Salah satu fitrah yang dimiliki manusia termasuk di dalamnya anak-anak kita yaitu fitrah keimanan. Tentu seharusnya fitrah itu dijaga sesuai dengan aturanNya. Namun, kini realitanya seringkali kekurang pahaman kita akan ilmu membuat kita tanpa sadar "merusak" fitrah itu sendiri. Dari seorang Sabrina, saya sebagai ibunya banyak belajar tentang bagaimana fitrah keimanan itu tumbuh pada jiwa anak-anak kita. Dan semua itu tak bisa kita samakan dengan bagaimana anak tidur dan makan. Tapi, betapa faktor eksternal sangat mempengaruhi bagaimana fitrah itu terjaga, terutama dalam fase ini yaitu keteladanan orangtua.
Di usianya yang ke tiga tahun, betapa saya seringkali ingin meneteskan air mata karena terharu saat tiba-tiba gadis kecil ini selalu peka dengan suara adzan saat sedang melakukan aktivitas apapun. Entah saat bermain, saat bernyanyi atau saat sedang ngobrol bersama. "Bunda, adzan ya, ayo shalat!". Ah ungkapan itu hadir dari mulut mungilnya. Dari seorang balita yang belum tau tentang makna kewajiban.
Di hari yang lain, setiap kali saya hendak berwudhu Sabrina selalu ingin melakukan hal yang sama. Resikonya adalah baju yang kadang basah. Saya terkadang masih sering "melarang" untuk Sabrina selalu ikut berwudhu dengan sempurna 😓. Padahal aha momen seperti ini seharusnya menjadi pengingat bagi saya bahwa fitrah keimanan anak masih terjaga. Padahal fitrah belajar dan keingintahuannya yang tinggi membuat dia selalu ingin mencoba. Padahal, justru momen seperti ini yang akan melatihnya kelak untuk disiplin dan dengan penuh kesadaran mau melaksanakan kewajiban agama.
Setelah shalat, seringkali Sabrina yang bersemangat menyodorkan Al-Qur'an untuk saya baca, meskipun seringkali pula merengek meminta saya untuk segera mengakhiri tilawah, karena haknya untuk bermain ingin segera dipenuhi. Malam ini, Sabrina seperti biasa ikut saya shalat magrib. Menggelar sajadah sendiri, kemudian mengambil mukena berukuran besar. Karena susah memakainya maka berulang kali pula dia berusaha memasukkannya sendiri, hingga akhirnya bisa memasangnya sendiri. Setelah saya selesai shalat, ternyata Sabrina masih shalat dengan gerakan beraturan sambil mengikuti bacaan surat pendek, Al Fatihah dan An-Nas.
Kejadian seperti ini membuat saya sering malu di hadapan seorang anak kecil. Di mana seringkali saya menunda waktu shalat, lupa untuk tilawah, pun tergesa-gesa dalam berwudhu. Saya seringkali mengabaikan panggilan adzan untuk bersegera menghadap Sang Pencipta, Allah SWT. Menghentikan segala aktivitas dunia, bersujud padaNya.
#Day13
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga
Di usianya yang ke tiga tahun, betapa saya seringkali ingin meneteskan air mata karena terharu saat tiba-tiba gadis kecil ini selalu peka dengan suara adzan saat sedang melakukan aktivitas apapun. Entah saat bermain, saat bernyanyi atau saat sedang ngobrol bersama. "Bunda, adzan ya, ayo shalat!". Ah ungkapan itu hadir dari mulut mungilnya. Dari seorang balita yang belum tau tentang makna kewajiban.
Di hari yang lain, setiap kali saya hendak berwudhu Sabrina selalu ingin melakukan hal yang sama. Resikonya adalah baju yang kadang basah. Saya terkadang masih sering "melarang" untuk Sabrina selalu ikut berwudhu dengan sempurna 😓. Padahal aha momen seperti ini seharusnya menjadi pengingat bagi saya bahwa fitrah keimanan anak masih terjaga. Padahal fitrah belajar dan keingintahuannya yang tinggi membuat dia selalu ingin mencoba. Padahal, justru momen seperti ini yang akan melatihnya kelak untuk disiplin dan dengan penuh kesadaran mau melaksanakan kewajiban agama.
Setelah shalat, seringkali Sabrina yang bersemangat menyodorkan Al-Qur'an untuk saya baca, meskipun seringkali pula merengek meminta saya untuk segera mengakhiri tilawah, karena haknya untuk bermain ingin segera dipenuhi. Malam ini, Sabrina seperti biasa ikut saya shalat magrib. Menggelar sajadah sendiri, kemudian mengambil mukena berukuran besar. Karena susah memakainya maka berulang kali pula dia berusaha memasukkannya sendiri, hingga akhirnya bisa memasangnya sendiri. Setelah saya selesai shalat, ternyata Sabrina masih shalat dengan gerakan beraturan sambil mengikuti bacaan surat pendek, Al Fatihah dan An-Nas.
Kejadian seperti ini membuat saya sering malu di hadapan seorang anak kecil. Di mana seringkali saya menunda waktu shalat, lupa untuk tilawah, pun tergesa-gesa dalam berwudhu. Saya seringkali mengabaikan panggilan adzan untuk bersegera menghadap Sang Pencipta, Allah SWT. Menghentikan segala aktivitas dunia, bersujud padaNya.
"Bagaimana mungkin kita bisa menjadi teladan bagi anak kita jika kita tak pernah mendidik diri untuk belajar istiqamah dalam ketaatan"
#Day13
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga
Comments
Post a Comment