Skip to main content

Imajinasiku adalah Awal Mula Karyaku

Ada beberapa hal yang seringkali saya amati dari Sabrina dalam aktivitas keseharian kami. Pertama adalah tentang bagaimana ekspresi, eye contact dan gesture Sabrina ketika kami berkomunikasi. Kedua adalah tentang bagaimana cara Sabrina mengeksplorasi sesuatu. Ketiga adalah tentang imajinasi Sabrina dalam menghasilkan sebuah kreativitas.

Dari catatan pembelajaran saya sebagai seorang ibu, saya melihat bahwa anak-anak itu memang tumbuh alami sesuai fitrahnya, jika kita tidak banyak melakukan "intervensi". Bahwa, seorang anak memang memiliki minat dan keunikan masing-masing. Tentang bagaimana mereka mencari solusi, tentang bagaimana mereka menyikapi suatu masalah, bahkan tentang bagaimana mereka memilih makanan. Saya pikir tak ada yang sama.

Nah, seringkali saya masih terbawa dengan pandangan mainstream tentang anak cerdas, anak aktif, dan sejumlah labelling lainnya. Tanpa sadar akhirnya itu yang membuat saya terkadang teramat sulit mencari apa keunikan anak kita, termasuk apa yang membuatnya berbinar. Kini, buku-buku panduan tumbuh kembang anak saya jadikan hanya sebagai "pegangan" untuk memastikan bahwa tumbuh kembang anak kita on tract. Pun jika ada sesuatu yang terkendala, kita bisa memberikan stimulasi yang tepat, bukan sebaliknya memberikan stimulasi yang berlebihan.

Kini, saya sedang berusaha untuk fokus menemukan sisi unik itu dari seorang Sabrina. Nah, salah satu hal yang saya catat adalah Sabrina memiliki daya tarik yang tinggi terhadap bidang konstruksi. Ya, dalam arti Sabrina senang untuk menyusun dan berimajinasi dengan apa yang ada di gambar maupun yang dia kreasikan sendiri.

"Bunda, yuk kita bikin rumah!" matanya berbinar penuh semangat. "Sabrina bikin rumah buat siapa? "rumah buat bunda" sahutnya. Mendengar hal seperti itu seringkali membuat saya terharu. Malam ini selepas magrib, Sabrina dengan penuh semangat membuat rumah hasil imajinasinya. Selama bermain beberapa kali Sabrina bertepuk tangan, berteriak kegirangan atas apa yang berhasil dicapainya. Memang sederhana sekali, sesederhana bagaimana dia bisa menumpuk balok, membuat gedung tinggi tanpa roboh, dsb.


"Imajinasi anak seringkali dianggap terlalu berangan-angan. Padahal boleh jadi dari imajinasinya itu adalah awal dia menghasilkan sebuah karya besar"

#Day14
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany