Skip to main content

Mengoptimalkan Produktivitas dengan Qailullah

Alhamdulillah, tidak terasa sudah sepekan saya melalui #tantangan30hari. Dalam jurnal pembelajaran yang saya tulis setiap hari, saya semakin menyadari bahwa self healing merupakan sebuah PROSES tanpa henti, yang memerlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk terus memperbaiki diri. Ya, tidak ada tips cepat dan instan, kecuali adanya kesadaran dari diri kita untuk melakukan self healing.

Ketika kemarin latihan tidur berkualitas saya masih belum sesuai target, hari ini saya coba upayakan untuk berlatih 'tidur siang' (qailullah), yang menurut referensi dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Karena beberapa pekan terakhir masalah tidur ini benar-benar mengganggu produktivitas saya, termasuk membuat emosi dan fisik saya tidak stabil, maka saya benar-benar concern untuk meningkatkan kualitas tidur.

Setelah membaca berbagai referensi, akhirnya saya menemukan benang merah bahwa kita harus memahami setiap hak dan kebutuhan diri kita sendiri, termasuk di dalamnya kebutuhan untuk tidur dan istirahat. Apalagi bagi para ibu yang berjibaku dengan urusan rumah tangga, terkadang lupa untuk sekedar merebahkan dirinya sebentar. Sebenarnya bukan untuk bermalas-malasan, tapi justru untuk mengumpulkan energi untuk melakukan rutinitas hariannya.

Hari ini, setelah menemani anak pertama saya belajar, saya meniatkan diri untuk qailullah sambil ngelonin anak kedua saya. Saya jauhkan HP, saya mencoba fokus menyusui sambil menatap dan mengusap si adek yang mulai terlelap. Tanpa sadar energi positif mengalir dalam diri saya, sambil mensyukuri setiap detik waktu saya sebagai ibu. Mencoba "melupakan" sejenak apa yang ada di luar sana, dan alhamdulillah saya tertidur dengan nyenyak. Masyaallah, meskipun tidak lama, tapi benar-benar bisa membuat badan dan fikiran saya fresh lagi, seperti recharge energi untuk melanjutkan tugas domestik.

Hari ini saya memberikan badge very good, karena saya sangat menikmati latihan self healing hari ini, dan memang mencapai target yang ditentukan. Alhamdulillah, badan terasa ringan dan pikiran terasa tenang.

#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#day7

Comments

Popular posts from this blog

Peran Adab dalam Memerangi Pergaulan Bebas

Presentasi hari kedua tantangan level 11 disampaikan oleh Mbak Risca, Mbak Suci, Mbak Thifal dan Mbak Rohmah. Pemaparan diawali dengan menyampaikan data-data terkait pergaulan bebas di kalangan remaja. Dilansir TirtoID (2016), BKKBN 2013 lalu menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Kondisi ini menyumbang peranan besar dalam jumlah kematian ibu dan anak. Di samping itu, Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi pada 2013 juga menyebut, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempuan setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi, 30% di antaranya oleh remaja. Untuk itu, United Nations Departmen of Economic and Social Affairs (UNDESA) pada 2011 masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan persentase pernikahan dini pada peringkat 37. Menurut BKKN dengan peringkat itu, Indonesia merupakan negara kedua di ASEAN dengan persentase pernikahan dini tertinggi setelah Kamboja. Fitrah Seksualitas pada Usia Remaja Fitrah seksualita

Apa Perasaanmu Hari Ini?

[Dokumentasi pribadi] Perjalanan membersamai tumbuh kembang anak pertama sungguh memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi untuk memahami peran seorang ibu. Episode awal menjadi seorang ibu dipenuhi oleh pengalaman yang memungkinkan seorang ibu menjadi orangtua "sumbu pendek". Betapa tidak, hampir setiap jam terdengar tangisan dari seorang bayi kecil di hadapannya. Entah karena lapar, kepanasan, bosan, dsb. Episode berlanjut dengan fase di mana anak mulai sering tantrum. Saat itu saya terkaget-kaget menyaksikan seorang anak balita di hadapan saya yang menangis menjerit tiada henti, bahkan sambil berguling-guling, terkadang meronta. Berbagai jurus pun mulai dicoba mulai dari mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan makanan kesukaannya, mengajaknya keluar melihat teman bermainnya, bahkan menyodorkan gadget berupa video yang bisa membuat tangisannya mereda. Namun, ternyata berbagai cara tersebut juga terkadang tidak berhasil membuat anak berhenti menangis. Nah, y

Asyiknya Bermain Air!

Aktivitas bermain yang hampir tidak pernah ditolak Sabrina adalah bermain air. Bahkan tanpa difasilitasi pun, seringkali Sabrina sudah anteng bermain air, alias inisiatif ke kamar mandi. Membawa mainan untuk dicuci atau sekedar bermain sabun dan inisiatif ingin wudhu sendiri. Tentu akibatnya baju basah dan tak jarang membuat saya yang sedang melakukan aktivitas lain, semisal memasak harus berhenti dahulu. Sekedar memastikan bahwa bermain airnya masih "aman" 😬. Hari ini, saya coba memberikan stimulasi kepada Sabrina untuk mengeksplorasi air. Mulai dari memberikan pewarna makanan ke air hingga proses menuang dan membandingkan kuantitas air. Ya, tujuan utamanya untuk melatih motorik halus bagi Sabrina, bagaimana berusaha hati-hati dalam menuang air supaya tidak tumpah dan belajar mengenal kuantitas. Seperti biasa dalam proses belajar selalu ada hal yang di luar prediksi. Artinya apa yang saya sediakan terkadang dieksplorasi sesuai dengan imajinasi Sabrina. Saya sengaja hany