Skip to main content

Self Healing dengan Terapi Al-Qur'an

Tak terasa #tantangan30hari sudah memasuki pekan kedua. Alhamdulillah sejauh ini saya masih semangat dan konsisten untuk menuliskan jurnal pembelajaran saya di blog ini. Tujuannya semata agar saya bisa fokus untuk terus meng-upgrade diri, meniti setiap tangga perbaikan diri, susah senang, lelah, bosan yang mungkin datang silih berganti. Namun, tujuan di depan sana yang selalu menjadi pengingat untuk tidak berhenti di tengah jalan. 

Saya bersyukur, saat di tahap ulat-ulat, selain bergabung dengan keluarga manajemen emosi, saya juga bisa belajar di keluarga manajemen ruhiyah dan ibadah. Memang sejak awal saya ingin mendapatkan ilmu, baik secara filosofis terkait tazkiyatun nafs maupun aspek teknis manajemen emosi secara umum. Dan alhamdulillah saya mendapatkan itu semua di dua keluarga yang saya ikuti.

Di tahap kepompong ini, saatnya saya melakukan proses relearn dari berbagai informasi yang saya dapatkan. Tentang tazkiyatun nafs ini mungkin sulit menentukan parameter kuantitatif proses belajar kita. Namun, saya pribadi memang fokus kepada upaya untuk upgrading diri. Parameter nya mungkin sifatnya akan sangat individual. Karena emosi, rasa, ketenangan jiwa, memang itu hanya bisa dirasakan oleh diri kita masing-masing. Namun, secara tidak langsung berpengaruh terhadap interaksi kita dengan orang sekitar. 

Jika dari aspek psikologi, banyak teknik self healing, namun dari sudut pandang agama, semuanya bermuara pada Allah SWT dan Al-Qur'an. Itu benang merah yang saya dapatkan dari buku Ust. Nouman Ali Khan. Maka self healing saya di pekan kedua ini ingin fokus untuk memantapkan ruhiyah saya dengan banyak berinteraksi dengan Al-Qur'an. Karena sesungguhnya pada ayat-ayat Allah SWT itu sebenarnya sumber ketenangan jiwa, jika kita mau berpikir dan mengamalkannya, insyaAllah.

Hari ini latihan yang saya lakukan adalah latihan untuk kembali untuk secara intens terkoneksi dengan Al-Qur'an. Memang belum bertarget sampai membaca satu juz perhari. Namun, yang paling sederhana, setidaknya saya mengazzamkan untuk istiqamah kembali tilawah Al-Qur'an setelah subuh dan magrib beserta membaca terjemahnya. Bisa dibilang ini juga sebagai ajang latihan untuk meningkatkan speed sebelum ramadhan.

Hari ini saya memberikan badge satisfactory, karena memang masih menjalani semua ini alakadarnya. Saya belum mencoba hal baru yang bisa saya optimalkan. Namun, alhamdulillah ada satu ayat Al-Qur'an yang menjadi pengingat bagi saya hari ini: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS. Al Hasyr: 18). Maka, semoga #tantangan30hari ini menjadi sebuah upaya bagi saya pribadi untuk menyiapkan hari esok (akhirat).

#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#day8

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Bagaimana Seharusnya Perempuan Menggunakan Teknologi?

  Oleh: Annisa Fauziah (IP Depok/Mahasiswi Bunda Salihah) Di era globalisasi, teknologi menjadi sesuatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-sehari, termasuk bagi perempuan. Siapa yang masih berpikir bahwa yang melek teknologi itu hanya identik dengan kaum pria saja? Nah, ternyata teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki. Adapun perempuan sering kali hanya sebagai objek. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TIK. Padahal, kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia. Tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa jika diberdayakan dengan baik. (lipi.go.id, 23/04/2019) Teknologi ini seperti dua sisi mata uang. Artinya, ia akan bermanfaat jika digunakan oleh orang yang tepat. Namun sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kita tidak bijak menggunakannya.   Nah, tentu di era Revolusi Industri 4.0, pere...

Liburan ke Kampung Halaman

Alhamdulillah tak terasa sudah lebih dari dua minggu saya menuliskan tentang aha momen bersama Sabrina, khususnya tentang apa yang senantiasa membuatnya berbinar. Saya pribadi mencatat bahwa sesuatu yang membuat Sabrina berbinar adalah sesuatu yang sering sekali dilakukannya atas inisiatifnya sendiri. Hal tersebut dilakukannya berulang kali hingga membuatnya begitu "anteng" bereksplorasi, bahkan tanpa sadar beberapa kerjaan rumah saya bisa selesai ketika Sabrina bermain sendiri. Indikator lainnya yaitu bagaimana ekspresi Sabrina yang ketika melakukan suatu hal begitu bersemangat, berteriak kegirangan dengan wajah penuh senyuman. Ya, bernyanyi misalnya. Hal itu yang selalu membuatnya begerak dan tertawa penuh kebahagiaan.  Aktivitas lain yang selalu membuat Sabrina berbinar adalah berjalan-jalan. Melihat sekelilingnya entah itu pasar, perpustakaan, maupun alam terbuka. Ya, walaupun mungkin Sabrina juga bukan tipe yang mudah berbaur, tapi setidaknya dia begitu menikmati sebua...