Skip to main content

Bertualang Mencari "Buddy"

Tak terasa perjalanan di kelas Ulat-Ulat sudah memasuki pekan terakhir. Alhamdulillah bersyukur bisa sampai di tahap ini meskipun harus tertatih-tatih. Pekan terakhir Kelas Ulat-Ulat, kami diberi tantangan untuk menemukan "Buddy". Apa itu buddy? Buddy adalah orang yang dekat dengan kita, selalu bersama dalam suka dan duka, dan teman seiring seperjuangan kita dalam menghadapi setiap tantangan. 

Alhamdulillah Allah mempermudah saya untuk menemukan buddy yang "klik", yang tidak lain adalah teman di kelas Bunsay Depok. Ya, beliau adalah Bunda Annisa Novita Dewi atau sering disapa Mak Vivi. Betapa bahagianya ketika Mak Vivi menyambut hangat lamaran saya. Tak perlu waktu lama, kami pun langsung "nyambung" untuk ngobrol saling berbagi peta belajar, ilmu apa yang sudah didapatkan sampai dengan tahap ulat-ulat, termasuk ngobrol untuk mengalirkan rasa selama di perkuliahan Bunda Cekatan.

Banyak hal yang sama yang kami rasakan selama mengikuti perkuliahan Buncek. Mak Vivi bercerita kalau beliau excited dengan cara-cara belajar di kelas bunda cekatan ini, baik di telur-telur maupun ulat-ulat. Namun, Mak Vivi merasa sudah "kenyang" namun nutrisi makanannya belum membuat tumbuh dengan baik. Artinya bekal ilmu yang dilahap belum sampai diaplikasikan secara maksimal. Karena beliau adalah tipe yang jika tidak segera diaplikasikan  takut ilmunya keburu hilang tanpa sempat praktek.

Mak Vivi juga bercerita kalau beliau semakin paham mana ilmu yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang belum terlalu dibutuhkan.  Yang ternyata mungkin tidak sesuai dengan mindmap utama. Semua ilmu jadi terasa penting, namun jika menganalisa pengalaman di kelas ulat-ulat, Mak Vivi memilih ilmu berdasarkan enjoy/tidak di kelas tersebut.

Misalnya saja, Mak Vivi belum bisa enjoy di keluarga manajemen emosi  karena terlalu banyak anggotanya, padahal isinya "daging". Sedangkan di kelas manajemen belajar, lebih bisa bereksplorasi, begitupun di kelas manajemen ruhiyah meskipun jadi silent reader, tapi Mak Vivi merasakan lebih fokus untuk belajar. Jadi intinya, Mak Vivi memilih ilmu yang enjoy dinikmati dengan cara online seperti (kelas buncek), sedangkan ilmu lainnya (seperti manajemen emosi) lebih memilih mencarinya di luar buncek karena ingin lebih fokus menikmati prosesnya.

Dari aliran rasa Mak Vivi saya ada kata-kata yang menjadi reminder untuk saya pribadi, yaitu "Belajar di Bunda Cekatan bukan hanya soal bagaimana menyerap ilmunya, tapi belajar empati dengan sesama pencari ilmu dan mengikat ilmu dengan cara berbagi". That's the poin! sama seperti dongeng Bu Septi tentang makna memberi memberi dalam proses menuntut ilmu.

Harapan yang sama pun ternyata terucap dari Mak Vivi, yaitu bisa struggle dengan kejutan-kejutan di kelas selanjutnya. Alhamdullillah kami berdua saling berkomitmen untuk bisa sama-sama menyemangati untuk memasuki tahap selanjutnya, yaitu kelas kepompong.

Setelah saling berbagi aliran rasa akhirnya saya berpikir untuk memberikan Mak Vivi "bekal" menuju kelas kepompong berupa resume manajemen emosi serta optimasi sosial media. Karena Mak Vivi belum melahap banyak makanan terkait dua hal ini, sedangkan keduanya ada di mindmap Mak Vivi. Tak lupa saya pun sertakan kumpulan quotes penyemangat hasil refleksi perjalanan saya selama kuliah Buncek. Link bisa dilihat di sini

Alhamdulillah Mak Vivi merespon positif bekal sederhana dari saya. Semoga beberapa bekal ini bisa menjadi pengingat bagi diri saya pribadi termasuk untuk Mak Vivi supaya kami bisa sama-sama melewati fase selanjutnya dengan semangat dan bahagia😊


[Bekal untuk Buddy]
Di pekan terakhir kelas Ulat-Ulat ini akhirnya saya banyak melakukan refleksi terhadap perjalanan di kelas Buncek yang sudah saya lewati hingga fase ini, sekaligus terus meluruskan niat dan mengumpulkan energi untuk melangkah ke fase selanjutnya. Mari kita sama-sama bergenggaman erat untuk bertualang dengan bahagia!

"Dalam proses menuntut ilmu, mungkin kita bisa saja belajar mandiri. Namun, dengan memiliki seorang 'buddy' kita akan belajar tentang arti berbagi. Karena hakikatnya, belajar itu tidak sekedar membutuhkan 'materi' , tetapi juga mengasah empati kita untuk saling memberi"

#janganlupabahagia
#jurnalminggu8
#materi8
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Comments

Popular posts from this blog

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany...

Yuk Kita Berbagi Hadiah

Setelah pekan sebelumnya kami berkenalan dengan teman-teman dari regional lain di Virtual Camp dan mengenal apa keluarga favoritnya, maka pekan ini kami diminta untuk memberi hadiah kepada teman-teman yang sudah kami kenal tersebut. Kami diminta untuk memilih minimal 3 orang teman yang dianggap paling berkesan untuk diberi hadiah berupa "makanan" kesukaanya. Nah, bagi saya pribadi sebenarnya saat berkenalan dengan sebelas orang teman baru di pekan sebelumnya, masing-masing memiliki kesan tersendiri. Namun, ada beberapa yang memang sampai membuat saya berbinar dan mendapat banyak inspirasi. Tantangan di tugas pekan ini adalah bagaimana kita mampu meramu "makanan" kesukaan teman kita, meskipun mungkin kita tidak suka dengan makanan itu. Ya, kami sebenarnya diperbolehkan untuk belanja "makanan" dari toko seperti google. Namun, bagi saya pribadi ada baiknya untuk mengemas dan meramu makanan itu sebelum dikirim kepada teman-teman yang lain. Saya pribadi ber...

Belajarnya Seorang Ibu

Alhamdulillah setelah sekian lama tidak "upgrading" diri sebagai seorang ibu, akhirnya bisa kembali mengikuti seminar tentang anak. Ya, setelah menikah dan punya anak, entah kenapa sepertinya untuk mengedukasi diri itu terasa banyak tantangan. Padahal sih sebenarnya banyak "alasan" saja 😂. Di era berkembangnya multimedia yang begitu pesat, sebenarnya para ibu bisa mengambil banyak manfaat untuk mengedukasi dirinya. Kemudahan akses informasi melalui teknologi multimedia membuat sesuatu yang awalnya sulit dijangkau kini dengan mudah berada di depan mata. Bisa diibaratkan hanya dengan tombol "klik" di papan keyboard laptop atau hp nya, kini para ibu bisa mendapat beragam informasi dalam waktu sekajap. Kita bisa memulai dengan pertanyaan sederhana di pagi hari. "Apa yang ingin saya ketahui hari ini?". Nah, dari pertanyaan itu mungkin akan muncul rentetan pertanyaan lain setiap harinya. Beberapa mungkin ada yang relevan dengan kejadian yang kita...