Skip to main content

Dunia Anak adalah Bermain

Ada rutinitas yang berbeda ketika Sabrina di rumah dan di rumah nenek di kampung halaman. Ya, aktivitas pagi hari di rumah nenek selalu bisa membuat Sabrina berbinar, bahkan bisa membuatnya "melupakan" bundanya 😂. Padahal kalau di Depok, seringkali Sabrina selalu memanggil nama bundanya.

Apa yang membuat Sabrina berbinar? Tidak lain karena Sabrina memiliki teman bermain, yaitu saudara sepupunya. Pagi hari ini kami pergi ke pasar naik angkot. Seperti biasa sepanjang perjalanan Sabrina selalu mengamati apa yang dilihatnya. Entah itu saat melihat kereta melintas, saat melihat pom bensin, dll.

Saat sampai pasar tradisional, mata Sabrina tak berhenti untuk mengamati, menunjuk sambil menyebutkan apa yang dilihatnya. "Ayah, ada ayam" celotehnya. "Ayah, kalau ikan di mana ya?" sambil matanya mencoba mencari ikan di tengah deretan penjual daging dan ayam. Dan betapa excited nya Sabrina ketika melihat ada penjual ikan. Saya yang masih memilih sayuran ditinggalkan begitu saja karena Sabrina yang ingin segera melihat ikan😅.

Dengan ekspresi bahagia penuh semangat Sabrina berlari ke arah saya sambil menenteng satu keresek ikan mas hidup. Ya, ikan ukuran kecil ditentengnya di kantong plastik. Tiba-tiba ayahnya Sabrina bilang "Ini biar Sabrina main sensory play sama ikan" 😂. Mungkin ayahnya Sabrina segera "membela diri" karena berinisiatif membeli barang yang tidak ada dalam daftar belanjaan😂.

Sesampainya di rumah ternyata sepupu Sabrina sudah datang mengajak bermain bersama. Alhamdulillah Sabrina yang dulu masih "penakut" dan malu bahkan saat bermain dengan saudara. Kini, bermain bersama saudara selalu menjadi waktu yang dinanti. Terkadang sampai membuatnya lupa waktu, bahkan tak mau tidur siang karena keasyikan main😅.

"Ayo kita kasih makan ikannya!", "ikan mau makan nasi?" celoteh Sabrina. Tangan-tangan mungil anak-anak tak henti bermain air dan ikan, memindahkan dari ember ke panci berkali-kali. Berlomba untuk memasukkan ikan. Ternyata mereka akhirnya belajar bahwa supaya menang harus ada teknik yang mereka kuasai, yaitu cara memegang ikan. Sepupu Sabrina yang berusia TK B mempraktekan itu. Dia mencoba mengambil ikan di bagian kepala, pun mengambil di bagian ekor. Ternyata dia bisa menyimpulkan kalau ikannya dipegang bagian ekor, maka ikan akan lebih sulit di tangkap.


Nah, Sabrina terkadang masih sering ketakutan melihat ikan yang melompat tak bisa diam. Heheee..tak apalah, sekalian melatih keberanian dan sensory play, memegang ikan yang licin dan mengamati bagian tubuhnya. Meskipun masih ketakutan, Sabrina ternyata bermain penuh suka cita, merasa takut tapi tak mau berhenti bermain, bahkan saat bundanya mengajak untuk mandi pagi dulu😅.

"Dunia anak adalah bermain, karena dari sana sesungguhnya dia akan belajar banyak hal tentang kehidupan"

#Day16
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Comments

Popular posts from this blog

Pohon Literasi Kami

Alhamdulillah hari ini adalah hari terakhir kami menjalani tantangan game level 5. Rasanya baru kemarin kami menggunting kertas warna, kemudian menempel bersama di ruang tamu. Ya, kami membuat "pohon literasi" yang kala itu masih tak berdaun, artinya belum ada buku yang kami tulis. Sebelumnya habit literasi dalam keluarga kami hanya mengalir begitu saja tanpa motivasi yang jelas apalagi ada inovasi, bahkan sekedar untuk membuat pohon literasi agar kami semua lebih semangat membaca lagi. Tapi kini, tujuh belas hari yang sudah dilewati memberikan banyak hikmah dan pembelajaran kepads keluarga kecil kami. Teruntuk Sabrina, putri kecil kami, membaca dan bercerita telah menjadi aktivitas harian yang dia suka. Aktivitas ini mampu membuatnya tertawa dan berbicara, mengeluarkan imajinasinya di masa balita. Semoga kelak Sabrina bisa mencintai ilmu dan mengetahui banyak hal lewat membaca. Semoga Sabrina tetap bahagia jikalau bunda sekedar memberi kado buku cerita 😬 Teruntuk suami

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

My Body Belongs to Allah (Konsep Thaharah untuk Anak)

Presentasi Kelas Bunda Sayang hari terakhir disampaikan oleh kelompok 3 yang terdiri dari Mbak Annisa Novita Dewi, Mbak Annisa Wahyuningrum, dan Mbak Bilkis Mukhlisoti. Tema yang diambil yaitu tentang "My Body Belongs to Allah (Konsep Thaharah untuk Anak)" 1. Tantangan yang dihadapi yang berkaitan dengan gender a. Fenomena di masyarakat Selama ini ada pemahaman keliru dalam masyarakat tentang pendidikan seksualitas . Banyak orang menyebut istilah “pendidikan seks”. Padahal kata seks lebih identik dengan aktifitas hubungan intim dan alat kelamin. Sedangkan seksualitas mengandung makna yang jauh lebih dalam dan kompleks. Semestinya anak-anak sejak dini diajarkan mengenai pendidikan seksualitas, bukan pendidikan seks. Orangtua sebagaimana yang diamanatkan oleh agama dan tercakup dalam UU Kesejahteraan Anak No.4 Tahun 1979, adalah pihak utama dalam pemberian pendidikan seksualitas tersebut (Elly Risman) b. Pendidikan Seks vs Seksualitas Seks adalah segala sesuatu yang menya