Skip to main content

Bunda, Ayo Kita Shalat!

Salah satu fitrah yang dimiliki manusia termasuk di dalamnya anak-anak kita yaitu fitrah keimanan. Tentu seharusnya fitrah itu dijaga sesuai dengan aturanNya. Namun, kini realitanya seringkali kekurang pahaman kita akan ilmu membuat kita tanpa sadar "merusak" fitrah itu sendiri. Dari seorang Sabrina, saya sebagai ibunya banyak belajar tentang bagaimana fitrah keimanan itu tumbuh pada jiwa anak-anak kita. Dan semua itu tak bisa kita samakan dengan bagaimana anak tidur dan makan. Tapi, betapa faktor eksternal sangat mempengaruhi bagaimana fitrah itu terjaga, terutama dalam fase ini yaitu keteladanan orangtua.

Di usianya yang ke tiga tahun, betapa saya seringkali ingin meneteskan air mata karena terharu saat tiba-tiba gadis kecil ini selalu peka dengan suara adzan saat sedang melakukan aktivitas apapun. Entah saat bermain, saat bernyanyi atau saat sedang ngobrol bersama. "Bunda, adzan ya, ayo shalat!". Ah ungkapan itu hadir dari mulut mungilnya. Dari seorang balita yang belum tau tentang makna kewajiban.

Di hari yang lain, setiap kali saya hendak berwudhu Sabrina selalu ingin melakukan hal yang sama. Resikonya adalah baju yang kadang basah. Saya terkadang masih sering "melarang" untuk Sabrina selalu ikut berwudhu dengan sempurna 😓. Padahal aha momen seperti ini seharusnya menjadi pengingat bagi saya bahwa fitrah keimanan anak masih terjaga. Padahal fitrah belajar dan keingintahuannya yang tinggi membuat dia selalu ingin mencoba. Padahal, justru momen seperti ini yang akan melatihnya kelak untuk disiplin dan dengan penuh kesadaran mau melaksanakan kewajiban agama.

Setelah shalat, seringkali Sabrina yang bersemangat menyodorkan Al-Qur'an untuk saya baca, meskipun seringkali pula merengek meminta saya untuk segera mengakhiri tilawah, karena haknya untuk bermain ingin segera dipenuhi. Malam ini, Sabrina seperti biasa ikut saya shalat magrib. Menggelar sajadah sendiri, kemudian mengambil mukena berukuran besar. Karena susah memakainya maka berulang kali pula dia berusaha memasukkannya sendiri, hingga akhirnya bisa memasangnya sendiri. Setelah saya selesai shalat, ternyata Sabrina masih shalat dengan gerakan beraturan sambil mengikuti bacaan surat pendek, Al Fatihah dan An-Nas.



Kejadian seperti ini membuat saya sering malu di hadapan seorang anak kecil. Di mana seringkali saya menunda waktu shalat, lupa untuk tilawah, pun tergesa-gesa dalam berwudhu. Saya seringkali mengabaikan panggilan adzan untuk bersegera menghadap Sang Pencipta, Allah SWT. Menghentikan segala aktivitas dunia, bersujud padaNya.

"Bagaimana mungkin kita bisa menjadi teladan bagi anak kita jika kita tak pernah mendidik diri untuk belajar istiqamah dalam ketaatan"

#Day13
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Yuk Kita Berbagi Hadiah

Setelah pekan sebelumnya kami berkenalan dengan teman-teman dari regional lain di Virtual Camp dan mengenal apa keluarga favoritnya, maka pekan ini kami diminta untuk memberi hadiah kepada teman-teman yang sudah kami kenal tersebut. Kami diminta untuk memilih minimal 3 orang teman yang dianggap paling berkesan untuk diberi hadiah berupa "makanan" kesukaanya. Nah, bagi saya pribadi sebenarnya saat berkenalan dengan sebelas orang teman baru di pekan sebelumnya, masing-masing memiliki kesan tersendiri. Namun, ada beberapa yang memang sampai membuat saya berbinar dan mendapat banyak inspirasi. Tantangan di tugas pekan ini adalah bagaimana kita mampu meramu "makanan" kesukaan teman kita, meskipun mungkin kita tidak suka dengan makanan itu. Ya, kami sebenarnya diperbolehkan untuk belanja "makanan" dari toko seperti google. Namun, bagi saya pribadi ada baiknya untuk mengemas dan meramu makanan itu sebelum dikirim kepada teman-teman yang lain. Saya pribadi ber...

Belajarnya Seorang Ibu

Alhamdulillah setelah sekian lama tidak "upgrading" diri sebagai seorang ibu, akhirnya bisa kembali mengikuti seminar tentang anak. Ya, setelah menikah dan punya anak, entah kenapa sepertinya untuk mengedukasi diri itu terasa banyak tantangan. Padahal sih sebenarnya banyak "alasan" saja 😂. Di era berkembangnya multimedia yang begitu pesat, sebenarnya para ibu bisa mengambil banyak manfaat untuk mengedukasi dirinya. Kemudahan akses informasi melalui teknologi multimedia membuat sesuatu yang awalnya sulit dijangkau kini dengan mudah berada di depan mata. Bisa diibaratkan hanya dengan tombol "klik" di papan keyboard laptop atau hp nya, kini para ibu bisa mendapat beragam informasi dalam waktu sekajap. Kita bisa memulai dengan pertanyaan sederhana di pagi hari. "Apa yang ingin saya ketahui hari ini?". Nah, dari pertanyaan itu mungkin akan muncul rentetan pertanyaan lain setiap harinya. Beberapa mungkin ada yang relevan dengan kejadian yang kita...