Skip to main content

Self Healing dengan Latihan Tidur Berkualitas

Banyak hal dalam keseharian kita yang sering disepelekan. Padahal menjadi salah satu kunci yang mempengaruhi produktivitas. Salah satunya adalah masalah tidur. Bagi sebagian orang mungkin tidur dianggap sebagai kebutuhan yang bersifat otonom yang tidak akan ada kendala. Memang, tidur merupakan kebutuhan jasmani yang muncul dari stimulus internal yaitu fisiologis tubuh kita. Berarti secara teori ketika kita ngantuk seharusnya akan mudah tidur terlelap dan bangun dengan segar untuk beraktivitas. Sayangnya pada sebagian orang, termasuk saya pribadi, ada kendala tersendiri untuk merealisasikan ini. Oleh karena itu, tidur yang berkualitas menjadi salah satu hal yang harus saya latih di #tantangan30hari ini. Apalagi beberapa hari terakhir, waktu tidur yang kurang dan tidak nyenyak membuat emosi saya juga kurang stabil.

Sejak menikah, saya sering berdiskusi dengan suami untuk meminta saran dan tips kenapa beliau sangat mudah sekali tidur dengan lelap. Bisa dibilang jika sudah ngantuk dalam hitungan menit saja sudah terpejam, meskipun suara anak-anak masih ribut bermain. Lain halnya dengan saya yang sering sekali bermimpi, masih membawa "pikiran" di tengah tidur, hehee..maklum emak-emak sebelum tidur masih memikirkan cucian piring yang menumpuk. Belum lagi berpikir besok mau masak apa. Kebiasaan multitasking itu tanpa sadar sedikit demi sedikit menggeser fokus para emak bahkan sekedar untuk peduli dengan kebutuhan dirinya. Maka, self care dan self healing menjadi salah satu fokus utama yang saya pelajari saat ini.

Beberapa hari terakhir, badan saya drop, imunitas menurun, dan akhirnya mempengaruhi produktivitas.  Saya sadari benar salah satu faktornya adalah karena jam tidur yang berantakan. Badan saya sudah merasa lelah tapi pikiran saya masih dipaksa untuk ON. Ritme tidur saya sempat berubah drastis. Memang saya sudah memulai tidur lebih awal bersama anak-anak, dan itu memang membuat badan lebih rileks. Namun, tengah malam saya akhirnya terbangun dengan kondisi ON. Alhasil saya mengisi waktu dengan membaca buku, membuka HP, dsb. Mungkin itu yang akhirnya membuat badan saya lemas di pagi hari. Intinya jam tidur itu penting untuk diatur!

Hari ini saya berlatih mengikuti tips suami, menjauhkan HP,  mengatur lampu kamar lebih redup supaya bisa tidur. Nah, hasilnya? Masih susah, hehee..teriakan anak-anak yang mencari bundanya, minta ditemani bermain, dsb membuat saya sulit memejamkan mata. Untuk latihan hari ini saya memberi badge need improvement, karena jujur saya belum bisa enjoy menjalani ini, bahkan belum bisa sampai pada target yang diinginkan.

Akhirnya hari ini saya mendapat banyak pembelajaran bahwa terkadang kita lupa mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan dalam kehidupan. "Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karuniaNya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya" (QS Al-Qashash [28]: 73).

#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#day6

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany