Skip to main content

Bermain Itu Menyenangkan

Pagi ini seperti biasanya saya masih disibukkan dengan urusan di dapur. Perut sudah kenyang, anak sudah mandi, ibunya masih beresin cucian piring, wkwkwk..Biasanya kalau tiba-tiba Sabrina menghilang dari pandangan, pasti dia sedang melakukan "sesuatu" eksperimen 😂. Dan ternyata benar, setelah saya beres cuci piring saya cari Sabrina tidak ada di dalam rumah. Rupanya gadis kecil ini sedang anteng dengan bonekanya bermain di teras.

Pagi ini Sabrina kembali bereksplorasi dan berimajinasi, bermain pretend play bersama boneka-bonekanya. Hal yang membuat kepala emaknya cenat cenut adalah menyaksikan handuk bersih yang baru dipakai pagi itu ternyata dijadikan alas bermain😂. Tapiii..karena sudah terbiasa menyaksikan pemandangan ini setiap hari, saya sudah lebih "nyantai" menyaksikan semua ini, hehee..


"Na, lagi apa nih?", dengan nada bersemangat saya coba hampiri Sabrina. "Bunda, Brina lagi cerita sama boneka". Saya lihat ternyata memang benar Sabrina sedang membuka buku cerita yang di bawanya sambil berceloteh "Lihat, ini ada ayam bertelur!", "Boneka lapar, mau makan?", dan celoteh lainnya yang keluar dari mulut kecilnya. Saya pikir Sabrina sedang berimajinasi piknik di taman bersama boneka-bonekanya, tak lupa juga mobil-mobilannya 😂.

Nah, biasanya kalau sudah menyaksikan AHA momen seperti ini saya segera mengambil hp untuk mendokumentasikan, sambil mencoba ikut terlibat di dalamnya. Entah sekedar melanjutkan dialog tentang apa yang dikerjakannya, atau terkadang ya ikut bermain pretend play bersama. Kadang jadi nenek-nenek, kadang jadi ibu, kadang jadi pasien, dll...sesuai dengan arahan "sutradaranya", alias Sabrina 😂😂

Saya sempat bercerita kepada keluarga tentang aktivitas harian Sabrina. Dan respon semuanya sama, kalau Sabrina mirip bunda nya saat masih kecil,  yaitu senang bermain pretend play dan bercerita 😂. Jadi, saya serasa diingatkan dengan masa kecil saya dulu, betapa kegiatan seperti ini telah membantu membentuk konsep diri (kecerdasan intrapersonal) seseorang.

Hampir semua sudut ruangan menjadi tempat eksplorasi Sabrina. Kamar tidur dengan lemari yang hampir selalu dijadikan objek eksplorasinya. Begitupun di ruang tamu, selalu ada saja buku yang berserakan setiap harinya. Dapur menjadi tempat favorit Sabrina menemani bunda beraktivitas. Bahkan tak jarang, kamar mandi pun jadi tempat eksplorasi, entah dengan episode mau mandiin boneka, mau naik "perahu", dll.

Nak, mungkin suatu saat entah lima atau sepuluh tahun kedepan bunda akan sangat merindukan suasana seperti ini. Menyaksikan rumah yang "berantakan" sambil mendengar dirimu yang berceloteh, bertanya ini dan itu.

"Melihat anak bermain penuh suka cita dengan mata yang berbinar selalu menjadi energi positif bagi seseorang yang bernama Ibu"

#Day8
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany