipelajari dan dipraktikan oleh para ibu supaya mendongeng bersama anak di rumah menjadi lebih menyenangkan. Nah, itu sebagai catatan khusus bagi saya pribadi, yaitu mau mengeksplorasi, berimprovisasi dan mempelajari teknik mendongeng. Meskipun tentu yang paling utama adalah menjalaninya dengan senang dan sepenuh hati. Sabrina kini sudah berada

Apa Itu Berpikir Kreatif?

Menjalani tantangan level 9 kelas bunsay tentang #thinkcreative telah memberikan sebuah pembelajaran penting bagi saya pribadi. Hal yang paling utama dirasakan adalah kini saya sudah tidak memberikan stigma negatif terhadap diri saya pribadi dengan kata "orang yang gak kreatif". Perlahan perubahan sudut pandang itu telah membukakan pintu gerbang bagi saya pribadi untuk menelusuri makna kreatif itu sendiri. Tujuh belas hari menuliskan pengalaman memaknai tentang #thinkcreative secara tidak langsung telah menstimulasi saya pribadi untuk belajar menjadi orang yang kreatif, yaitu mau berusaha untuk menemukan solusi dari setiap permasalahan yang saya temukan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan justru merasa menyerah dan buntu jika dirasa berbagai cara yang dilakukan tidak berhasil memberikan sebuah perubahan. Sudut pandang tentang berpikir kreatif setidaknya membuat saya lebih bahagia. Ya, bahagia untuk lebih percaya diri dan mau mengapresiasi sekecil apapun ide yang muncul dalam

Ketika Bosan Melanda

Salah satu tantangan keseharian yang saya hadapi dalam membersamai Sabrina yaitu bagaimana supaya saya dapat memfasilitasi aktivotas positif ketika Sabrina sudah bosan. Nah, hal "sepele" seperti ini secara tidak langsung membuat saya harus berpikir lebih kreatif dalam menemukan ide permainan yang bisa membuat Sabrina kembali bersemangat. Saya pernah mencoba beberapa stimulasi yang sepertinya menarik untuk dilakukan. Namun, ternyata tantangan lain muncul, yaitu aktivitas bermain yang kita persiapkan kurang dilirik anak. Tak jarang perasaan kecewa melanda, hehee...Akhirnya setelah mengamati lebih detail, saya mendapatkan gambaran bahwa sesuatu yang bisa membuat Sabrina tertarik yaitu aktivitas di alam atau outdoor dan berbagai aktivitas baru yang belum pernah dilakukannya. Pasti hal itu bisa membuatnya "kepo", hingga akhirnya mau mencoba, dan akhirnya bisa anteng bermain. Faktor lain yang saya pelajari tentang apa yang membuat Sabrina bosan yaitu tidak ada teman b

Hidup Tanpa Mainan

Dunia anak itu identik dengan bermain kan? Sebuah pertanyaan retoris yang sebenarnya mayoritas para ibu juga memahaminya. Seorang ibu yang berjibaku dengan keseharian yang hampir 24 jam mendampingi anak-anaknya tentu akan menyadari bahwa dunia anak tidak bisa dilepaskan dari bermain. Namun, apakah bermain itu selalu identik dengan mainan? Awalnya ketika saya masih menjadi seorang ibu baru alias newbie, idealisme menjalani peran sebagai seorang ibu masih tinggi. Namun, bukan berarti saat ini tak memiliki idealisme juga, hehee...Namun, saat itu sudut pandang saya akan dunia ibu masihlah begitu kaku, berpikir bahwa semua teori parenting di buku, semua manual book tentang tumbuh kembang anak, pun seputar makanan sehat dan sejenisnya akan sesuai dengan realita. Ternyata tantangan dalam membersamai si kecil justru yang mengajarkan saya untuk memahami tentang dunia anak itu sendiri, dari pengalaman keseharian kami. Maka, hal-hal sederhana seringkali saya tuliskan sebagai jurnal pembelajaran

Mencoba Suasana Baru

Sejak memulai tantangan level ini, saya sudah bergumam dalam hati. "Aaah..kayaknya susah ya buat jadi ibu yang kreatif!". Apalagi ditambah udah duluan melabeli sebagai ibu yang kurang kreatif. Alhasil udah negative thinking duluan, kan kacau 😂. Tapi, alhamdulillah, dengan dijalani, akhirnya sedikit demi sedikit saya menemukan benang merah tentang sebuah kreativitas. Dengan pengalaman hidup sebelumnya yang rasanya kurang banyak menemukan tantangan, seringkali saya sering mentok untuk menemukan solusi dari permasalahan keseharian yang di luar prediksi. Ya, karena hidup saya sebelumnya selalu terencana, berusaha sistematis, tertulis. Maka, ketika ada hal yang di luar prediksi, bisa "bubar jalan" semua rencana yang sudah disusun. Tak lupa muncul kepanikan dan merasa buntu untuk menemukan solusi. Nah, akhirnya dari hal itu saya jadi banyak belajar juga setidaknya untuk tidak menjadi orang yang terlalu "kaku", hehee... Tantangan kali ini memberikan peng

Ketika Aku Menjadi "Sutradara"

Siang ini di kala cuaca panas dan mata emaknya udah kreyep-kreyep. Ternyata tidur siang yang lelap kini hanya jadi angan-angan saja, hehee..Ya, seperti biasa, di usia tiga tahunan ternyata anak balita kita sudah semakin aktif. Kalau biasanya emaknya mengeluarkan jurus "memaksa" tidur dengan bercerita, dsb. Namun, kini resep itu sudah kurang manjur, wkwkwk..Alasannya karena anak balita ini lagi seneng sekali main bersama saudaranya. Setelah rumah neneknya tampak seperti kapal pecah, dengan posisi kursi yang tidak pada tempatnya, boneka yang berserakan, serta biskuit yang berceceran. Kini saat sepupunya sudah pulang, Sabrina pindah "lapak" untuk bereksplorasi, yaitu kamar tidur. Awalnya anaknya bilang mau tidur siang, tapi kenyataannya tidaklah demikian. Setelah meminta dibacakan satu buku cerita, nampaknya belum ada tanda-tanda ngantuk. Yang ada adalah emaknya udah lima watt. Apa yang dibaca juga udah gak sesuai dengan teks. Kreativitas anaklah yang membuat emakn

Berimajinasi dengan Lego

Selama liburan di rumah nenek, Sabrina hanya membawa buku, boneka tangan dan lego. Ya, tiga benda ini memang yang paling sering Sabrina eksplorasi. Lego yang kami bawa pun hanya beberapa saja, karena saya pikir di rumah neneknya Sabrina akan lebih banyak bermain di luar rumah ataupun bermain bersama saudara sepupunya yang kebetulan hampir sebaya. Nah, ternyata dugaan saya benar. Selama liburan Sabrina lebih banyak melakukan aktivitas bereksplorasi tanpa mainannya. Sejak di rumah nenek, Sabrina tidak pernah tidur siang lagi. Hampir seharian aktivitasnya adalah bermain. Nah, di saat sepupunya pulang, biasanya Sabrina bermain sendiri. Di sinilah waktu baginya untuk bereksplorasi kembalu entah dengan barang mainannya ataupun barang lain yang ada di rumah nenek. Entah itu bermain peran dengan menggunakan kerudung milik neneknya saat berperan jadi ibu-ibu. Terkadang menemani kakek dan neneknya berjemur sambil bernyanyi dan bercerita. Nah, kalau sudah bosan, maka lego, boneka, dan buku menj

Mengarang Lagu

Satu hal sederhana yang selalu menjadi penyejuk mata seorang ibu adalah saat melihat anaknya tersenyum penuh bahagia. Ya, hal sederhana yang bisa menjadi penyemangat dan obat dikala lelah dengan segala aktivitas yang ada. Lihat anak tertawa riang gembira dengan mata berbinar selalu membuat hati ini "nyessss", merasa tenang seolah melupakan semua masalah yang ada. Kenapa mungkin seorang anak bisa menjadi penyejuk mata bagi para orangtua. Bagi saya pribadi, energi positif atau negatif dari lingkungan sekitar sangat mempengaruhi "mood" keseharian. Misalnya saja kalau anak rewel, pasti ibunya juga jadi ikutan "rewel" gak karuan. Begitupun sebaliknya, kalau lihat anak anteng bermain, kooperatif, riang gembira tanpa tangisan penuh drama, emaknya juga ikutan senang. Padahal kerjaan rumah juga numpuk. Tapi rasanya lebih punya energi dan semangat jika "mood" sedang baik. Hari ini saya mendapat "mood booster" saat membersamai Sabrina bermain.

Berkreasi dengan "Aci"

Selama beberapa hari terakhir alhamdulillah di rumah orangtua kumpul beberapa anak dan cucu. Tentu selain untuk bersilaturahmi juga menjadi momen untuk berkumpul bersama di tengah liburan akhir pekan yang lumayan agak lama. Maklum karena tanggal merah hari jumat, biasanya yang masuk kerja atau sekolah hari sabtu juga banyak yang ikutan libur. Nah, momen yang selalu dinanti saat kumpul keluarga salah satunya adalah momen makan bersama, apalagi jika makanan itu adalah makanan tradisional atau makanan khas daerah yang mungkin jarang kita temukan saat kita pergi merantau di ibukota ataupun daerah lainnya. Alhamdulillah, momen liburan kali ini juga bisa menjadi kesempatan bagi keluarga kami untuk berkreasi dan berimajinasi, menemukan dan menikmati berbagai pengalaman baru. Salah satunya yaitu berkreasi untuk membuat makanan ala orang Bandung, kampung halaman kami. Nah, mayoritas orang juga sering mendengar kalau Bandung adalah salah satu kota dengan ikon "surga makanan", karena